Winamp Akan Kembali dengan Wajah Baru, Yakin Bakal Saingi Spotify dan YouTube?

Winamp itu pemutar musik penuh nilai nosltagia. Kalau diperbarui, pengalaman penggunanya mungkin tak seindah kenangan.

ilustrasi Winamp Akan Kembali dengan Wajah Baru, Yakin Bakal Saingi Spotify dan YouTube? mojok.co

ilustrasi Winamp Akan Kembali dengan Wajah Baru, Yakin Bakal Saingi Spotify dan YouTube? mojok.co

MOJOK.CO Generasi milenial merayakan nostalgia jika Winamp kembali hadir dengan wajah baru. Sayangnya kita perlu skeptis, bakal menggeser popularitas Spotify dan Youtube nggak ya?

Winamp sebagai aplikasi pemutar musik yang populer pada 90-an memang banyak sekali membawa kenangan. Saya ingat betul memutar lagu-lagu Flanella, Lobow, Samsons, dan Kerispatih melalui aplikasi ini di Windows 98 pentium 4. Dengan perangkat itu, saya sudah merasa kayak hacker yang keren. Pada masa itu, Spotify masih dalam kandungan, YouTube belum seluas sekarang untuk digunakan.

Kalau nganggur banget, dulu saya selalu menyempatkan untuk gonta-ganti skin Winamp. Favorit saya adalah tema Halloween dan kepala hijau (green head skin). Nggak cuma itu, memutar musik di Winamp memungkinkan kita menyalakan fitur visualization. Hmmm, gimana ya saya harus menggambarkannya. Visualization itu tampilan visual abstrak yang bergerak menyesuaikan musik. Bentuknya aneh-aneh, kayak otot warna-warni yang disetrum.

Radionomy sebagai perusahaan induk Winamp beberapa hari yang lalu mengumumkan kebangkitan kembali layanan pemutar musik ini. Mereka sudah merancang desain baru Winamp dan membuat sebuah taglineWinamp for next-generation.”

Konon, bakal ada banyak perubahan dan penyesuaian untuk Winamp, seperti fitur mendengarkan podcast dan radio yang dulu tak pernah ada. Radionomy bahkan sudah meluncurkan versi Beta dan bisa diunduh terbatas untuk kepentingan pengujian. Beberapa musisi juga digandeng untuk turut mengukur pengalaman mereka menggunakan Winamp yang baru.

Sayangnya, belum ada detail khusus yang membahas bagaimana bentuk aplikasi ini sebenarnya. Kita belum bisa membayangkan apakah Winamp bakal hadir menyaingi Spotify dan YouTube yang punya versi premium atau justru sepenuhnya gratis.

Apakah tetap jadi pemutar musik layaknya Windows Media Player, KMP, dkk? Apakah bakal bisa diunduh lewat ponsel dan jadi aplikasi pemutar musik dari beberapa sumber? Apakah akan dihubungkan dengan internet atau tetap mempertahankan nilai nostalgia? Kita tidak tahu.

Winamp memang pernah begitu diidamkan di eranya. Aplikasi ini favorit anak muda yang baru mengenal internet. Musik yang diputar melalui aplikasi ini bukanlah musik streaming, melainkan file dengan format mp3 yang bisa jadi baru diunduh lewat Stafaband.

Pengumuman yang dibuat Radionomy kemarin menjadi ramai dibahas dan diperbincangkan bukan karena bagaimana Winamp yang baru diluncurkan, melainkan karena nilai nostalgia yang dihadirkan Winamp versi lama. 

Generasi milenial yang telah tumbuh dewasa bersama perkembangan teknologi sebetulnya sangat merindukan kesederhanaan yang dihadirkan Winamp dulu. Kesederhanaan yang pada masanya terasa begitu kompleks.

Saya langsung membayangkan aktivitas “main komputer” yang begitu menyenangkan ketika SMP. Sepulang sekolah saya rela nggak main bersama kawan-kawan karena saya pengin pergi ke warnet, mengunduh beberapa lagu dan gambar untuk diputar di komputer tabung saya di rumah. Kalau sedang beruntung, saya dapat bilik warnet yang komputernya sudah menyediakan segudang lagu-lagu terbaru yang bisa “dibajak”.

Winamp banyak membawa kenangan manis karena kita kerap memandang tampilan visualnya ketika mendengarkan lagu. Mengganti skin sampai bosan, dan menyalakan visualization sambil menikmati setiap melodi yang terdengar. Pemutar musik ini kaya akan kenangan yang terikat zaman.

Jika Winamp versi baru diluncurkan, saya pikir ini justru berbahaya. Pertama, pihak pengembang mungkin saja hanya bermaksud melakukan pembaruan untuk menyesuaikan pemutar musik ini dengan zaman. Tentu saja ini berlawanan dengan nilai nostalgia pengguna. 

Kedua, Winamp nyaris tak lagi digunakan bukan karena ia menjadi membosankan. Kita semua merasa tak butuh lagi pemutar musik karena layanan streaming seperti Spotify dan YouTube sudah hadir. Tanpa mengunduh, tanpa membajak, semua lagu dengan lisensi resmi bisa kita dengarkan. Lalu, untuk apa Winamp dihadirkan kembali?

Nah, itu pertanyaan besar yang jawabannya: ya buat cari cuan lah!

Di luar itu semua, kita memang perlu sabar dulu. Menunggu Winamp versi baru keluar, dan menilainya secara adil. Siapa tahu mereka memang punya sebuah inovasi besar yang bakal mengubah cara orang mendengarkan musik. Siapa tahu mereka memang punya cara yang cukup unik buat menggeser Spotify dan YouTube.

BACA JUGA 6 Lagu Indonesia yang Bisa Bawa Pikiran Travelling ke 2005 dan artikel lainnya di POJOKAN.

Exit mobile version