Tribunnews Adalah Media Terbaik di Indonesia, Saya Akan Tunjukkan Mengapa

tribunnews media sampah pemancing clickbait ari askhara susi pudjiastuti mojok.co

tribunnews media sampah pemancing clickbait ari askhara susi pudjiastuti mojok.co

MOJOK.COPokoknya Tribunnews gela, gela, gela. 

Kasus pemecatan Dirut Garuda Ari Askhara masih hangat. Petinggi-petinggi baru BUMN masih berdatangan. Beberapa minggu lalu mantan menteri kesayangan Indonesia, Susi Pudjiastuti, diisukan akan jadi petinggi Perindo (BUMN perikanan, bukan yang partai). Di tengah situasi demikian, empat hari lalu Tribunnews menayangkan berita berjudul “Susi Pudjiastuti Gantikan Ari Askhara Jadi Dirut PT Garuda Indonesia, Terkait Kasus Harley Davidson”.

Kabar ini jelas breaking. Tak ada media yang mampu menangkapnya lebih dulu, hanya Tribunnews yang sanggup. Akhirnya! Akhirnya! Salah satu menteri terbaik yang Indonesia punya, yang tersingkir dari kalkulasi politik Jokowi periode kedua karena tidak mau berkompromi pada penyelewengan, bisa menujukkan tangan besinya lagi.

Berita itu dipecah menjadi empat halaman. Kebiasaan Tribunnews sejak lama yang kini jadi penyakit karena mulai diikuti Detik, Okezone, Tempo, dan saudara Tribun, Kompas. Saya membuka halaman pertama.

Bajingan, batin saya. Isinya cuma penjelasan kasus pemecatan Ari Askhara karena menyelundupkan motor gede Harley Davidson dan sepeda Brompton.

Di halaman kedua, reporternya mulai menulis bahwa sejak dipecatnya Ari Askhara, muncul usulan di Twitter agar Susi Pudjiastuti menjadi pemegang tampuk direktur utama di Garuda Indonesia.

Yaelah. Kalau ngikutin maunya anak-anak Twitter, segala jabatan di Indonesia mah bakal dikasih ke Susi semua.

Saya mengeklik halaman ketiga. Masih lanjutan kutipan twit-twit yang pengin Susi masuk BUMN. Kalau tidak biasa mengikuti obrolan di satu akun, obrolan di Twitter bisa menjebak kita untuk salah percaya. Yang satire kadang dikira serius. Yang serius sering dikira satire. Kalau anak Twitter bilang Kidzania itu BUMN yang bergerak di segmen hiburan anak dan selama ini kita nggak pernah tahu, masak ya kamu mau langsung percaya.

Menjelang akhir halaman ketiga, subjudul “Nama Susi Semppat Disebut-sebut Bakal Masuk ke BUMN” muncul. Itu saya kutipkan lengkap sama saltiknya.

Halaman ketiga ini diakhiri dengan pernyataan bahwa Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga pernah mengatakan, ada mantan menteri dan mantan wakil Menteri yang akan jadi petinggi BUMN. Sekiranya ini sudah terjawab ya ketika Ignasius Jonan resmi diumumkan sebagai Dirut PLN.

Masuk ke halaman empat. Tribunnews menulis bahwa Arya Sinulingga justru bertanya dari mana orang-orang mendapat gosip bahwa Susi Pudjiastuti akan masuk ke Garuda. “Informasi darimana, ya?” Demikian kutipan Arya yang ditulis Tribunnews, persis dengan saltiknya yang nulis “darimana” kok digabung.

Tribunnews kemudian menutup halaman keempat sekaligus keseluruhan berita itu dengan mengutip bantahan Susi bahwa dia nggak akan masuk BUMN mana pun. Susi bilang, isu itu cuma ramai di media sosial saja.

Dan memangnya, orang gila mana yang mau mempekerjakan pemilik maskapai penerbangan lain di perusahaan kompetitornya?

Sudah. Berita selesai. Bajingan kan. Anda kesal? Saya apalagi. Untuk menulis artikel ini, ada kali saya nyumbang 15 klik cuma buat baca 1 artikel yang sama. Bolak-balik mulu dari halaman 1, 2, 3, 4, ke 3, ke 2, ke 1.

Biar kesalnya makin mantap, saya akan tunjukkan struktur berita di atas halaman per halaman biar Anda tahu, kita yang baca Tribunnews memang dikerjai bener. Jangan, jangan Anda buka link berita itu. Cukup saya saja yang kadung nyumbang 15 klik.

Struktur berita Tribunnews “Susi Pudjiastuti Gantikan Ari Askhara Jadi Dirut PT Garuda Indonesia, Terkait Kasus Harley Davidson”

Halaman 1
judul
foto
iklan
isi 3 paragraf
video berita
2 paragraf
kolase foto Ari Askhara dan Erick Thohir
5 paragraf
halaman selanjutnya

Halaman 2
iklan
subjudul
2 paragraf
iklan
1 paragraf
foto Susi Pudjiastuti
6 paragraf
halaman selanjutnya

Halaman 3
judul
iklan
3 paragraf
iklan
7 paragraf
halaman selanjutnya

Halaman 4
sisa kalimat dari halaman sebelumnya yang isinya cuma “lama kompas.com”.
foto Arya Sinulingga
2 paragraf
iklan
3 paragraf
2 rekomendasi “Baca Juga”
8 paragraf
kredit penulis dan media
keterangan bertuliskan “Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Direktur Utama Garuda Ari Askhara Dipecat, Warganet Usulkan Susi Pudjiastuti Jadi Pengganti

Sudah ditipu sama judul pembohong, ngeklik empat kali (kalau baca normal), dihajar enam iklan AdSense, ternyata berita ini CUMA TULISAN ULANG DARI WEBSITE TRIBUNNEWS SENDIRI.

Berita tersebut kini sudah diganti judulnya menjadi “Susi Pudjiastuti Gantikan Ari Askhara Jadi Dirut PT Garuda Indonesia, Terkait Kasus Harley Davidson”. Tapi Anda masih bisa tracking judul lamanya dari URL berita itu. Judulnya pasti diubah karena protes pembaca, apa lagi kalau bukan itu? Dan apakah Tribunnews minta maaf? Edan po. Ya nggak mungkin lah.

Tribunnews kini situs web nomor satu di Indonesia, sudah agak lama mengalahkan Detik yang dalam periode panjang sempat jadi raja. Di situs pemeringkatan web Similarweb, Tribunnews ada di peringkat keempat di bawah Google.com, Youtube.com, dan Facebook.com.

Menurut web yang sama, ada 237 juta kunjungan ke web Tribunnews setiap bulannya. Menurut penuturan Pemimpin Redaksi Tribunnews Dahlan Dahi, mereka punya 120 juta pengunjung aktif tiap bulan (ia dengan bangga membandingkannya dengan YouTube yang cuma punya 5 juta monthly active users).

Tribunnews boleh bangga mereka kini nomor satu. Mereka memang media terbaik di Indonesia. Terbaik dalam hal menjadi top of mind di kepala anak muda tentang contoh media buruk. Media mana lagi coba, yang sampai dibikinin tips cara menghindari kontennya kayak gini.

BACA JUGA Beredar Tips Menghindari Artikel Tribunnews di Google atau artikel marah-marah lain di rubrik POJOKAN.

Exit mobile version