MOJOK.CO – Membonceng anak yang sedang mengantuk bisa jadi aksi berbahaya. Butuh keseimbangan yang fokus yang prima. Berikut saya sajikan tips menjaga anak.
Saya punya dua keponakan. Yang satu sudah SMA, satunya lagi masih kelas 2 SD. Kebetulan, karena pekerjaan saya dulu bisa dikerjakan dari rumah, saya kebagian mengasuh dua ponakan itu. Terutama ketika ibu saya, yang mana nenek dari dua keponakan itu, lagi sibuk ngurus bisnis katering.
Ini situasi yang terjadi ketika mereka belum bersekolah. Tentu di masa yang berbeda. Nah, ketika masuk jam tidur siang, keduanya punya satu kesukaan, yaitu dibonceng keliling kampung naik motor. Dan kebetulan yang kedua, mereka berdua gampang banget tertidur ketika dibonceng motor. MODYAR.
Sebagai paman yang membaca tips menjaga anak cuma sambil lalu, kejadian itu sangat merepotkan. Pun, sejauh ingatan saya, di dalam artikel-artikel tips menjaga anak tidak pernah dijelaskan mengatasi kerumitan ini. Padahal, membonceng anak kecil di depan, biasanya balita adalah pekerjaan yang tricky. Salah-salah, kamu bisa nyungsep ke sawah atau nabrak tiang listrik.
Apalagi ketika si anak memberontak, lalu nangis. Bayangin, kamu bonceng anak kecil dan si anak nangis kenceng banget. Bisa-bisa yang ada kamu disangka culik lalu dihajar warga. Runyam. Belum kalau si anak ngantuk. Kamu dipaksa akrobat. Tangan kanan memegang tuas gas, sementara tangan kiri memeluk si anak di bagian perut. Belum kalau lewat polisi tidur. MODYAR.
Nah, berdasarkan pengalaman bertahan hidup di momen-momen berbahaya itu, saya ingin membagikan tips menjaga anak ketika dibonceng. Dan ngantuk.
Selendang bukan pilihan
Banyak orang tua, atau paman masih muda seperti saya, yang memilih selendang. Jadi, badanmu dan badan si anak dililit pakai selendang. Nah, sejurus pengalaman saya mempraktikkan tips menjaga anak ini, selendang bukan pilihan bijak.
Kenapa? Karena si anak cepat bosan. Bisa terjadi, perhatian si anak teralihkan oleh bebek di sawah. Mereka pasti minta turun dari motor untuk mendekati si bebek. Mau nggak mau, kamu harus melepas lilitan selendang. Nanti ketika si anak puas mengagumi bebek, kan kudu jalan lagi naik motor.
Sering terjadi, orang tua–biasanya bapak–atau paman yang masih muda seperti saya, tidak bisa melilitkan selendang dengan benar. Kalau kurang kencang, lilitan bisa terlepas dan si anak gogrok ke jalan. Kalau terlalu kencang, pasti nggak nyaman, bahkan bikin sesak.
Bisa saja terjadi, karena kamu nggak bisa ngurusin selendang, si anak nangis kenceng banget pengin lihat bebek. Apa yang kamu kamu lakukan? Ingat, bisa-bisa kamu dianggap culik dan dihajar warga. Sementara itu di sawah, kawanan bebek akan keheranan lihat kamu yang panik menenangkan si bocah sambil membantin: “Dih, apaan, sih.”
Melatih kelenturan tangan dan keseimbangan
Nah, karena selendang bukan pilihan, tips menjaga anak yang bisa kamu lakukan adalah melatih kelenturan tangan, sekaligus keseimbangan. Kelenturan tangan bukan berarti nggak kuat, ya. Tangan kirimu harus tetap kuat menjaga badan di anak. Sementara itu, keseimbangan naik motor adalah krusial dan nggak bakal kamu temukan di ujian-ujian SIM.
Nah, supaya tangan kiri tidak kebas, kamu harus tahu kapan saatnya memindahkan posisi duduk si bocah. Kamu harus piawai menggeser duduk si bocah dari jok bagian depan ke paha kiri. Tangan kiri menarik badan, bukan menyentak. Ingat, yang kamu bawa itu anak manusia, bukan karung beras.
Dengan memindahkan posisi duduk si bocah, posisi tangan kirimu juga akan bergeser. Setidaknya, tangan yang tetap bergerak membuat tanganmu nggak kebas atau kesemutan. Hati-hati dengan polah si bocah. Kamu harus responsif. Kalai si bocah salto, kamu harus bisa merespons. Fokus, perhatianmu jangan mudah teralihkan oleh apa pun, termasuk pedagang cilok atau mbak-mbak bahenol yang kebetulan papasan.
Kelenturan dan keseimbangan sangat ditentukan oleh fokus. Sekali silap, kamu bisa nyungsep. Kalau kamu sendiran, sih, nggak papa. Ingat, kamu bawa anak manusia, bukan bayi gajah.
Tips menjaga anak paling ultimate: jangan malu
Ya, jangan malu untuk membonceng anak kecil biar dia cepat tidur siang. Kamu akan dipaksa untuk ngoceh sepanjang jalan. Bahkan bisa juga kamu harus ikut menyanyi biar perhatian si anak nggak teralihkan ke bebek di sawah.
Keponakan saya yang sudah kelas 2 SD nggak mau lagi dibonceng di depan. Dia maunya di belakang. Nah, menjadi masalah ketika dia ngantuk. Tanganmu akan kesulitan menjangkau si bocah di belakang.
Kebetulan, keponakan saya yang satu ini suka sekali sama Michael Jackson. Lagu favoritnya adalah Beat It. Dasar anak zaman sekarang. Udah nggak kenal lagi Enno Lerian yang suka nanya kamu makannya apa saya juru masaknya.
Ketika ponakan saya sedang menggumam lagu Beat It, saya berusaha mengikut iramanya. Untuk apa? untuk ikut menyanyi atau menggoyangkan badan. Kalau badan saya goyang, badannya ikut goyang. Kantuk bisa diusir. Tak ayal, pengendara lain sering memandang saya dengan tatapan heran atau geli. Terutama pas di lampu merah. Tapi ya, bodo amat. Keselamatan lebih penting.
Nah, itu tadi tips menjaga anak ketika dibonceng ketika nggak ngantuk. Silakan tambahkan di kolom komentar kalau kamu punya tips yang lebih jitu. Siapa tahu, nanti kita bisa kolaborasi nulis buku tips menjaga anak.
BACA JUGA Dear Ibu-Ibu yang Bawa Bayi Nangis di Pesawat… atau tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.