MOJOK.CO – Tersanjung karena dibilang orang paling baik adalah pujian maha dahsyat. Sampai kita tahu ini adalah trik Insta Story #weshouldalwaysbekind.
Apresiasi luar biasa buat kreator kampanye #weshoulalwaysbekind yang akhirnya viral dan mengaduk-aduk moral. Saya yain kampanye ini dibuat dengan niat yang baik dan tulus. Terlepas dari efek geli-geli belut listrik yang akhirnya jadi polemik di kalangan orang yang kecewa.
Sebelumnya ada yang agak bikin saya gemas. Pertama karena “the most kind person I’ve ever known” itu agak nggak tepat. Harusnya kan “the kindest person I’ve ever known”. Tapi ya udah sih, sama-sama tahu artinya.
Seperti layaknya orang lain, saya melihat foto profil saya didapuk sebagai orang paling baik bagi teman saya melalui sebuah unggahan Insta Story dengan tagar #weshouldalwaysbekind. Sekali lagi, orang paling baik. Sekilas saya memikirkan apa yang baru saya perbuat sama teman saya itu akhir-akhir ini. Saya memang pernah sekali bertemu dengannya di tengah social distancing, saya juga terlibat proyek probono, katakan saja ini sebagai sebuah ‘amal’ yang saya rasa ini biasa saja karena saya cuma bantu publikasi.
Lalu pikiran saya melayang pada bagaimana curhatan-curhatannya di malam terburuk baginya. Ooh, mungkin karena itu. Saya jadi ingat betapa dia menangis di telepon ketika putus dari pacarnya. Di satu titik, saya sangat senang ternyata selama ini cita-cita saya jadi orang baik sudah diakui. Tannpa pikir panjang saya membalas Insta Story #weshouldalwaysbekind darinya tanpa tahu bahwa dia sebenarnya sedang berusaha menyanjung semua orang.
“Wow aku tersanjung.” tulis saya di direct message Instagram.
Teman saya membalasnya dengan emoji peluk. Saya curiga. Karena saya kenal ini orang sudah lama, dan dia orang yang super reaktif. Dia akan membalas lebih dari sekadar emoji. Saya membayangkan dia bakal berterima kasih secara langsung dengan beliin saya paket berbuka Yoshinoya. Ternyata nggak gitu, pemirsa.
Terlepas dari itu semua, saya benar-benar merasa tersanjung dan jadi orang paling baik setongkrongan. Hmmm, saya sempat berpikir misi hidup saya selesai dan kalau saya mati toh sudah ada yang bersaksi saya orang baik.
Saya juga sempat mikir gimana reaksi teman-teman saya yang lain kalau lihat ada foto profil saya yang didapuk sebagai orang paling baik, pasti bakal jadi gosip nih. Teman saya yang tadi cowok soalnya. Wah, prahara, wah…
Ketika belum tahu, saya emang bodoh banget. Tapi saya nggak sendiri, banyak yang menanggung malu lebih parah.
from this , to this
wkwkwk gais kasih paham dong pic.twitter.com/yVbhVHobrm— nadddddd (@notyourbitchesz) May 5, 2020
Teman saya ada yang mengumpat karena kebetulan dia melihat Insta Story macam itu dari mbak-mbak yang sudah lama dia taksir. Bahkan dia sebel banget bukan kepalang karena merasa sudah kena prank. Alih-alih jadi kampanye kebaikan, kampanye ini bikin baper massal.
Saya menyadari betapa gobloknya saya ketika ada teman yang nggak terlalu akrab, tapi pasang foto saya. Pikir saya, ngapain woy, ketemu aja nggak pernah. Ini semua karena saya mengira saya adalah satu-satu orang yang paling baik dibanding teman-teman dia yang lain. Waktu saya mencoba bilang “Makasih loh…” eh balasannya cuma “Wkwkw”. Bangke, saya makin curiga. Saya lalu mampir ke TKP sang kreator lalu saya mendapati bahwa….
Ooh semua orang yang lihat Insta Story #weshouldalwaysbekind bakal lihat foto profil mereka sendiri toh. Pantesan!
Dengan bekal pengetahuan tentang trik sederhana ini, saya pun ikut-ikutan posting di Insta Story saya buat ngetes seberapa banyak orang yang berterima kasih. Jebul nggak ada. Kebanyakan pada bingung, nggak percaya. Sebagian lagi adalah orang yang nggak saya kenal yang kebetulan kepo akun saya dan ge-er.
Akhirnya saya justru jadi agen pencerah yang menjelaskan trik ini sama orang-orang. Tujuannya biar saya nggak merasa bersalah, kedua biar mereka ngga terbang melayang lalu jatuh berkeping-keping kayak saya tadi. Nggak lama kemudian, Insta Story itu saya hapus, nggak sanggup balesin DM-DMnya.
Hingga di titik ini pun sebetulnya saya masih mengapresiasi @sulrod sebagai kreatornya. Tujuannya baik, asli. Namun sayangnya beberapa orang overthinking kayak saya justru kepikiran macam-macam. Kalau tersanjung terbangnya kejauhan, begitu tahu faktanya lalu jatuh dan merasa bodoh.
Begini, kalau kalian berada di lingkungan yang terbiasa dengan hal positif, saling menyanjung dan memuji satu sama lain, kampanye ini sungguh ngasih banyak faedah. Tapi kalau lingkungannya kayak saya, biasa memisuhi satu sama lain sebagai tanda kepedulian, maka hal macam ini bakal aneh banget. Belum lagi kalau ketemu pengguna gaptek yang walau dijelasin sepanjang Anyer-Panarukan tetap nggak paham, maka bubarlah semua tatanan manis ini.
Tetaplah jadi orang baik walau nggak disanjung. Predikat orang paling baik di Insta Story #weshouldalwaysbekind memang semu dan ditujukan ke semua orang, tapi siapa tahu ini sebuah cara yang ngefek buat kalian. Walau ke aku sih no. Kebaikan bukan untuk dilombakan dan dihadiahi piala kok.
BACA JUGA X Æ A-12 adalah Nama Bayi Elon Musk yang Terlalu Nyeleneh dan Bikin Pusing atau artikel lainnya di POJOKAN.