Tepuk Kafir dan Hal-hal yang Harus Kita Simpan Rapat - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Pojokan

Tepuk Kafir dan Hal-hal yang Harus Kita Simpan Rapat

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
14 Januari 2020
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Tepuk kafir yang diajarkan di acara Pramuka di Yogyakarta menuai kecaman. Isu seperti ini memang rentan disantap oleh para penikmat keributan.

Langsung saja saya bilang, tepuk kafir yang diajarkan di acara Pramuka itu salah.

Pramuka yang seharusnya menjadi wadah untuk mengajarkan kekompakan dan menyatukan perbedaan justru diajari suatu yel-yel dengan maksud yang kontradiktif dengan ajaran Pramuka itu sendiri. Tapi, tepuk itu nggak jadi masalah jika diajarin di internal saja.

Sek, hop, pie maksude?

Reaksi di lini masa sosial media tentang kasus tepuk kafir itu memang rata-rata tidak setuju atas kelakuan Pembina tersebut. Tapi di saat yang sama, mereka juga membagi pengalaman kalau pada masa kecil nyanyian seperti ini juga pernah diajarkan saat ngaji.

Toh, nyatanya, tidak serta merta mereka yang pernah menemui nyanyian tersebut menjadi radikal atau menyetujui tindakan tersebut.

Baca Juga:

No Content Available

Begini, mereka yang ngalamin diajari tepuk kafir rata-rata diajari waktu mereka sedang masa-masa mengaji. Ketika konteksnya adalah tepuk itu diajarkan di dalam lingkup pembelajaran agama Islam, hal itu bisa saja nggak salah.

Sebab, konotasi kafir di nyanyian itu bisa saja dipahami bukan pada sosok orang atau kelompok tertentu, melainkan balik ke pihak yang nyanyi sendiri. Ya kalau Islam ya Islam aja, jangan sampai diri ini keluar dari Islam. Kira-kira begitu konteks nyanyian itu.

Hanya saja, hal ini jadi keliru kalau tepuk itu diajarkan pas upacara atau kegiatan umum. Itu kurang bijak namanya, tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya.

Buat lebih mudahnya, ada hal-hal internal yang jika dibagikan ke khalayak umum bakal bermasalah. Guyonan internal di dalam lingkup pertemanan kalian berpotensi menjadi tidak lucu atau malah menyebabkan masalah ketika kalian coba bagikan di luar lingkup pertemanan kalian.

Tepuk kafir itu diajarkan di TPA ya bisa jadi nggak apa-apa, namun tentu bakal jadi masalah kalau diajarkan di luar lingkup itu.

“Tapi jika memang hal tersebut itu diajarkan dalam hal internal, berarti jatuhnya ke doktrin dong?” jawabnya ya memang iya.

Ayolah, kita ini memang hidup dalam doktrin-doktrin yang dijejalkan sedari orok. Doktrin agama, doktrin moral, bahkan doktrin toleransi beragama. Artinya bukan berarti setiap doktrin itu buruk.

Doktrin bisa jadi buruk atau baik pada posisi ketika doktrin tersebut dipraktikkan ke dunia luar, ke realitas sosial. Pada kenyataannya, ketika makin dewasa, kita bisa kok memilah mana yang harus kita percayai erat dan hal yang harus kita pelajari dari dua sisi dengan lebih matang.

Gampangannya begini, mungkin ketika kalian masih SMP-SMA kalian memandang masalah pembantaian PKI dengan sisi hitam putih karena telah didoktrin seperti itu. Makin dewasa, kalian tahu bahwa ternyata masalahnya tidak sesederhana itu.

Nah, pengetahuan baru itu juga kadang-kadang datang dari doktrin dalam bentuk “versi sejarah” yang berbeda. Hanya saja, kita kadang enggan menamai hal-hal yang kita anggap kebenaran itu sebagai doktrin juga. Pada akhirnya konotasi doktrin memang selalu menyasar ke hal-hal buruk saja.

Perkara “tepuk kafir” dalam hal ini juga tidak boleh diperlakukan secara semena-mena, ia harus dilihat dengan pendekatan yang hati-hati.

Perkara ada yang tidak terima dan menganggap hal itu mengkhawatirkan, ya sangat wajar. Kasus intoleransi lagi marak-maraknya, tepuk kafir itu justru malah menambah daftar kekhawatiran pegiat toleransi.

Namun perkara ada yang menganggap itu hal biasa saja (kalau diajarkan dalam internal agama), ya monggo.

Bisa jadi konteks “kafir” di sana bukan untuk menuding pihak-pihak tertentu, melainkan agar kita tak jadi orang yang pernah digambarkan dalam potongan syair “Tanpo Waton” ala Gus Dur:

Seneng ngafirke marang liyane (Suka mengafirkan sesamanya).

Kafire dewe gak digatekke (Kafirnya sendiri tidak diperhatikan).

Atau kalau mau, biar lebih kekinian, kita bisa kok memodifikasi “tepuk kafir” ini dengan lirik baru yang lebih teduh. Misalnya…

Islam, Islam… Yes.

Ngatain Kafir… No.

BACA JUGA Surat Terbuka Untuk Tukang Utang yang Malah Ngegas Pas Ditagih dan artikel menarik lainnya di rubrik POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 14 Januari 2020 oleh

Tags: tepuk kafir pramukatepuk kafir yogyakarta
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Hobi main game dan suka nulis otomotif.

Artikel Terkait

No Content Available
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Berapa Harga yang Harus Dibayar untuk Tinggal di Jogja

Berapa Harga yang Harus Dibayar untuk Tinggal di Jogja

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka MOJOK.CO

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka

15 Maret 2023
Tepuk Kafir dan Hal-hal yang Harus Kita Simpan Rapat

Tepuk Kafir dan Hal-hal yang Harus Kita Simpan Rapat

14 Januari 2020
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
jurusan kedokteran mojok.co

Selektivitas 7 Jurusan Kedokteran Terbaik di Indonesia 

16 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023
Pesugihan Haji N Menyebabkan Kematian Massal Ibu-ibu di Rembang MOJOK.CO

Pesugihan Haji N Menyebabkan Kematian Massal Ibu-ibu di Rembang

16 Maret 2023
unair mojok.co

10 Prodi UNAIR yang Sepi Peminat dan Persaingannya Tidak Ketat

15 Maret 2023

Terbaru

massa mengambang jelang pemilu

Jelang Pemilu, Apa itu Massa Mengambang yang Jadi Rebutan Parpol?

22 Maret 2023
Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

22 Maret 2023
Cerita Penjual Nasi Goreng Keliling yang Lebih Takut Jualan Menetap daripada Ketemu Hantu. MOJOK.CO

Cerita Penjual Nasi Goreng Keliling yang Lebih Takut Jualan Menetap daripada Ketemu Hantu

22 Maret 2023
RUU PPRT jadi inisiatif DPR

Sah Jadi Inisiatif DPR, RUU PPRT Harusnya Kelar Sebelum Lebaran, Apa Saja yang Perlu Diketahui?

22 Maret 2023
pelaku mutilasi mojok.co

Terjerat Pinjol, Pelaku Mutilasi di Pakem Sudah Rencanakan Pembunuhan

22 Maret 2023
sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
Jenazah korban mutilasi di rumah duka. MOJOK.CO

Psikolog UGM: Ada Dua Tujuan Orang Melakukan Mutilasi

22 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In