Surat Cinta buat Kol Goreng yang Jahat tapi Enak - Mojok.co
  • Kirim Artikel
  • Terminal
Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
Home Pojokan

Surat Cinta buat Kol Goreng yang Jahat tapi Enak

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
28 Juni 2019
0
A A
Guyonan Luna Maya dan Deddy soal Eating Disorder Dianggap Tak Peka Kesehatan Mental mojok.co Corbuzier

Guyonan Luna Maya dan Deddy soal Eating Disorder Dianggap Tak Peka Kesehatan Mental mojok.co Corbuzier

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Kadang-kadang, makan nggak bakal terasa nikmat tanpa kol goreng: pahlawan sesungguhnya dalam dunia kuliner per-penyet-an.

Merantau di Jatinangor, saya punya kisah menarik yang saya yakin bakal relate af dengan kamu-kamu sekalian. Bukan, kisah ini bukan soal angkot yang ongkosnya kadang beda kalau kita berhenti di Caringin, alih-alih di Ciseke. Bukan juga tentang odong-odong yang jalan keliling UNPAD dan membuat kita harus antre cukup lama demi mendapatkan seonggok tempat duduk.

Nyatanya, Jatinangor bukan cuma kota (hah, kota??? Kecamatan, keleus!) yang penuh dengan kenangan akademis, melainkan juga tempat bersejarah dimulainya pertemuan saya dengan sesuatu yang penting dalam hidup, yaitu…

*JENG JENG JENG*

…kol goreng!!!!11!!!1!!!

Baca Juga:

5 Hal Menyenangkan Jika Unpad Pindah Lagi ke Kota Bandung

Kebahagiaan Sederhana dari Warung Penyetan

Dulu Merantau Menyebalkan, Kenapa Sekarang Nagih?

Gimana, sampai saya menyebut nama Yang Mulia Kol Goreng, batinmu sudah tergerak familier, bukan?

Di Jatinangor, warung makan yang rasanya “Sunda banget” cukup banyak, padahal lidah saya suka meronta-ronta keasinan (maafkan selera saya yang terlalu Jawa, Gaes). Maka, demi memenuhi kebutuhan lidah, saya cukup sering nongkrong di warung penyetan depan kosan. Penjualnya adalah sepasang suami istri asli Jawa Timur yang suka berbincang dengan bahasa Jawa.

Yaaah, meski berbeda dengan saya yang fasihnya bahasa Ngapak, setidaknya ini cukup efektif mengurangi homesick yang saya alami.

Kol Goreng adalah Hotman Paris-nya Makanan Pendamping

Mula-mula, saya hanya memesan makanan umum: nasi pakai ayam atau lele atau bebek. Pelengkapnya? Tentu saja lalapan dan sambal, sesekali kerupuk. Sudah. Begitu saja.

Namun suatu hari, seorang pengunjung datang dan bilang, “Bu, kol gorengnya satu, ya.”

Saya terkejut. Mata saya terbelalak. Dada saya berdegup kencang. Kaki dan tangan saya gemetaran saking kagetnya. Kepala saya—ah, udah ah, lebay.

Intinya, saya jadi penasaran. Manusia macam apa, sih, yang menggoreng kol??? Saya ulangi: menggoreng kol! Maksud saya, kalau kamu mau makan kol, kan bisa langsung dimakan. Kenapa harus digoreng segala??? Emangnya kol itu isu politik??? Hmmm???

Pada akhirnya, saya mulai mencicipi kol goreng. Nasi panas, lele goreng, dan sambal jadi kawannya.

Di suapan pertama, saya merasa bahagia.

Kol goreng itu seperti—apa ya—kembang api. Dia meletus di sana-sini. Garing, sedikit pahit, gurih, berminyak, lantas berpadu dengan nasi yang gitu-gitu aja rasanya, daging lele yang kulitnya kriuk-kriuk tapi dalemnya lembut, serta sambal yang pedas dan kamu tahu bakal membuatmu diare besok paginya, tapi bakal tetep kamu makan karena enak.

Singkatnya: kol goreng adalah keajaiban semesta. Dia adalah the best of the best. Dia ibarat Hotman Paris-nya segala jenis makanan pendamping. Kalau kol goreng adalah peserta audisi Indonesian Idol, dari dia antre formulir aja seharusnya udah dijadiin pemenang!

Kol Goreng Nggak Sehat, tapi…

Sebelum saya menulis ini, saya mempertimbangkan betul untuk menulis soal kol goreng di rubrik Penjaskes, alih-alih Pojokan. Pasalnya, kira-kira 728623 orang sempat-sempatnya menggeleng-geleng tak percaya dan tak bosan-bosan bilang, “Kol goreng itu nggak sehat, plis deh,” sambil mengunyah junk food yang mereka beli di restoran fast food.

Padahal, serius deh, kol goreng adalah teman yang tepat untuk kamu kunyah waktu lagi nggak nafsu makan gara-gara kepikiran mantan yang jahat itu. Percaya sama saya, jangan sama mantan.

Maksud saya, kalau mempermasalahkan minyak jelantah, memangnya ayam-ayam goreng di warung penyetan itu nggak dimasak pakai minyak jelantah juga? Ngaku, deh, kamu pasti pernah kan pesan ayam goreng, tapi yang dateng malah ayam goreng dengan aroma ikan nila???

Tapi, kol goreng ,kan, bisa memicu kanker!

Baiklah, baiklah, harus diakui, kol yang digoreng ini seperti uang koin: bermuka dua. Namun, sebelum mencaci makinya sebagai pemicu kanker, kita perlu tahu satu hal: kol justru diyakini bisa mencegah kanker.

Dengan kandungan glukosinolat yang sifatnya antikarsinogenik, kol merupakan lawan bagi tumbuhnya tumor ganas yang berpotensi menjelma kanker. Tapi, di sisi lain, kalau kol ini digoreng kelamaan, ia malah akan memunculkan senyawa amina heterosiklik yang sifatnya jadi karsinogenik, alias memicu kanker.

Tuh, baca baik-baik, tuh, solusinya juga udah jelas—makanya jangan kelamaan digoreng, nanti keburu ditikung nanti malah jadi racun. Hadeh.

Terima Kasih, Makanan “Jahat” tapi Enak

Di balik semua ancaman dan bahaya yang dibawa kol yang lahir dari kubangan minyak jelantah ini, setidak-tidaknya kol goreng telah membawa pencerahan baru dalam dunia kuliner. Tanpa dirinya, warung penyetan tidak akan terasa seperti warung penyetan sejati. Tanpa dirinya, sambal dan nasi panas pun rasa-rasanya ada yang kurang.

Entah apa yang terjadi nanti kalau makanan ini tahu-tahu diharamkan karena dianggap lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Tapi, karena Indonesia ini adalah negara yang penuh kejutan, saya rasa nggak ada salahnya untuk berterima kasih mulai dari sekarang pada siapa pun yang pertama kali kepikiran untuk mencemplungkan kol ke dalam minyak panas, lalu memopulerkannya.

Terima kasih, kol goreng. Jasa-jasamu dan sepiring nasi ayam atau lele atau bebek atau ikan nila dan sambal bawang tak akan tergantikan.

Kamu mungkin “jahat”, tapi kamu enak. I love you!

Terakhir diperbarui pada 28 Juni 2019 oleh

Tags: Jatinangorkarsinogenikkol gorengnasi ayamwarung penyetan
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

5 Hal Menyenangkan Jika Unpad Beneran Ada ke Kota Bandung

5 Hal Menyenangkan Jika Unpad Pindah Lagi ke Kota Bandung

17 Juni 2020
warung penyetan

Kebahagiaan Sederhana dari Warung Penyetan

29 Juni 2019
Nabunge Setahun Nggo Bada Rong Dina, Ludes Kabeh

Dulu Merantau Menyebalkan, Kenapa Sekarang Nagih?

16 Juni 2019
Pos Selanjutnya
Punya Age of Consent pacaran beda usia MOJOK.CO

Kalau Sama-Sama Udah Punya Age of Consent, Usia Pasangan Terpaut Jauh Nggak Masalah

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Guyonan Luna Maya dan Deddy soal Eating Disorder Dianggap Tak Peka Kesehatan Mental mojok.co Corbuzier

Surat Cinta buat Kol Goreng yang Jahat tapi Enak

28 Juni 2019
Sinar Mandiri melaju di Pantura MOJOK.CO

Melintasi Pantura Bersama Roda Lusuh Bus Sinar Mandiri

21 Mei 2022
mie ayam pak kliwon mojok.co

Mie Ayam Pak Kliwon, Kesayangan Anak Teladan

15 Mei 2022
makam raja-raja imogiri mojok.co

Mengenang Kebesaran Raja-raja Jawa di Pajimatan

18 Mei 2022
Jarang Pulang ke Rumah karena Gampang Mabuk Perjalanan

Ringkasan Cerita ‘KKN di Desa Penari’ buat Para Pemalas dan Penakut

29 Agustus 2019
mie ayam om karman mojok.co

Mie Ayam Om Karman, Filosofi Meja Terisi, dan Semangat Perantau Wonogiri

22 Mei 2022
Rahasia Mie Gacoan MOJOK.Co

Rahasia Mie Gacoan Jadi Jagoan Mie Pedas di Jawa dan Bali

20 Mei 2022

Terbaru

sultan mojok.co

Sultan Lantik Pj Walikota Jogja dan Pj Bupati Kulon Progo

22 Mei 2022
PSS Sleman

46 Tahun PSS Sleman: Masuk Dunia Metaverse tapi Manajemen Masih Lelet 

22 Mei 2022
mie ayam om karman mojok.co

Mie Ayam Om Karman, Filosofi Meja Terisi, dan Semangat Perantau Wonogiri

22 Mei 2022
Jokowi minta relawan Projo untuk tidak kesusu

Jelang Pilpres 2024, Jokowi Minta Projo Jangan Kesusu Munculkan Nama

21 Mei 2022
horor rumah hantu malioboro

Rumah Hantu Malioboro dan Alasan Orang-orang Suka Sesuatu yang Horor 

21 Mei 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Kilas
    • Susul
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In