Superman Jokowi dan Sindrom Pahlawan yang Menjangkiti Politikus
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal PemiluBARU
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal PemiluBARU
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Pojokan

Superman Jokowi dan Sindrom Pahlawan yang Menjangkiti Politikus

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
25 Juni 2020
0
A A
Superman Jokowi dan Sindrom Pahlawan yang Menjangkiti Politikus terawan pandemi corona jawa timur surabaya MOJOK.CO

Superman Jokowi dan Sindrom Pahlawan yang Menjangkiti Politikus terawan pandemi corona jawa timur surabaya MOJOK.CO

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Kenapa, Jokowi dan para pembantunya, tidak mencegah saja ketimbang mengobati? Sekarang datang dengan retorika manis dan diksi yang terpilih. Telat.

Di sebuah rapat terbatas dengan topik penanganan pandemi corona di Jawa Timur, Jokowi memberi peringatan:

“Pertama, saya ingin mengingatkan kepada kita semuanya agar memiliki sebuah perasaan yang sama bahwa kita sedang menghadapi krisis kesehatan dan sekaligus ekonomi. Perasaan harus sama. Jangan sampai ada perasaan kita normal-normal saja. Berbahaya sekali,” kata Jokowi dengan mimik muka begitu serius.

Setelah kalimat berbunga itu, beliau melanjutkan dengan:

“Sekali lagi saya minta kita memiliki perasaan yang sama bahwa kita sekarang pada posisi krisis kesehatan dan ditambah ekonomi. Sehingga kita mengajak masyarakat agar memikiki perasaan yang sama, kita memilik sebuah masalah, yaitu Covid-19.”

Membaca kalimat peringatan dari Bapak Jokowi, Presiden Indonesia, perut saya bergejolak. Apakah Bapak yang Baik ini lupa alasan pandemi corona di Indonesia ini sudah masuk dalam tahap “krisis”. Kita yang masih punya waktu untuk merenung di tengah kecemasan seharusnya tahu kenapa krisis kesehatan dan ekonomi bisa terjadi.

Baca Juga:

pilkada 2024

Manuver Anak-anak Jokowi di Pilkada 2024

25 Januari 2023
ganjar pranowo pilpres

Survei LSI: Ganjar Pranowo Unggul Ditopang Fans Jokowi 

25 Januari 2023

Semuanya berasal dari respons santai pemerintah sendiri. Ketika virus corona belum dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO. Ketika virus corona baru merebak di Cina saja. Respons santai dan cenderung meremehkan bergaung keras sekali di media sosial. Kini, Jokowi mengingatkan kita kalau krisis di depan mata.

Please, Pak. Kita sudah tahu. Kita sudah paham. Bapak Jokowi yang tiba-tiba ngomong begitu malah seperti pahlawan kesiangan. Pahlawan yang datang ketika sebuah rumah sudah hampir habis dilalap api. Sebuah sindrom kepahlawanan yang terdengar begitu menyebalkan di tengah situasi seperti ini.

“Awas, di sana ada lubang. Kalau jatuh kamu bisa mati.”

Telat, orangnya sudah kadung jatuh ke lubang dan sekarat. Telat, kita tahu masalah pandemi corona di Indonesia tidak ada solusinya.

New normal yang dipaksakan pun kita sudah tahu adalah sebuah cara halus dari pemerintah untuk “lanjutkan roda ekonomi”. Ketika curva pandemi corona masih menuju puncak gemilang cahaya, new normal itu terdengar sama seperti kalimat: “Kalau kamu kena lalu mati, ya sudah. Nanti giliran orang lain.”

Kalimat-kalimat sureal Pak Jokowi tersebut sukses mengingatkan kita akan respons meremehkan para pembantunya, para menteri. Jangan-jangan memang, Pak Jokowi dan para pembantunya mengidap sindrom pahlawan atau dikenal juga dengan istilah hero complex. Membiarkan krisis terjadi lalu datang dengan retorika manis.

Kata “complex” merupakan ketidaksadaran yang berkisar pada pola memori, emosi, persepsi, dan keinginan tertentu. Sesuai penjelasan psikoanalis dari Carl Jung, hal ini terbentuk dari pengalaman dan reaksi atas pengalaman individu. Lebih lanjut, complex sangat dipengaruhi ketidaksadaran kolektif yang bisa diteruskan melalui keluarga, peristiwa-peristiwa khusus, atau aneka simbol dalam budaya masyarakat.

Hero complex merupakan kondisi ketika seseorang mencari pengakuan dengan cara beraksi seperti pahlawan. Ia berusaha menciptakan keadaan di mana mereka bisa menjadi juru selamat dan mendapat pujian.

Tidak jarang orang dengan hero complex melakukan hal-hal melanggar hukum demi memenuhi keinginannya. Beberapa pihak dengan profesi terkait keamanan dan nyawa manusia dilaporkan berpotensi mengalami hero complex seperti pemadam kebakaran, perawat, polisi, dan petugas keamanan, dan…politisi.

Nggak cuma Pak Jokowi yang seperti menjelma layaknya Captain Indonesia. Ada Pak Terawan, yang baru turun tangan ketika jumlah kasus pandemi corona di Jawa Timur tembus 10.000. Saling piting antara Tri Risma dan Khofifah sudah terjadi selama beberapa minggu seiring lonjakan kasus corona di Jatim. Ke mana Pak Terawan selama ini?

Ketika jumlah kasus sudah sedemikian tinggi, tiba-tiba datang dengan narasi “turun tangan”. Apakah Pak Terawan nggak berani mengingatkan para pemimpin daerah yang malah saling tabrak ketika seharusnya fokus ke kesehatan rakyat? Bukankah lebih cepat diingatkan, langkah penanganan lebih cepat pula diambil?

Jujur saja, saya ketakutan….

Pak Jokowi mengingatkan kita “agar memiliki sebuah perasaan yang sama bahwa kita sedang menghadapi krisis kesehatan dan sekaligus ekonomi”. Bagaimana nanti, ketika new normal jalan secara penuh dan banyak tempat wisata, perkantoran, dan sekolah buka kembali, jumlah kasus corona mengalami klimaks yang tidak terbayangkan?

Di satu sisi, Pak Jokowi mengingatkan, dengan begitu bijak ditambah diksi yang terseleksi, tapi di sisi lain nuansa meremehkan pandemi corona masih terjadi. Jangan sampai, beberapa bulan ke depan, ketika jumlah kasus tidak terlacak dan terkontrol, Bapak akan bilang:

“Kan, sudah saya bilang. Sudah saya ingatkan.”

Padahal, kita tahu, alasan virus corona bisa masuk ke Indonesia karena kebebalan pemerintah. Mereka yang anti-sains, dia yang menyamakan virus dengan jenama sebuah mobil, dia yang sombong karena orang Indonesia suka makan angkringan, dia yang bilang berdoa saja sudah cukup.

Jokowi dan para pembantunya, seakan-akan menjadi sekumpulan pahlawan yang datang ketika rakyat sudah kadung sekarat. Kenapa, para pengidap sindrom pahlawan ini tidak “mencegah” ketimbang “mengobati”? Ketika kita semua tahu kalau “para pahlawan” ini bahkan tidak tahu caranya mengobati “kerusakan” yang sudah terjadi.

BACA JUGA Pukulan Berat Jokowi Ditinggal Dua Menteri Saat Pandemi atau tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 25 Juni 2020 oleh

Tags: hero complexhero syndromJawa TimurjokowiKhofifah Indar Parawansapandemi coronasindrom pahlawanterawantri risma
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

pilkada 2024
Kotak Suara

Manuver Anak-anak Jokowi di Pilkada 2024

25 Januari 2023
ganjar pranowo pilpres
Kotak Suara

Survei LSI: Ganjar Pranowo Unggul Ditopang Fans Jokowi 

25 Januari 2023
Cak Nun Salah, Jokowi Bukan Firaun karena Firaun Tidak Setuju UU Cipta Kerja MOJOK.CO
Esai

Cak Nun Salah, Jokowi Bukan Firaun karena Firaun Tidak Setuju UU Cipta Kerja

21 Januari 2023
uu pprt mojok.co
Kotak Suara

Jokowi Desak RUU PPRT Disahkan, Mandek 19 Tahun Lamanya

20 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
kpi

Video TikTok Sindrom Bukan Contoh Berita Hoax tapi Parodi. Gini lho Cara Bedainnya...

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

po bus mojok.co

5 PO Bus AKAP Terbaik Versi Kementerian Perhubungan 

6 Februari 2023
Surat Cinta untuk Warga Solo: Jangan Ulangi Problem Pariwisata Jogja MOJOK.CO

Surat Cinta untuk Warga Solo: Jangan Ulangi Problem Pariwisata Jogja

4 Februari 2023
Superman Jokowi dan Sindrom Pahlawan yang Menjangkiti Politikus terawan pandemi corona jawa timur surabaya MOJOK.CO

Superman Jokowi dan Sindrom Pahlawan yang Menjangkiti Politikus

25 Juni 2020
Blak-blakan Reno Candra Sangaji, Lurah 1.000 Baliho yang Sempat Bikin Geger Jogja. MOJOK.CO

Blak-blakan Reno Candra Sangaji, Lurah 1.000 Baliho yang Sempat Bikin Geger Jogja

4 Februari 2023
Malang Kucecwara Kehormatan Arema FC dan Aremania yang Kini Sirna MOJOK.CO

Malang Kucecwara: Kehormatan Arema FC dan Aremania yang Kini Sirna

8 Februari 2023
Analisis Buruknya Crowd Management Konser Dewa 19 di JIS MOJOK.CO

Analisis Buruknya Crowd Management Konser Dewa 19 di JIS

6 Februari 2023
Erick Thohir Diasuh Glory Hunter Pange dan Tsamara Amany MOJOK.CO

Mempertanyakan Mesin B.E.D.A Erick Thohir Asuhan Pange dan Tsamara Amany yang Nggak Ada Bedanya

3 Februari 2023

Terbaru

Aksi klitih terjadi di titik nol kilometer. MOJOK.CO

Aksi Klitih Kembali Terjadi di Jogja, Pelaku Nekat Bacok Korban di Titik Nol Km

8 Februari 2023
khofifah cawapres

Mendulang Suara Lewat Khofifah

8 Februari 2023
pedagang di harlah 1 abad nu mojok.co

Para Pedagang yang Berburu ‘Berkah’ di Resepsi Puncak Harlah 1 Abad NU

8 Februari 2023
Penemuan kerangka manusia, Rabu (8:2:2023) yang diidentifikasi sebagai Kasijo dievakulasi oleh tim forensik kepolisian. MOJOK.CO

Penemuan Kerangka Manusia di Godean, Berawal dari Mimpi Sarjiman

8 Februari 2023
tim sukses kampanye pemilu

Orang-orang Ini Nggak Boleh Ikut Kampanye Pemilu, Kalau Ngeyel Bisa Kena Sanksi

8 Februari 2023
Spiderman dan Cerita-cerita Menyentuh di Resepsi Puncak Harlah Satu Abad NU MOJOK.CO

Spider-Man yang Jalan Kaki 50 Km dan Cerita-cerita Menyentuh di Resepsi Satu Abad NU 

8 Februari 2023
partai hijau indonesia

Mengenal Partai Hijau Indonesia: Suarakan Isu Lingkungan, Anti Mengultuskan Pemimpin

8 Februari 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Podium
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In