Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Saran Untuk KPU Agar Debat Pilpres Mendatang Bisa Lebih Menghibur dan Tidak Membosankan

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
18 Maret 2019
A A
debat pilpres
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Mari kita sepakati bahwa dalam tiga kali debat pilpres 2019 yang sudah berlangsung ini, secara garis besar, berjalan dengan cukup membosankan. Kalau pun terlihat menarik dan panas, ini hanya terjadi pada momen-momen tertentu, selebihnya ya itu-itu saja. Kedua calon baik capres maupun cawapres tidak bisa memberikan jawaban-jawaban yang memuaskan.

Depat Pilpres semalam yang mempertemukan Ma’ruf Amin dengan Sandiaga Uno menjadi puncaknya. Debat semalam berlangsung dengan datar dan lempeng-lempeng saja.

Pemilu adalah pesta rakyat, maka debat pilpres seharusnya bisa menjadi acara yang, kalau tidak bisa mencerdaskan masyarakat, setidaknya harus  bisa memberikan hiburan kepada rakyat. Namanya juga pesta. Dan yang namanya pesta, sudah selayaknya ia menjadi hiburan.

Dalam kalender pemilu, masih tersisa dua kali debat Pilpres. Nah, sebagai bagian dari ikhtiar untuk ikut menjadi debat Pilpres menjadi tontonan yang mengasyikkan bagi masyarakat, saya bersama Mojok Institute tertarik untuk memberikan masukan-masukan terkait dengan pelaksanaan debat edisi berikutnya.

Yah, siapa tahu, masukan-masukan ini dibaca oleh KPU dan ternyata direalisasikan. Siapa tahu.

Diberi sentuhan reality show

Salah satu rahasia acara-acara hiburan ala-ala kontes-kontesan Indonesia dalam menyedot perhatian banyak masyarakat adalah adanya sentuhan reality show dalam segmen acaranya.

Seorang penyanyi di kontes menyanyi, misalnya, saat menyanyi tiba-tiba didatangi oleh penyanyi aslinya yang kemudian ikut bernyanyi di atas panggung. Atau misal kontestan acara hiburan yang di atas panggung tiba-tiba dipertemukan dengan keluarganya yang mau tak mau membuat banyak penonton tak Kuasa menahan air mata.

Nah, konsep itu saya pikir perlu diterapkan dalam acara debat capres. Di atas panggung debat, bisa saja Sandiaga dipertemukan dengan tamu spesial, misal sosok-sosok yang beberapa kali disebut oleh Sandiaga seperti Ibu Lis, pasien kanker payudara dari Sragen, atau Ibu Yuli, penjuak gorengan dari Duren Sawit.

Begitu pula dengan Jokowi, bisa saja ia dipertemukan dengan Sukiyat, salah satu pelopor mobil esemka, atau anak yang dulu pernah menyebut ikan kontol saat ditanya nama-nama ikan.

Diselingi pertunjukan debus.

Debat Pilpres selama ini menjadi acara yang sangat formal. Kalaupun ada sesi yang bersifat hiburan, itu hanya saat sesi persembahan lagu di akhir acara.

Nah, jika ingin lebih menarik dan lebih “hiburan”, maka perlu dipertimbangkan agar KPU menyisipkan pertunjukkan di tengah-tengah acara.

Salah satu pertunjukkan yang layak untuk ditampilkan tentu saja adalah debus.

Pertunjukkan kesenian bela diri khas Banten yang juga sering dijumpai di Aceh, Minang, dan beberapa daerah di Indonesia ini tentu saja sangat menghibur dan punya falsafah.

Pertunjukkan debus bukan hanya menunjukkan ketahanan pangan kita yang kuat dan berdaya, namun juga ketahanan tubuh rakyat kita terhadap ancaman-ancaman baik fisik maupun psikis.

Iklan

Debus secara implisit menunjukkan bahwa negara kita adalah negara yang kuat. Rakyatnya hebat. Tidak mudah dikalahkan.

Menampilkan Via Vallen dan Nella Kharisma dalam satu panggung

Menampilkan dua biduan yang masing-masing punya basis massa masing-masing ini selain menambah suasana gayeng dan goyang, juga bisa menyebarkan satu pesan: Di hadapan Youtube, kami Vyanisty dan Nellalovers, tapi kalau sudah di atas panggung dangdut, kami bergoyang bersama.

Debat Pilpres seharusnya juga begitu. Kami cebong dan kampret. Tapi kalau sudah di hadapan negara, kami semua sama. Tak ada bedanya.

Mengganti moderator dengan pasangan yang atraktif

Sebagai moderator, pasangan Ira Koesno – Imam Priyono, Tommy Tjokro – Anisha Dasuki, dan Alfito Deannova – Putri Ayuningtyas tentu saja melaksanakan tugasnya dengan baik. Sangat baik malahan.

Namun dari segi hiburan showbiz, tentu saja mereka kurang. Karena itulah, saya dan Mojok Institute mengusulkan pasangan moderator yang sudah jaminan bakal membikin suasana debat capres-cawapres menjadi lebih seru dan meriah.

Siapa mereka? Yak, tul. Jaja Miharja dan Soimah.

Pasangan ini adalah pasangan toa. Teriakannya menggelegar. Setiap sesi debat pasti akan dibikin bergema oleh keduanya.

“Pak Jokowi, Pak Prabowo, Apaan tuuuuuuuuuh!!!!”

Terakhir diperbarui pada 15 September 2020 oleh

Tags: jokowipilpresprabowo
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO
Esai

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Hentikan MBG! Tiru Keputusan Sleman Pakai Duit Rakyat (Unsplash)
Pojokan

Saatnya Meniru Sleman: Mengalihkan MBG, Mengembalikan Duit Rakyat kepada Rakyat

19 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.