MOJOK.CO – Kalau diperhatikan akhir-akhir ini makin banyak bintang Korea Selatan jadi brand ambassador produk Indonesia. Emang semahal dan sengaruh apa sih?
Shopee pernah menggandeng BLACKPINK sebagai brand ambassador sampai iklannya mambrah-mambrah di televisi. Orang se-Indonesia sempat kaget dan polemik pun muncul karena penampilan BLACKPINK dianggap tidak sesuai dengan nilai moral bangsa. Muncul petisi sampai fans pun tergerak buat ikut… merujak pembuat petisinya.
Itu baru Shopee yang memang perusahaannya sudah berstatus multinasional. Tidak lama kemudian Tokopedia juga hadir bersama BTS, grup idol K-pop paling digandrungi remaja sedunia. Mie Sedaap nggak mau kalah dan mendapuk Mas Agung alias Choi Si-won untuk joget-joget di iklan terbaru mereka. Lama kelamaan, orang Indonesia nggak lagi kaget berjamaah dengan didapuknya figur Korea Selatan sebagai brand ambassador.
Netizen, termasuk saya, sempat skeptis. Ini lama-lama televisi Indonesia kok jadi kayak televisi Korea Selatan, lha wong bintang iklannya orang sana semua. Di media sosial, kemunculan wajah-wajah Korea Selatan juga semakin banyak.
Sekarang, jika mau menghitung berapa banyak produk Indonesia yang pakai brand ambassador Korea, saya sudah kehilangan jumlah. Dengan kata lain, banyak banget woiii. Blibli pakai Park Seo-joon, Lazada pernah pakai Lee Min-ho dan Hyun Bin, Everwhite dan Ajaib pakai Kim Seon-ho, Scarlett Whitening pakai Song Joong-ki, dan masih banyak lagi. Ini baru produk-produk yang sudah rilis kerja sama, belum termasuk mereka yang sedang merencanakan dan memproses kerja sama dengan figur Korea Selatan dan dijadwalkan rilis tahun depan. Hadeeeh.
Kalau ditanya kenapa banyak perusahaan pakai brand ambassador Korea, jawabannya utamanya jelas, buat membidik pasar yang lebih luas dan militan. Industri hiburan Korea memang sedang bagus-bagusnya di mata konsumen Indonesia dan dunia. Dicatutnya artis-artis ini diharapkan bisa mendongkrak penjualan. Belum lagi iklim fans artis-artis Korea yang beneran cinta mati ke idolanya, bikin banyak perusahaan di Indonesia mulai berani menargetkan penjualan ke pasar internasional.
Produk minuman Nu Green Tea pernah sempat kewalahan karena produk mereka diborong fans saat menggandeng NCT sebagai brand ambassador. Botol kemasan yang ada foto member NCT itu diburu sampai habis. Mie Sedaap juga sama, beberapa fans rela memborong berkardus-kardus mi instan demi mendapatkan hadiah photocard yang tersembunyi di dalam kemasannya. Tim marketing melihat fenomena ini sebagai lahan basah yang baru untuk memasarkan produk mereka secara masif.
Tapi, tunggu dulu.
Meskipun kita tahu pengaruh artis Korea bisa mengesankan begitu, apa produk-produk Indonesia ini nggak takut rugi karena biaya kerja sama dengan mereka? Jangan-jangan banyak perusahaan yang memang sengaja bakar uang dulu nih.
Ternyata nggak begitu. Jika dihitung-hitung, sebenarnya mendapuk artis Korea sebagai brand ambassador, harganya cenderung lebih “murah”. Seorang tim marketing produk Indonesia yang nggak mau disebutkan namanya, membeberkan pada saya bahwa sewa brand ambassador Korea itu cenderung “murah”. Setidaknya ini adalah pertimbangan utama kenapa banyak banget perusahaan yang berani pakai artis Korea.
Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menggandeng artis Korea diperkirakan sejumlah Rp8-30 miliar, tergantung dari lamanya kerja sama dan siapa yang diajak kerja sama. Biaya ini memang belum termasuk produksi iklan, properti yang dibutuhkan, akomodasi, dan lain-lain. Belum juga termasuk penetrasi iklan dan promosi mereka. Sayangnya, angka tersebut memang masih dianggap murah dan jauh dari kata “fantastis”, mengingat pengaruh yang akan mereka dapatkan juga besar.
Bandingkan biaya tersebut dengan mendapuk brand ambassador artis Indonesia yang cuma terkenal di media sosial, harganya bisa sampai Rp1,5 miliar dengan pengaruh super minim. Kalau mau mendapuk artis yang lumayan terkenal, biayanya bisa tiga hingga empat kali lipatnya. Pun, dengan pengaruh yang nggak besar-besar amat. Banyak perusahaan yang punya prinsip “mendingan sewa artis mahal, tapi impactful daripada yang murah, tapi nggak ngasih pengaruh”.
Menggandeng artis Korea jadi lebih masuk akal.
Berdasarkan asas tersebut, banyak perusahaan yang nggak ragu menelan dana puluhan miliar demi promosi yang mantap. Dengan didapuknya brand ambassador Korea, sebenarnya produk yang diiklankan juga punya kesempatan buat dipasarkan ke luar negeri. Kopiko sudah lebih dulu menyadari ini dan muncul di berbagai tayangan drama Korea. Durasi kemunculan produk Kopiko dalam lima detik saja diperkirakan menelan biaya hingga Rp500 juta. Tapi, iklannya muncul terus menerus setidaknya di drama Vincenzo, Mine, dan Hometown Cha-cha-cha. Artinya, pihak marketing juga telah mempertimbangkan soal uang yang mereka keluarkan dengan target penjualan.
Tapi, kembali lagi, mereka yang sudah pakai brand ambassador asal Korea dan “gagal” pun tidak sedikit. Tim marketing mungkin keliru dalam membaca situasi. Tidak sembarang artis Korea punya fans yang militan di Indonesia. Kebanyakan aktor Korea (bukan idol K-pop) punya fans dengan rentang usia yang cenderung lebih dewasa dan tidak “terbeli” dengan iklan-iklan yang mereka saksikan. Sementara itu, idol grup K-pop cenderung lebih berpengaruh karena aksesori seperti photocard dan lightstick bisa jadi instrumen promosi yang bagus. McDonald’s saja cuma memajang logo BTS dan bikin desain produk khusus BTS, tapi produk BTS Meal larisnya minta ampun.
Perusahaan Indonesia memang kaya raya, tapi tetap perhitungan. Kalau nggak kaya, setidaknya mereka berani. Kita-kita yang dibidik sebagai konsumen nggak usah kagetan menyaksikan fakta bahwa semakin banyak wajah Korea yang muncul jadi brand ambassador produk Indonesia.
BACA JUGA Memang Sudah Saatnya Brand Ambassador Skincare Jauh dari Standar Good Looking yang Semu Itu dan artikel AJENG RIZKA lainnya.