Perkara-perkara yang Membuat Kita Susah BAB

susah bab, kloset duduk, kloset jongkok mojok.co Kenapa Kita Malu Sekali Ketahuan Sedang Berak sampai Harus Menyamarkan Suaranya?

susah bab, kloset duduk, kloset jongkok mojok.co Kenapa Kita Malu Sekali Ketahuan Sedang Berak sampai Harus Menyamarkan Suaranya?

MOJOK.CO Manusia, selain bisa dilihat dari sifat dan kepribadiannya, bisa juga dilihat berdasarkan kebiasaan berak mereka. Perkara membuang hajat memang bukanlah hal sepele, salah-salah bisa susah BAB.

Saya punya satu kebiasaan yang lumayan menyusahkan untuk saya sendiri, yaitu susah BAB kalau belum sarapan atau minum kopi. Entah sebelum sarapan itu saya secara ajaib sudah berak, kalau makan nanti ya langsung kebelet lagi. Terkadang saya merasa sedih, hidup saya bergantung gaji dan diatur oleh pergerakan tai.

Saya terkadang merasa jadi orang paling wagu dan menyusahkan karena pergerakan lempengan tai yang tidak bisa dikontrol ini. Tapi memang betul pepatah Iwagakure, jangan merasa diri begitu spesial, di atas langit ada Tsuchikage. Ya iya lah, orang bisa terbang.

Ternyata, saya nemu banyak orang yang punya kebiasaan boker yang aneh. Contohnya, ada yang hanya bisa boker di rumah. Kebiasaan berak seperti itu jauh lebih menyusahkan dibanding tiap makan atau ngopi njuk kepising. Bayangkan orang yang punya kebiasaan seperti itu lagi main ke Kepulauan Seychelles atau pergi ke Arizona terus kebelet lalu memilih pulang untuk boker, tainya keburu mengkristal.

Tapi tidak bisa juga kita menyalahkan orang yang punya kebiasaan seperti itu. Konteksnya sih mungkin karena memang dia nyaman boker di tempat yang ia kenal, dan itu nggak salah. Boker di tempat umum itu nggak enak, sumpah. Takut kalau kelamaan dan diantri, atau takut ternyata kentutnya kenceng. Perkara kenyamanan, silit pun mengenal istilah “Home sweet home”.

Selain hanya bisa boker di rumah, ada juga yang susah BAB kalau nggak ngehidupin keran air. Kebiasaan berak ini sebenarnya erat dengan masalah percaya diri. Penjelasannya begini, ketika menghidupkan keran air, maka suara air akan menggema di dalam ruangan. Karena suaranya yang keras, maka orang pede untuk mengerahkan tenaga dan memusatkan titik chakra di bawah pinggul agar ketika sisa makanan itu keluar dan ndilalah suaranya keras, maka akan tertutup oleh suara air.

Kalau bokernya nggak pakai ritual menghidupkan keran air kamar mandi, ketika sedang buang hajat pasti kurang percaya diri. Alhasil, masih ada sisa makanan yang tidak tuntas dibuang. Kalau ada rasa yang tertinggal, pasti hati tidak tenang. Rasa yang tertinggal saja udah bikin nggak tenang, apalagi tai.

Tentu dari segala kebiasaan berak yang unik, ada satu kebiasaan yang menjadi legenda, yaitu susah BAB di kloset duduk, bisanya jongkok. Mau di kloset duduk pun, tetep jongkok.

Menurut para pemuja kloset duduk, kloset duduk menawarkan kenyamanan dan dianggap modern. Kita bisa berak sambil senderan, punggung kita juga nggak sakit, dan juga lebih ringkas. Kloset duduk dianggap sebagai tanda peradaban yang lebih maju, katanya.

Heh, pathetic.

Padahal berak di kloset jongkok menurut Alodokter lebih sehat dibanding berak di kloset duduk. Kloset duduk mengharuskan kita mengeluarkan lebih banyak tenaga dan itu bisa meningkatkan risiko terkena wasir. Berak di kloset jongkok itu lebih sehat karena posisinya dianggap membuat otok lebih rileks dan postur tubuh mendukung pergerakan tai untuk keluar lebih lancar.

Tapi pada akhirnya, kita mau tidak mau harus beradaptasi dengan desain kloset untuk boker kita. Di dunia yang modern ini, diskriminasi kepada pecinta toilet jongkok begitu susah untuk dihilangkan. Untung saja beberapa tempat yang menyediakan toilet umum masih mau menyediakan kloset jongkok, contohnya Stasiun Lempuyangan.

Bisa disimpulkan bahwa kebiasaan berak yang beragam ini muncul by nurture, karena ((kondisi sosial)) dan lingkungan yang membentuk kebiasaan tersebut. Tidak ada orang terlahir hanya bisa ngiseng di rumah, semua dibentuk oleh lingkungan. Tidak perlu berdebat dan kemusuhan gara-gara hal ini, justru kita harus saling peduli dan pengertian, karena yang lebih bahaya dari perbedaan dalam cara berak ini adalah tidak bisa berak.

Sek, tak ngiseng sek.

BACA JUGA 5 Hal Serba Salah yang Bikin Kita Bete Setengah Mati dan artikel menarik lainnya di POJOKAN.

Exit mobile version