MOJOK.CO – Beasiswa LPDP adalah jawaban buat kalian yang pengin S-2 modal gratisan. Sebagai orang yang alhamdulillah lulus seleksi beasiswa ini, saya mau berbagi pengalaman.
Ada dua jenis orang setelah lulus kuliah S-1. Yang pertama, yang tahu apa yang mau dia lakukan setelah lulus; mereka adalah orang yang langsung bekerja, wirausaha, atau S-2.
Kedua, yang nggak tahu mau apa-tapi-yang-penting-lulus-dulu-aja; mereka adalah orang yang nggg… nganggur, ngelamar, dan nggggapain lagi yah???
Nah, orang kedua yang nggg… ini akhirnya memutuskan untuk lanjut kuliah aja karena berpikir bahwa lanjut S-2 itu pilihan yang rasional. Selain akan meningkatkan gaji daya tawar di pasar tenaga kerja, kuliah S-2 juga akan menyelamatkan mereka dari pertanyaan kapan kerja, kapan nikah, atau kapan-kapan lainnya karena entah kenapa masyarakat nih nganggap kalau masih sekolah wajar-wajar saja kalau tidak punya pencapaian apa-apa hhe hhe.
Lagian kuliah S-2 sekarang udah bukan barang mewah. Semua orang bisa S-2 dengan bantuan beasiswa. Yang kaya, yang miskin, dapat kesempatan yang sama. Udah dibayarin, dapat uang saku pula. Uwuwuwu siapa yang nggak suka?
Well, harusnya sih kuliah S-2 bukan dijadikan sebagai pelarian. Kata dosen saya, kalau mau lanjut S-2 itu ya karena emang kamu cinta ilmu pengetahuan, pengin berkarier sebagai akademisi, dan melakukan (((gerakan pembebasan))) dengan pengetahuan yang kamu punya. Kalau cuma dijadiin pelarian, nanti bakal kerepotan apa lagi kalau kamu pas ngerjain skripsi aja ngos-ngosan, lah ini gimana mau ngerjain tesis WQWQ.
Kalau emang niatnya mau kerja, daripada lanjut S-2 mending ikut pelatihan aja. Soalnya opportunity cost yang dikeluarkan untuk kuliah 2 tahun itu cukup besar (misal, gaji yang bisa kita dapat kalau bekerja, juga peluang naik jabatan).
Lagian, perusahaan itu kadang nganggap gelar sebagai beban. Nggak semuanya pengin rekrut lulusan S-2 soalnya dalam mindset mereka, orang yang punya gelar tinggi selalu ingin dibayar lebih mahal. Dengan menggunakan logika kapitalisme yang medhittt itu, mereka pasti mikirnya ngapain bayar mahal lulusan S-2 kalo bisa ngelatih anak S-1 punya skill yang sama. Jadi mending dipikirin lagi mateng-mateng deeeh.
Tapi kalau memang mau serius S-2, saya mau bantu ngasih panduan gimana caranya dapat beasiswa, khususnya beasiswa LPDP.
LPDP ini salah beasiswa yang cukup bergengsi lho. Tasya sama Maudy Ayunda daftar LPDP juga. Sebagai orang yang juga lulus. Saya mau sedikit berbagi pengalaman gimana caranya lolos seleksi beasiswa LPDP ini.
Berkontemplasi
Sebelum daftar, pastikan dulu sempat berkontemplasi mengenai alasan kamu pengin S-2. Inget, jangan cuma buat pelarian, keren-kerenan, apalagi cuma buat nggak diomongin tetangga.
Kalau kata Paman Ben, pamannya Spiderman, “With great power comes great responsibility.” Semakin tinggi ilmu pengetahuan yang kita punya, semakin tinggi privilese yang kita dapatkan, berbanding lurus dengan kewajiban membagikannya kepada orang nggak punya kesempatan merasakan itu semua.
Karena ini pakai uang negara, dan negara itu punya uang karena pajak dari rakyatnya, secara tidak langsung kamu nanti akan dibiayai rakyat, jadiii pikirkan juga timbal balik apa yang akan kamu berikan untuk mengurangi penderitaan rakyat Indonesia ini??? Hem???
Lihat jadwal seleksi dan baca buku panduannya
Jadwal seleksi dan buku panduan itu jangan cuma dilihat doang ding, tapi juga harus dipahami. Tahun 2020 sendiri LPDP masih belum mengeluarkan jadwal resmi pembukaan pendaftarannya sih, tapi tungguin aja. Habis itu, jangan lupa dua tiga lilin menyala, catat tanggal-tanggal pentingnya~
Siapkan dengan serius berkas buat seleksi administrasi
Berkas yang akan diminta adalah file ijazah, transkrip akademik, surat rekomendasi, surat pernyataan mengikuti seleksi, surat izin mengikut seleksi (buat yang lagi kerja, wajib, jangan diem-diem daftarnya soalnya nanti banyak izinnya!11!!), sertifikat bahasa Inggris, surat keterangan sehat dan bebas narkoba (tambahan surat tidak TBC buat yang daftar di universitas luar negeri), terakhir, rencana studi dan proposal studi.
Nah rencana studi dan proposal studi ini yang bakal jadi kunci!
Rencana studi: sesuai namanya, isinya rencana tentang studi kita mulai dari fokus studinya nanti apa, ambil SKS-nya berapa, mata kuliahnya apa aja dan terakhir…
…. topik tesis xixixi.
Yha betul, syarat daftar beasiswa LPDP harus udah punya topik tesis! Dan kamu nggak bisa asal-asalan ngerjainnya soalnya nanti topik tesismu nanti akan ditanyain pas wawancara. Kalo nggak ngerti itu urgensi dan kontribusinya apa ya tamat sudah.
Proposal studi: isinya alasan kenapa milih bidang studi, perguruan tinggi, dan relevansinya sama kebutuhan baik institusi atau pembangunan nasional. Semuanya ditulis dengan rasional.
Karena rasional, harus dikasih tahu pertimbangan-pertimbangannya pilih itu apa. Misal keunggulannya dibanding jurusan/universitas lain apa. Silabusnya gimana, dosennya gimana, dan apakah pilihan kita ini akan menunjang tercapainya cita-cita kita.
Oh iya, jangan maksa daftar univ luar negeri kalo nggak banyak alasan yang mendukung, nanti dijamin nggak lolos! Orang LPDP pasti bakal nge-skak mat kamu kalo ditanya ngapain jauh-jauh ke luar negeri kalau di universitas di Indonesia juga ada.
Karena kita juga bakal diminta ngejelasin selama kuliah mau ngapain aja dan pas lulus mau kerja apa, pastikan kegiatan dan pekerjaan yang kita pilih adalah pekerjaan yang berkontribusi bagi bangsa dan negara. Inget LPDP mbayarin bukan buat buang-buang duit dong, mereka pengin ada timbal balik dari kita.
Terakhir, JANGAN LUPA DI-SUBMIT SEBELUM DEADLINE.
Belajar buat seleksi berbasis komputer (SBK)
Nggak ada tawar-menawar. Pokoknya wajib belajar!
Oh iya, penting juga untuk masuk grup persiapan LPDP (biasanya banyak di telegram) biar nggak ketinggalan info dan bisa dibantuin pas latihan soal-soal.
Standar soal SBK sama kayak soal TPA Bappenas dan CPNS. Kalau ngisi TKP sih saya yakin semua orang bisa. Nah ngerjain esai yang perlu banyak baca khususnya baca berita sosial politik.
Sebelum tes jangan lupa pipis dulu hehe, ruangan tesnya nanti dingin, dan ini memicu hasrat untuk hhe hhe. Ngerjain soal sambil kebelet pipis ndak enak, percaya deh!
Seleksi Substansi/wawancara
Pas wawancara, siapkan mental biar nggak mental. Soalnya dari cerita teman-teman yang lain, karakter pewawancaranya nggak bisa ditebak. Ada yang baik (banget) sampai yang galak (banget) kayaknya itu tergantung amal-amalan aja WQWQ.
Tahun 2019 kemarin, ada dua kali tahap wawancara.
Wawancara I: isinya tentang semua hal yang kita submit di website LPDP pas pendaftaran. Ada yang ditanya tesis, ada yang ditanya ngapain aja selama kuliah, ada yang ditanya keluarga, ada yang ditanya semuanya….
Di wawancara I ini bakal ada sesi wawancara pakai bahasa inggris untuk menguji kemampuan Bahasa kita (yang daftar univ dalam negeri juga bakal ditanya nahasa inggris tapi nggak banyak-banyak amat).
Nah ini yang sulit. Wawancara II.
Wawancara II ini bagi sebagian orang agak kontroversial sih. Soalnya pewawancara beasiswa LPDP nanti nanya pendapat kita soal isu sensitif mulai dari kasus OPM, kebangkitan PKI, LGBT, pandangan kita soal kebijakan pemerintah sekarang dst. dst. dst. Pertanyaan ini katanya untuk menguji nasionalisme kita. FYI yang wawancara adalah orang dari Kemenkumham, BIN, yang tentu mindset-nya heee.
Saya pribadi nggak sepakat dengan mengiya-iyakan atau ngasih jawaban yang ingin mereka dengar. Menurut saya, di sini kita harusnya malah memaparkan informasi yang benar-benar kita tahu. Nah dari informasi yang kita punya ini, baru deh kita jelaskan memutuskan untuk memihak siapa. Jadi bukan iya iya taklid buta. Ada rasionalisasi dan alasan ilmiah di balik keberpihakan kita.
Kalau sudah melewati semuanya, banyak-banyak berdoa supaya bisa lolos seleksi beasiswa LPDP hehe. Kalau setelah ngikutin pedoman lolos seleksi beasiswa LPDP ini kamu masih belum lolos juga, tolong jangan salahkan pedomannya, salahkan LPDP-nya kenapa dia lolosin saya padahal saya pakai cara yang sama hehe.
BACA JUGA Sudah Tajir Kok Cari Beasiswa Bidikmisi, Kemaruk Amat Kayak Fir’aun atau artikel POJOKAN lainnya..