Pedasnya Indomie Rendang Nggak Ada Apa-apanya Dibanding Hujatan Netizen

MOJOK.CORere memang telah berbohong tentang Indomie rendang nya. Tapi, masak ya harus menerima hujatan netizen terus-terusan, meski dia udah berani jujur?

Beberapa waktu lalu, sebuah konten video mukbang di Youtube bikinan gadis SD bernama Aurora atau biasa disapa Rere, ramai-ramai menerima hujatan netizen. Pasalnya, para netizen merasa dirugikan—tepatnya dikecewakan—dengan tayangan Rere yang dianggap membohongi banyak orang. Di video tersebut, Rere mengaku mie yang ia santap untuk mukbang adalah Samyang.

Usut punya usut, atas kejelian netizen dalam memperhatikan kesalahan orang, ternyata itu adalah Indomie rendang. Sontak, video Rere ini pun dijadikan bahan guyonan di berbagai lini media sosial plus menerima banyak hujatan netizen.

Melihat tanggapan yang semasif itu, akhirnya Rere mengakui bahwa ia berbohong. Bayangkan, Saudara-saudara, ia mau mengungkapkan kejujuran dan berani meminta maaf. Dalam kolom komentar postingan video tersebut, ia menyematkan pernyataan, “Maaf banget ya aku udah bohong ke kalian karna aku orang miskin jadi gak kuat beli samyang. Sekali lagi minta maaf ya.”

Sedihnya, meski Rere sudah meminta maaf dan berani jujur serta mengakui telah berbohong, hal ini tidak serta merta menjadikan guyonan terhadapnya berhenti begitu saja. Mungkin karena ia merasa tidak kuat, akhirnya Rere memutuskan untuk menghapus video tersebut. Meski juga agak percuma, karena ‘duplikat’ video tersebut sudah ada di mana-mana.

Memang betul, Rere telah membohongi kita sebagai penonton video mukbangnya. Tapi masalahnya, kita ini sebetulnya dirugikan dari sisi apa? Kita ini rugi apa, loh? Palingan juga paketan internet doang. Itu pun biasanya juga nyari-nyari wifi gratisan.

Hal pertama yang perlu kita pahami, kita ini cuma nonton doang. Yak, nonton doang, nggak lebih. Entah itu video mukbang Samyang, Indomie rendang, Mie Sedap, Sarimie, ataupun Mie Selera Rakyat sekalian. Nggak aka nada bedanya bagi hidup kita. Memangnya kita bakal ikutan ngerasain, gitu? Kan ya, nggak, toh? Lha wong kita ini cuma n-o-n-t-o-n. Sekali lagi, cuma nontonin, sama sekali nggak nyobain. Ntah kalau suatu saat nanti, ada teknologi anyar yang betul-betul bikin kita kenyang hanya dari nontonin doang.

Mungkin, sebetulnya kita marah—lalu menghujat—karena merasa malu telah ditipu oleh anak yang lebih kecil daripada kita. Harga diri kita merasa tercabik-cabik karena merasa “pengetahuan” kita diremehkan oleh seseorang. Ya, udah mirip-mirip kayak orang tua yang marah-marah karena dibohongi sama anaknya sendiri gitu, lah. Iya, kan?

Selain itu, ekspresi kemarahan ini, karena sebenarnya diam-diam kita merasa senang kalau melihat kesalahan orang lain. Kenapa? Mohon maaf, nih, soalnya diri kita ini pun penuh khilaf, salah, dan dosa. Penuh pengalaman dengan kejadian-kejadian yang nggak kalah memalukan. Cuma bedanya, hal-hal memalukan tersebut nggak—atau mungkin belum—terekspos aja, sih. Jadi, kalau ada orang lain yang melakukan kesalahan. Hmmm, jiwa-jiwa menyerang dan menghujat kita langsung bergejolak: berharap untuk segera dikeluarkan dengan maksimal.

Lagian, ya, fyi aja, nih. Bikin konten Youtube ataupun konten-konten yang lain, itu nggak mudah, loh. Dari mikirin kontennya: percayalah, nggak semua orang bakal kepikiran mengganti Samyang dengan Indomie rendang. Setelah itu, belum lagi menyiapkan masakannya biar siap buat dipakai mukbang. Terus proses syutnya, dari cara naruh kamera, memastikan pencahayaannya, hingga memastikan supaya suara ngunyah-ngunyah Indomie rendang yang tetep bikin orang kepengin itu, terdengar dengan baik.

Tidak sampai di situ, kalaupun nggak pakai edit, proses upload-nya pun lumayan ngabisin kuota. Apa? Mau ngandelin wifi gratisan kayak lagi nonton? Hahaha, mohon maaf, tayangnya bisa beberapa dekade kemudian~

Lalu, memangnya kalian-kalian yang hanya mampu menghujat ini, bisa apa? Mana? Sini-sini tunjukin karyanya? Hmmm, mana, coba?

Orang-orang yang suka ngehujat, palingan juga mampunya sekadar ketak-ketik doang. Cuma bisa nonton dan komeeeeennnnnn doang, tapi ngegasnya nggak karuan. Atau, usaha paling mentok pun, cuma bisa re-upload konten-konten yang sudah ada sebelumnya. Terus diedit-edit dikit, biar nggak sama-sama amat. Udah, gitu doang, kan?

Hash! Ncen, ora kreatif, blas!

Gini, deh, coba kalian bikin konten sendiri?! Bisa, nggak?!1! Daripada sibuk menghujat, kalian kan bisa aja bikin konten tandingan kayak, “Cara bikin Samyang yang murah dan enak buat sobat misquen”. Manfaatnya gede, loh. Biar nanti setidaknya, nggak akan ada Rere-Rere lainnya. Yang hanya karena nggak mampu beli Samyang, terus harus bohong dengan bikin Indomie Rendang.

Exit mobile version