Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Pojokan

Partai Demokrat Izinkan Kader Dukung Jokowi: Politik Lentur atau Main Dua Kaki?

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
9 September 2018
0
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Partai Demokrat (PD) memberikan izin kader untuk mendukung Jokowi dan Ma’ruf Amin ketika partai menyatakan akan mendukung Prabowo dan Sandiaga Uno.

Politik adalah dunia yang lentur. Pagi berstatus lawan, malam bisa menjadi kawan. Di satu sisi, politik bisa menjadi benda yang mudah ditebak. Namun, di sisi yang berbeda, politik menyimpan misterinya sendiri. Pilpres 2019, bahkan ketika masa kampanye resmi belum dimulai, kelenturan itu sudah terasa. Tiada kawan dan lawan abadi di dunia ini, yang langgeng adalah negosiasi.

Minggu ini, Partai Demokrat (PD) tengah sibuk merespons keganjilan Roy Suryo yang dianggap menggondol tiga ribu lebih aset Kemenpora. Saking gentingnya masalah ini, Ketum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sampai mengultimatum mantan Kemenpora itu untuk mengembalikan aset dalam waktu satu minggu. Kamu heran? Saya apalagi.

Urusan kader ini memang tengah menjadi konsentrasi penuh bagi PD minggu ini. Selain Roy Suryo yang menjadi bahan meme paling panas selain film The Nun, PD juga sedang memikirkan sikap beberapa kader mereka yang “tidak searah” dengan laju partai. Beberapa kader memilih mendukung Jokowi dan Ma’ruf Amin ketika partai sendiri mendukung Prabowo dan Sandiaga Uno. Tidak ingin kehilangan sokongan kader (dan suara di daerah), PD tengah “bernegosiasi”.

Nama pertama yang menyeruak adalah Gubernur Papua, Lukas Enembe. Sang gubernur (dan banyak kader PD di Papua) lewat rakornas, lebih ingin mendukung Jokowi dan Ma’ruf Amin ketimbang duet Prabowo dan Sandiaga Uno. Suara di Papua cukup penting bagi PD. Oleh sebab itu, dari pusat partai sendiri sudah menyatakan akan bersiasat.

Ferdinand Hutahaean, Kadiv Advokasi Hukum PD, memberikan penjelasan. “Justru kami akan carikan formulanya supaya tidak disebut dua kaki ya. Tapi kepentingan partai, caleg-calegnya di daerah itu kan harus di ini ya mungkin kita akan meminta kader kami untuk tidak usah masuk secara resmi di tim pemenangan. Mungkin itu salah satu cara kami nanti.”

Menarik untuk mencermati bagian “supaya tidak disebut dua kaki”. Kalimat ini bisa diterjemahkan bahwa elite PD sendiri sudah menyadari bahwa anggapan politik dua kaki akan disematkan banyak orang ke pundak mereka ketika ada kader yang tidak sejalan dengan partai dan diberi semacam dispensasi.

Sikap PD ini bisa dimaklumi lantaran tidak satu kader penting saja yang “tidak sejalan dengan partai” soal dukungan ke capres dan cawapres. Kader-kader Partai Demokrat di Sulawesi Utara juga satu suara dengan kader di Papua untuk mendukung Jokowi dan Ma’ruf Amin. Untuk Sulawesi Utara, partai juga siap bernegosiasi.

Daripada kehilangan suara di daerah-daerah dengan kantong suara yang tidak kecil, kembali, Ferdinand menyampaikan partai akan memberikan dispensasi. “Kami akan tanya kader kami di bawah dulu, baru kami akan membuat keputusan ini,” tegas Ferdinand.

Kader penting ketiga PD yang menyatakan mendukung Jokowo dan Ma’ruf Amin adalah eks Wagub Jawa Barat, Deddy Mizwar. Bahkan, politikus yang juga aktor senior tersebut sudah resmi menjadi juru bicara tim pemenangan Jokowi dan Ma’ruf Amin. PD tidak bisa bersikap tegas melarang karena Deddy Mizwar sendiri sudah kadung menegaskan lebih dulu bahwa dirinya tetap akan bekerja keras memenangkan Partai Demokrat di Jawa Barat. Ini janji penting.

Kembali, partai berlambar merci ini hanya bisa bersiasat supaya bisa mengakomodir kepentingan partai, kader, caleg, dan masa depan mereka sendiri. Tidak menyerang secara frontal pasangan Jokowi dan Ma’ruf Amin lewat palarangan kader untuk mendukung adalah pilihan yang masuk akal. Politik memang lentur, dan PD menunjukkannya dengan baik.

Hal kedua yang juga menarik adalah ketika Ferdinand juga menegaskan bahwa PD akan terus mengingatkan bahwa kader tidak boleh “menanggalkan dukungan” untuk Prabowo dan Sandiaga Uno. Jadi, intinya, PD ini mau bagaimana? Kader boleh mendukung Jokowi dan Ma’ruf Amin, namun di sisi lain juga tidak boleh tidak mendukung Prabowo dan Sandiaga Uno. Pusing? Kalau tidak pusing, bukan dunia politik namanya.

Apakah Partai Demokrat bermain dua kaki menjelang Pilpres 2019? Atau, kita bisa menyebutnya sebagai “politik lentur” saja supaya lebih halus? Apapun namanya, yang pasti negosiasi adalah seni tersendiri. Untuk politik, negosiasi harus cantik.

Terakhir diperbarui pada 9 September 2018 oleh

Tags: jokowikader partaiMa’ruf AminPartai DemokratPDprabowoSandiaga Uno
Iklan
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Belajar Bahasa Inggris Cocok untuk Atlet Brain Rot kayak Kamu MOJOK.CO
Esai

Belajar Bahasa Inggris Adalah Tahap Awal untuk Memanusiakan Diri bagi Atlet Brain Rot seperti Saya

10 Juni 2025
stairlift, candi borobudur.MOJOK.CO
Aktual

Coba-coba Naik Stairlift di Candi Borobudur, Bakal Jadi Fasilitas Permanen?

29 Mei 2025
candi borobudur.MOJOK.CO
Sosial

Bukan Permintaan Prabowo, Ini Penjelasan Pengelola soal Pemasangan Stairlift di Candi Borobudur

27 Mei 2025
3 Cara Mendapatkan Uang Banyak yang Perlu Diketahui Prabowo MOJOK.CO
Esai

3 Cara Mendapatkan Uang Banyak untuk Negara: Sebuah Proposal Kontroversial yang Harus Didengarkan Presiden Prabowo

15 April 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Perjuangan ibu hingga antar anak jadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), jadi pembuktian untuk ayah yang telah meninggalkan keluarga MOJOK.CO

Bisa Kuliah UGM karena Perjuangan Ibu, Bertekad Buktikan Kesuksesan ke Ayah yang Pergi Tinggalkan Keluarga

21 Juni 2025
Pengalaman pertama beli es krim di Tempo Gelato, Kaliurang Jogja. MOJOK.CO

Pertama Kali Anak Desa Nongki di Tempo Gelato Malah bikin Canggung karena Dikira Tempat Diskotik Sampai Pilih Varian Aneh

15 Juni 2025
Bus ekonomi Mira, saksi perantau Surabaya nekat ke Jogja tanpa bekal apa-apa buat cari kerja. Tujuh jam menderita dengan kerandoman penumpang MOJOK.CO

Naik Bus Mira karena Pengin Nikmati Perjalanan dengan Harga Murah, Malah Menderita karena “Keanehan” Penumpangnya

16 Juni 2025
lolos CASN lebih menjanjikan ketimbang kuliah S3. MOJOK.CO

Merelakan Kuliah S3 usai Lolos CASN adalah Pilihan Realistis di Tengah Kondisi Negeri yang Semrawut, meski Penempatan Tak Sesuai Harapan

17 Juni 2025
Duta Sheila on 7: Duta Bapak-bapak Kampung yang Sayang Anak MOJOK.CO

Kegelisahan Seorang Bapak yang Punya Anak Perempuan dan Pentingnya Aktif Ikut Ronda di Kampung seperti Duta Sheila on 7

20 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.