Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Menjadi Pelawak Bermodal Tempe ala Sandiaga Uno

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
10 September 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Kalau berbicara soal ekonomi, tentu saja seorang Sandiaga Uno adalah salah satu sosok yang sangat otoritatif. Lha gimana tidak, belio adalah seorang pebisnis pilih tanding, tahu seluk beluk pasar ekonomi makro dan mikro, paham nglothok soal mekanisme bisnis, dan yang paling membuat dia otoritatif, dia punya kekayaan sebesar 5,1 triliun.

Ada banyak pakar dan praktisi ekonomi dan bisnis yang mumpuni, tapi sangat sedikit yang bisa punya kekayaan seperti Sandiaga Uno, atau katakanlah, sepersepuluhnya.

Namun entah kenapa, dalam beberapa waktu terakhir ini, Sandiaga dengan blak-blakan memberikan pernyataan terkait ekonomi yang membuat Sandi terlihat seperti pebisnis amatiran.

Pernyataan pertama adalah tentang bawang dan cabai. Sandi mengatakan bahwa melemahnya rupiah membuat ekonomi sulit, sampai-sampai ada seorang ibu rumah tangga yang belanja 100 ribu rupiah dan hanya mendapatkan bawang dan cabai.

“Ibu Lia cekcok sama suaminya gara-gara uang belanja dikasih Rp 100 ribu pulang cuma bawa bawang sama cabai,” ujar Sandiaga dalam sebuah acara talkshow bertajuk ‘Kiat Sandi Uno untuk Menghadapi Dolar yang Semakin Menggila’.

Pernyataan yang bukan saja berpotensi memicu protes, namun juga memicu meme dan konten humor yang lucunya ngaudubillah setan sebab memang sangat lucu.

Pernyataan kedua yang tak kalah jenaka tentu saja adalah pernyataan Sandiaga soal tempe. Sandiaga menyebut efek melemahnya rupiah membuat banyak harga kebutuhan ekonomi naik, termasuk kedelai, sampai-sampai tempe sekarang bisa setipis kartu ATM.

“Tempe sekarang sudah dikecilkan. Dan tipisnya sama kayak kartu ATM. Tahu Ibu Yuli di Duren Sawit, jualan tahu dikecilin karena tidak bisa menaikkan harga karena enggak akan laku karena daya belinya,” kata Sandiaga.

Seperti pernyataan soal cabai dan bawang, pernyataan ini pun mengundang gelak tawa dari banyak orang. Meme bergambar orang memasukkan tempe ke dalam mesin ATM atau mengeluarkan tempe dari dalam dompet pun kemudian bertebaran.

Dua pernyataan Sandiaga yang heboh dan viral tersebut entah kenapa membuat saya begitu yakin, bahwa Sandiaga memang sedang membual untuk menghibur banyak orang. Dan hal tersebut terbukti berhasil berhasil.

Bagi saya, mustahil Sandi serius mengatakan 100 ribu hanya dapat bawang dan cabai, atau ada tempe yang setipis kartu ATM.

Kalau sekadar mau bilang harga kebutuhan pokok dan harga belanjaan naik, itu wajar. Tapi kalau kemudian bilang bahwa 100 ribu cuma bisa beli bawang dan cabai, saya yakin, itu pasti melucu.

Kalau sekadar mau bilang harga kedelai naik karena pengaruh dolar, itu juga wajar. Tapi kalau kemudian bilang bahwa tempe sekarang setipis kartu ATM, lagi-lagi itu juga melucu.

Lebih lucu lagi, sebab ternyata, ada banyak orang yang dengan selonya mencoba membuktikan ketidakbenaran lawakan tersebut. Mereka benar-benar belanja ke pasar dengan 100 ribu, atau iseng mengukur ketipisan tempe dengan penggaris butterfly.

Iklan

Mereka mencoba membuktikan sesuatu yang sebetulnya cukup dibuktikan dengan akal sehat.

Lantas, apakah yang dikatakan oleh Sandiaga adalah sebuah fallacy? O, tentu saja tidak.

Apa yang dikatakan Sandiaga bisa saja benar.

100 ribu hanya dapat bawang dan cabai? Bisa saja. Misal, beli bawang dan cabainya 30 ribu, trus yang 70 ribu adalah ongkos grab-nya.

Tempe sekarang setipis kartu ATM? Bisa saja. Kan yang ngomong Sandiaga. Dia orang kaya raya. Kartu ATM-nya pasti bukan hanya satu, tapi banyak. Ada BRI, Mandiri, BCA, BNI, Pertama, dll. Kalau ditotal bisa sampai 15 kartu, dan itu tentu saja cukup untuk mengimbangi ketebalan sebuah tempe di angkringan.

See? Pelawak lain butuh banyak materi untuk membuat orang tertawa, sedangkan Sandiaga cuma butuh bawang, cabai, dan tempe.

Hanya Sandiaga yang mampu membuat dunia pertempean mengalami mutasi genetis yang luar biasa. Ia bisa menjadikan tempe setipis kartu ATM. Bukan tak mungkin, di masa depan, Sandiaga pula yang bisa membuat tempe setipis kertas HVS, atau bahkan setipis jembatan Shirathal Mustaqim.

Mari kita meyakini, bahwa selain pebisnis ulung, Sandiaga Uno ternyata juga pelawak yang bermutu.

Terakhir diperbarui pada 11 September 2018 oleh

Tags: pelawak indonesiaSandiaga UnoTempe
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Memang Kenapa Kalau Prabowo Subianto Jadi Presiden? MOJOK.CO
Esai

Memang Kenapa Kalau Prabowo Subianto Jadi Presiden Indonesia?

18 Desember 2023
sandiaga uno ppp mojok.co
Kotak Suara

Sandiaga Uno Gabung PPP, Apa Dampak Elektoralnya?

23 Juni 2023
erick dan sandi mojok.co
Podium

Erick dan Sandi Berebut Simpati Publik lewat Coldplay dan Timnas Argentina

18 Juni 2023
Ingin Rasanya Memeluk Prabowo dan Bilang, “Sudahlah, Pak.” MOJOK.CO
Esai

Ingin Rasanya Memeluk Prabowo dan Bilang, “Sudahlah, Pak.”

8 Juni 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.