MOJOK.CO – Warna merah yang menyala di lampu lalu lintas menunjukkan waktunya telah tiba untuk pentas sekumpulan orang-orang goblok area jalan raya.
Lampu merah artinya berhenti, lampu hijau artinya jalan, lampu kuning artinya hati-hati. Makna-makna warna di APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas) alias traffic light ini sudah jelas diketahui banyak orang. Bahkan, anak TK juga tahu kali, ya?
Sayangnya, dalam keadaan berkendara dan kena lampu merah, tetap saja ada hal-hal yang bikin kepala geleng-geleng tak percaya. Masih mending kalau cuma geleng-geleng—kadang malah sampai bikin kesel pangkat seratus!
Singkatnya, fenomena ini telah melahirkan setidaknya lima jenis orang goblok yang sangat mungkin Anda temui saat berhenti di lampu merah.
1. Orang yang klakson sebelum hijau
Zaman sekarang, lampu lalu lintas telah dilengkapi dengan timer hitungan mundur sampai kembali menunjukkan lampu hijau. Tapi masalahnya, saat angka belum benar-benar menunjukkan angka 0, beberapa pengendara dengan brutalnya menekan klakson keras-keras.
Bayangkan! Baruuuuuu aja angka menunjukkan detik ke-5, eh tahu-tahu orang di belakang nglakson keras banget, mengisyaratkan Anda untuk segera jalan. Kesel nggak, sih? Apa coba maksudnya? Apakah dia belum mengerti bahwa warna merah pada lampu lalu lintas itu artinya berhenti? Atau, jangan-jangan, dia tertukar dengan makna warna merah pada bendera, yaitu berani? Gitu??? Hah???
Huft. Cobalah, Ibu-Ibu, Bapak-Bapak, Kakak-Kakak, kalau belum hijau ya nggak usah berisik mencet-mencet klakson. Itu n-o-r-a-k.
2. Orang yang berhenti melebihi garis depan atau masuk ke zebra cross
Di area lampu lalu lintas, jalan rayanya dihiasi dengan garis putih sebagai markah jalan yang menjadi penanda antara tempat berhentinya kendaraan bermotor dan area berhenti khusus untuk pengendara sepeda serta zebra cross.
Nah, golongan orang goblok kedua di lampu merah traffic light adalah mereka-mereka yang nekat maju terus-menerus sampai melebihi garis dan masuk ke area zebra cross. Kenapa goblok? Ya karena orang-orang ini nggak mikirin gimana kabarnya orang yang akan menyeberang jalan kalau lahannya dijarah. Apakah itu berarti mereka harus nyeberang sambil nyelip-nyelip di antara bodi mobil dan asap knalpot motor? Terus, kalau kendaraan-kendaraan itu berhenti di area khusus berhenti sepeda, di mana sepeda-sepeda itu nantinya akan berhenti? Di tengah-tengah perempatan jalan???
3. Orang yang naik ke trotoar
Hampir sama dengan poin nomor 2, Anda pasti cukup sering melihat tipe orang goblok nomor 3 ini. Bedanya, orang-orang di nomor 3 secara spesifik adalah para pengendara sepeda motor karena membutuhkan kelihaian dan fleksibilitas menggunakan kendaraan.
Saat traffic light menunjukkan lampu merah, kaum-kaum roda dua yang terjebak di balik bokong truk dan mobil langsung memiliki hasrat untuk maju ke depan agar lebih cepat menyelesaikan tanggungan lampu merah. Maka, trotoar yang dibuat untuk pejalan kaki pun menjadi sasarannya. Pengendara sepeda motor ini, dengan penuh percaya diri, naik ke trotoar untuk menyalip kendaraan lain yang sedang berhenti. Alhasil, para pejalan kaki—lagi-lagi—harus pasrah karena lahannya dijarah.
Hmmm, mbok ya goblokmu tuh jangan merugikan orang banyak gitu loh, Kak.
4. Orang yang maunya berhenti di tempat teduh
Sebagaimana poin nomor 3, Anda akan menemukan jenis orang goblok berikut ini di atas sepeda motornya. Mereka-mereka ini adalah orang yang patuh aturan: selalu berhenti saat lampu merah menyala. Nah, gobloknya, mereka berhenti terlalu cepat daripada seharusnya. Lampu merahnya masih 50 meter, eh langsung ngerem. Kenapa?
Ternyata, mereka hanya mau berhenti di tempat yang teduh-teduh saja, misalnya yang terkena bayangan pohon atau mobil!
Ngeselin nggak, sih? Lagi bawa kendaraan santai-santai, lihat lampu merah dengan tempat berhenti yang masih kosong, eh tahu-tahu motor depan Anda berhenti hanya karena ogah kepanasan. Apakah mereka nggak mikir kalau tindakan mereka ini berbahaya dan bisa bikin kaget orang di belakangnya? Lantas, apa lagi dong sebutan yang tepat untuk manusia macam ini selain goblok?
5. Orang yang berhenti di lajur untuk belok kiri
Beberapa lampu lalu lintas mewajibkan seluruh pengendara berhenti sebelum hijau, tapi ada pula yang mempersilakan pengendara yang hendak belok kiri untuk tetap jalan. Sayangnya, karena kegoblokan yang merajalela, saat lampu merah, pengendara kendaraan bermotor yang akan belok kanan dan lurus pun serta-merta berhenti di lajur khusus bagi mereka-mereka yang akan berbelok kiri!
Alhasil, antrean pengendara di lajur kiri memanjang. Kendaraan-kendaraan yang benar-benar akan berbelok kiri jadi harus ikutan menunggu lampu merah. Orang-orang goblok yang merampok jalur kiri ini diklakson, tapi cuek bebek. Beberapa dari mereka malah menoleh dengan sinis, seolah-olah dia adalah korban yang dipersekusi oleh bunyi klakson.
Helloooooowww, giliran rampok-merampok hati aja ribut, lah sekarang kok situ malah dengan santainya ngerampok lajur orang~
BACA JUGA Helm Cargloss Melanjutkan Kenangan Helm INK yang Pernah Menyelamatkan Nyawa Saya dan tulisan lainnya dari Aprilia Kumala.