Kupercaya Selalu Ada Sesuatu di Jogja, Sesuatunya Itu Apa sih?

Lagu Adhitia Sofyan yang judulnya "Sesuatu di Jogja" layak ditafsir ulang tentang makna "sesuatu"-nya nih.

ilustrasi Kupercaya Selalu Ada Sesuatu di Jogja, Sesuatunya Itu Apa sih? mojok.co adhitia sofyan

MOJOK.CO Lagu Adhitia Sofyan “Sesuatu di Jogja” layak ditafsir ulang karena tentu saja kita harus menebak, sesuatunya itu apa?

Dari sekian banyak lagu ciptaan Adhitia Sofyan yang bagus-bagus, lagu berjudul “Sesuatu di Jogja” ini bisa dibilang paling terkenal. Sebab, liriknya relate banget sama orang-orang yang mencintai Kota Istimewa layaknya mereka mencintai kenangan manis. Aduh, ngomong-ngomong jangan kebanyakan manis nanti diabetes.

Jogja yang katanya Pak Joko Pinurbo terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan memang punya banyak “sesuatu”. Iya, tapi sesuatunya itu apa sih? Ketimbang bertanya-tanya mari saya jelaskan kemungkinan yang dimaksud Mas Adhit dalam lirik “Kupercaya selalu ada sesuatu di Jogja” itu.

Sesuatu di Jogja #1 Mantan

Dari sekian banyak kenangan yang disebut manis, kenapa bisa disebut kenangan ya karena itu sudah berlalu. Dengan kata lain memang banyak orang mengenang saat-saat terbaik bersama mantan di Jogja. Warga asli Jogja sendiri juga punya banyak kenangan karena mereka juga punya mantan, lha mbok pikir?

Jadi, agaknya valid soal kemungkinan bahwa “sesuatu” yang dimaksud adalah soal mantan. Jangankan soal mantan, tempat wisata kayak Prambanan aja punya mitos bahwa pasangan yang datang berlibur ke sana hubungannya nggak akan lama kok.

Sesuatu di Jogja #2 you-know-what

Pengin langsung menyebut “klitih”, tapi saya merasa kata ini sudah semacam menyebut Dementor di Harry Potter dan The Yips di Ted Lasso. Jangan-jangan klitih adalah “sesuatu” yang benar-benar dimaksud dalam lagu “Sesuatu di Jogja”. Saking Adhitia Sofyan nggak pengin menyebutnya, jadi blio mengakalinya dengan bilang “sesuatu”. Biar nggak pamali gitu deh.

Mas Adhit, kalau ini benar, please stay safe.

Jogja memang identik banget sama klitih. FYI, kebanyakan orang yang tinggal di Yogyakarta dan sekitarnya takut pulang malam bukan karena ngeri dimarahin emaknya atau gerbang kos udah dikunci, tapi takut kena sabet bacok random, takut jadi korban kejahatan –you know what- itu. Serem banget soalnya. Dari dulu problem ini sudah melegenda, tapi nggak tuntas-tuntas. Entah apakah ini memang budaya yang sedang dipertahankan atau apa.

Sesuatu di Jogja #3 Ditanya “KTP mana?”

Kadang saya punya perasaan nggak enak sama warga Jogja asli kalau nulis soal kota ini. Takut banget euy bakal dikatain bacot lalu ditanya, “Emang mbaknya KTP mana?” Seolah-olah kalau KTP saya bukan dari DIY, saya ibarat alien Namec yang nggak boleh ngomongin soal Jogja. Bukan KTP Jogja = mau menginvasi. Nggak boleh mengkritik, nggak boleh ngeluh UMR, wes pokoke “KTP mana” dulu baru boleh fafifu wasweswos.

Punten ini mah, jika “KTP mana” adalah sesuatu di Jogja yang dimaksud dalam lagu, saya jadi ngeri. Lagunya nggak jadi romantis dong, malah horor. Takut saya di sini cuma menuh-menuhin kota, jadi benalu, dan tidak meninggalkan sesuatu yang baik lalu dirujak habis-habisan sama penduduk. Maafkan aku warga Jogja, besok saya bikin KK sendiri yang alamatnya di Concat deh biar kalau ngomongin Jogja bisa los.

Sesuatu di Jogja #4 ayam geprek, mi ayam, gudeg, bakpia, soto, sego kucing, lha kok banyak?

Akhirnya ada sesuatu yang positif yang bisa dibanggakan. Di Kota Istimewa ini memang ada banyak makanan enak. Mulai dari ayam geprek yang menciptakan banyak sekte Bu Rum, sekte Bu Made, sekte Olive Chicken, dan sekte-sekte ayam lain. Ada juga mi ayam sekte Tumini, sekte Tunggal Rasa, sekte Yamie Pathuk dan ribuan warung mi ayam di bawah Rp10 ribu semangkuk.

Gudeg pun begitu, ada gudeg yang buka pagi-pagi dengan harga cenderung murah, dan gudeg yang buka malam-malam dengan harga cenderung mahal. Banyak banget ya makanan enak. Tapi, kayaknya yang dimaksud Adhitia Sofyan bukan ini deh. Kalau yang blio maksud “sesuatu di Jogja” itu makanan-makanan enaknya, blio mungkin bakal jadi food vlogger, bukan penyanyi.

Sesuatu di Jogja #5 Agooos Mulyadi

Hah, serius? Luar biasa sekali Agus Mulyadi telah menciptakan image sebegitu rupa membentuk Jogja di mata Adhitia Sofyan, padahal blio KTP Magelang.

NB: sampai artikel ini ditulis, saya sebenarnya sudah tanya sama Mas Adhitia Sofyan tentang “sesuatu” yang blio maksud sebenarnya. Ah, tapi mungkin blio lagi sibuk jadi belum balas pesan.

BACA JUGA Nggak Usah Terbeli oleh Romantisasi Jogja. Asline Biasa Wae, Lur dan artikel lainnya di POJOKAN.

Exit mobile version