Keberagaman kuliner Jogja jadi salah satu daya tarik wisatawan. Banyak pendatang mampir demi pengalaman kuliner yang beragam. Itu mengapa banyak tempat makan viral di Jogja dipadati pengunjung khususnya ketika akhir pekan maupun libur panjang.
Bahkan, kadang, saking semangatnya, wisatawan lebih update dan mengeksplorasi makanan yang ada di Jogja daripada warga lokalnya.
Beberapa orang biasanya akan berkomentar, wah enak ya di Jogja, setiap hari bisa makan gudeg, misal. Padahal, warga lokal tidak melulu makan kuliner khas dari daerahnya. Setidaknya itulah yang saya dan banyak teman asli Jogja lain rasakan. Biasanya, kami baru benar-benar eksplore kuliner khas dan viral Jogja bersama teman atau keluarga yang datang dari luar kota.
#1 Warlok Jogja nggak tiap hari makan gudeg merek-merek terkenal
“Oh, tiap hari makan gudeg dong?” Kata orang-orang ketika tahu saya berasal dari Jogja. Saya tahu kata-kata itu cuma basa-basi, tapi entah mengapa begitu menggelitik.
Kenyataannya, saya dan banyak teman yang asli Jogja justru tergolong jarang makan gudeg. Apalagi gudeg-gudeg yang kerap didatangi wisatawan. Alasannya sederhana aja, mahal. Harga gudeg dengan merek terkenal itu bisa mencapai puluah ribu per porsinya. Untuk kantong mendang-mending warlok Jogja, mending beli makanan lain. Nasi kucing di angkringan misal.
Kalau memang ingin menyantap gudeg, biasanya warga lokal justru makan gudeg-gudeg pinggir jalan atau emperan toko yang kurang terkenal. Rasanya tidak kalah enak kok.
#2 Walang goreng, kuliner Jogja yang nggak cocok di semua lidah
Walang goreng adalah kuliner khas Gunungkidul. Di bagian kota, camilan satu ini memang agak sulit ditemukan. Tapi, kalau main ke arah Gunungkidul, kalian bisa menemukannya dengan mudah. Banyak wisatawan mengincarnya karena tergolong makanan ekstrim dan unik.
Warga Jogja justru jarang menyantap makanan satu ini. Selain agak sulit ditemukan di luar Gunungkidul, tidak semua orang cocok makan walang goreng. Kata orang-orang, rasanya sebenarnya enak, gurih, mendangung protein yang tinggi pula. Akan tetapi, tidak semua orang terbiasa makan walang yang tergolong serangga ini.
Baca halaman selanjutnya: #3 Oseng mercon …
#3 Oseng mercon, kuliner yang terlalu pedas bagi sebagian orang Jogja
Oseng mercon Jogja adalah kuliner pedas terkenal dari Jogja. Makanan ini berbahan dasar daging sapi tetelan dan banyak cabai sehingga rasanya sangat pedas. Salah satu oseng mercon yang terkenal ada Oseng Mercon Bu Narti, Oseng Mercon Pak Joko, dan Oseng Mercon 62.
Rasa pedas oseng mercon sudah begitu terkenal hingga orang yang suka pedas sekalipun deg-degan ketika mencicipinya. Apalagi mereka yang tidak gemar pedas. Itu mengapa, saya yakin orang-orang Jogja yang nggak suka pedas belum pernah atau bahkan tidak tidak tertarik untuk menjajal kuliner ini. Saya salah satunya.
#4 Bakpia memang enak, tapi jarang disantap warlok
Aneh, tapi nyata. Orang lokal Jogja malah jarang ngemil camilan yang satu ini. Padahal, bagi mereka yang berasal dari luar Jogja, bakpia sudah semacam jadi oleh-oleh wajib.
Setelah saya pikir-pikir lagi, saya makan bakpia kalau ada saudara atau teman yang berkunjung ke Jogja. Mereka biasanya membawa banyak box dan salah satunya dibuka untuk dimakan bersama-sama.
Kesempatan makan bakpia lainnya, ketika mencarikan oleh-oleh untuk teman. Di saat itu saya baru beli satu utuk dimakan bersama keluarga. Rasanya sangat jarang pergi ke toko bakpia khusus untuk dibawa pulang dan dicemil bersama-sama.
Di atas beberapa kuliner khas Jogja, tapi malah jarang disantap oleh warga lokal. Itu bukan berarti makanan yang di atas nggak enak ya. Enak atau tidak itu selera. Hanya saja, beberapa makanan yang diincar para turis itu kadang nggak cocok di kantong. Selain itu, kemudahan akses ke makanan-makanan itu kadang membuat orang-orang lokal “menyepelekannya”.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
