MOJOK.CO – Prabowo tidak tahu apa itu unicorn, dan banyak dari kita sejatinya juga tidak tahu apa itu unicorn. Kita tahu setelah Prabowo dihujat.
– – – – – – – – – –
Debat Pilpres edisi kedua yang membahas tema infrastruktur, energi, pangan, dan sumber daya alam anara Jokowi dan Prabowo memang sudah selesai diselenggarakan sejak Minggu malam, 17 Februari 2019 kemarin. Namun sampai sekarang, lanjutan edisi perdebatannya masih saja terus menggema. Tentu saja bukan oleh Prabowo dan Jokowi, melainkan oleh sobat netizen kita yang baik lagi bijaksana.
Salah satu hal yang cukup ramai diperbincangkan tentu saja soal ketidaktahuan Prabowo tentang istilah unicorn.
“Yang Bapak maksud unicorn? Maksudnya yang online-online itu, iya, kan?” Kata Prabowo ketika ditanya oleh Jokowi tentang unicorn.
Unicorn sendiri merupakan istilah untuk startup yang sudah punya nilai valuasi lebih dari 1 miliar dolar. Di Indonesia, sejauh ini sudah ada 4 startup berstatus unicorn, yakni Tokopedia, Bukalapak, Gojek, dan Traveloka.
Ketidaktahuan Prabowo akan unicorn tentu saja menjadi senjata tersendiri bagi banyak pendukung Jokowi untuk menyerang Prabowo.
“Halah, gimana mau membangun ekosistem teknologi yang bagus jika unicorn saja nggak ngerti”, kira-kira begitulah narasi yang dibangun oleh para pendukung Jokowi untuk menyerang Pak Prabs.
Nah, lantas apakah salah jika Prabowo tidak tahu apa itu unicorn?
Bagi banyak orang mungkin salah, namun bagi saya, ketidaktahuan Prabowo adalah hal yang biasa dan wajar-wajar saja. Semua orang tentu punya titik di mana ia tidak paham dengan sesuatu. Ada banyak faktor, bisa karena ia memang bukan ahlinya, atau bisa juga karena ia sama sekali tidak pernah bersentuhan dengan dunia tersebut.
Jokowi tahu soal unicorn karena ia memang menjadi sosok yang dekat dengan regulasi bisnis digital, sehingga, mau tak mau, ia mendapatkan banyak insight dan pemahaman tentang startup, termasuk unicorn.
Lain halnya dengan Prabowo, baginya, dunia startup tentu saja masih cukup asing.
Lain halnya kalau yang dibahas adalah tentang dunia pertahanan militer, tentu Prabowo akan banyak paham istilah-istilah di dalamnya ketimbang Jokowi.
Dalam dunia debat, ketidaktahuan ini menjadi hal yang lebih wajar. Saya jadi ingat dengan debat cagub Sumatera Utara beberapa waktu yang lewat. Kala itu, Cagub Djarot Saiful Hidayat menanyakan tentang “stunting” pada Edy Rahmayadi. Dan Edy menjawab bahwa dirinya tidak tahu apa itu stunting.
Tidak tahu apa itu unicorn adalah hal yang biasa. Yang luar biasa adalah banyak orang-orang yang menghujat Prabowo atas ketidaktahuannya tentang unicorn padahal dirinya sendiri juga sebelumnya tidak tahu apa itu unicorn.
Banyak orang yg baru tahu apa itu Unicorn justru setelah Prabowo diejek karena nggak tahu unicorn itu apa. Sama halnya seperti banyak orang baru tahu kalau Soekarno lahir di Surabaya justru setelah Jokowi diejek karena nyebut Bung Karno lahir di Blitar.
Kita semua punya jatah untuk tidak tahu akan sesuatu. Lha wong Jokowi aja masih sering nggak bisa bedakan anaknya jualan pisang goreng biasa atau pisang goreng nugget.
Kebodohan dan ketidaktahuan itu kelihatannya memang soal giliran. Dengkinya yang abadi…