MOJOK.CO – JK Rowling menguak rahasia bahwa karakter Nagini berasal dari mitologi Indonesia, meski pemerannya datang dari Korea. Lah, kok bisa?
Trailer terbaru film Fantastic Beasts rilis beberapa hari lalu. Manusia-manusia semacam saya—maksudnya, Potterhead—jelas menantinya tajam-tajam, hanya untuk kemudian dikejutkan dengan fakta baru, yaitu: Nagini akan muncul di film terbaru Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald!!!
Lebih mengejutkannya lagi, ia hadir dalam bentuk…
…manusia!!!
*jeng jeng jeng*
Ya, ya, ya. Nagini yang selama ini kita kenal sebagai ular Voldemort, tahu-tahu menjelma sebagai manusia—lebih tepatnya, wanita. Orang-orang pun dibuat bertanya-tanya: apa maksudnya??? Apakah Nagini merupakan siluman ular, sebagaimana yang dulu sinetronnya kita lihat di SCTV??? Apakah JK Rowling sebenarnya merupakan pengamat sinetron-sinetron laga Indonesia???
Sebagai Potterhead yang kadang-kadang nyambi jadi Kpoper dan budak korporat tukang nulis di Mojok, saya jadi tergelitik (hihi geli~) untuk menyoroti beberapa poin soal putusan Jo—alias JK Rowling—terkait ular Voldemort.
1. Ternyata Nagini Dulunya Manusia
Melalui akun Twitternya, Jo menyampaikan dua poin penting:
- Nagini bukanlah animagus seperti Sirius Black, melainkan Maledictus. FYI, mal berarti buruk, sedangkan dictus berarti diucapkan. Artinya, Maledictus adalah individu dengan kutukan yang menyebabkan dirinya berubah menjadi binatang buas.
- Nagini merupakan wanita karena bentuk Maledictus hanya bisa dialami wanita.
Mulanya, kedua poin ini bisa saya tanggapi dengan angguk-angguk. Maksud saya, mungkin itulah kenapa di serial Harry Potter and the Deathly Hallows penyamaran Nagini sebagai Bathilda Bagshot tampak begitu alami dan mengecoh. Ha jebul ular ini dulunya juga manusia!
Tapi, poin selanjutnya cukup mengejutkan saya—mungkin juga Potterhead lainnya, yaitu…
2. Nagini adalah Wujud Naga dari Mitologi Indonesia… Eh, atau India?
Menyebut nama “Nagini” sebagai bentuk modifikasi dari kata “naga” yang mitologinya berasal dari Indonesia, Jo mendapat banyak tanggapan, baik yang positif maupun balas menyerang. Soalnya, kata “naga” sendiri sebenarnya adalah serapan dari bahasa Sanskerta alias India Kuno yang bermakna “ular”.
The Naga are snake-like mythical creatures of Indonesian mythology, hence the name ‘Nagini.’ They are sometimes depicted as winged, sometimes as half-human, half-snake. Indonesia comprises a few hundred ethnic groups, including Javanese, Chinese and Betawi. Have a lovely day 🐍
— J.K. Rowling (@jk_rowling) September 26, 2018
Pengetahuan Jo di bidang ini banyak mendapat kecaman, terutama karena kata “naga” juga ditemui dalam sejarah ajaran Hindu dan Buddha.
Kritikan pedas pembaca yang menyodorkan data bahwa kata “naga” bermula dari mitologi India (yang kemudian menyebar hingga ke Indonesia) hingga kin belum dijawab oleh Jo. Beberapa orang bahkan dengan pedasnya bertanya, “Why don’t you at least try Googling?”
Hmmm, apakah ini salah satu upaya Jo agar pembaca-pembacanya tidak keliru mengingat Nagini dan Parvati Patil—yang sudah disebutkan sebagai murid Hogwarts dari India?
3. Nagini adalah Orang Asia—Pokoknya Orang Asia!
Dilihat dari penjelasan tersebut, tentu masuk akal jika Jo memilih aktris Asia berkulit coklat eksotis untuk memerankan si ular. Yang menjadi kontroversi adalah karena ia memilih artis yang merupakan orang…
…Korea Selatan alias Asia Timur—bukan berdarah Asia Tenggara, seperti Indonesia (sebagaimana yang disebut-sebut JK Rowling), bukan pula India yang menjadi akar mitologi naga.
[!!!!!!11!!!!11!!!!!]
Saya tidak tahu alasan JK Rowling memilih Claudia Kim—tanpa mengecilkan kemampuan Kim berakting. Apakah ini ada hubungannya dengan kalimat Jo berikutnya di Twitter, yaitu “Indonesia comprises a few hundred ethnic groups, including Javanese, Chinese and Betawi”??? Apakah Jo menganggap ke-Korea-Selatan-an Claudia Kim masuk ke dalam “a few hundred ethnic groups” di Indonesia???
Atau, JK Rowling (dan mungkin orang-orang Eropa lainnya) menganggap orang-orang Asia itu sama saja??? Apakah mungkin bagi Jo (dan beberapa orang lainnya), negara-negara Asia Timur, Tenggara, Selatan, Tengah, atau Barat itu sama saja—pokoknya negara Asia???
Sedikit banyak, bagian ini mengingatkan saya pada salah satu alasan terpilihnya Daniel Radcliffe sebagai Harry Potter, yaitu karena ia merupakan orang Inggris—harus orang Inggris.
Padahal, toh bagi orang-orang Asia, orang Inggris atau Amerika itu kadang terlihat sama saja.
4. Nagini yang Orang Asia adalah Peliharaan Voldemort yang orang Eropa?
Seperti yang kita ketahui,tokoh Maledictus ini telah resmi diumumkan akan diperankan oleh Claudia Kim, aktris yang berasal dari Korea Selatan. Selain menimbulkan keterkejutan karena fakta bahwa Nagini adalah manusia, Jo juga harus menerima pro dan kontra yang muncul karena pemilihan tokoh ini.
Bahkan, tak sedikit yang menyebutkan bahwa Jo bersikap cukup rasis karena…
…oh well, karena ia menempatkan wanita Asia sebagai “hewan peliharaan” manusia Eropa.
[!!!!!!!!!111!!!!11!!!!]
Isu ini mendapat sorotan cukup tajam karena Jo dianggap meletakkan kedudukan orang Asia di bawah white man—atau dalam hal ini, Lord Voldemort.
Kenapa Nagini dianggap berada di bawah Voldemort? Karena, dalam kisah Harry Potter, ia selalu digambarkan sebagai ular yang setia dan ada di manapun Voldemort berada.
5. Nagini adalah Ibu Voldemort?
Jo telah menutupi rahasia ke-manusia-an ular Voldemort selama 20 tahun. Rentang waktu ini sedikit banyak mengingatkan kita pada adegan kelahiran kembali Voldemort di serial Harry Potter yang dilakukan oleh salah satu pelahap maut, Peter Pettigrew.
Disebutkan, salah satu komponen kebangkitan Voldemort adalah “bantuan dari Nagini”.
Naaaaah, gara-gara sekarang ketahuan bahwa si ular adalah cewek cantik yang mirip member girlband idola dunia KPop, muncullah teori-teori penggemar yang meyakini bahwa Nagini melahirkan kembali Voldemort dalam bentuk bayi untuk bangkit sebagai penyihir hitam setelah dibuahi oleh Pettigrew.
[!!!!11!!!!!!!111!!!]
Teori “Nagini adalah ibu Voldemort” ini belum terbukti validitasnya, tapi jelas ada satu poin penting yang bisa kita ambil: ia berperan besar bagi kebangkitan Voldemort—bahkan bagi kita semua.
Tanpa dirinya, Voldemort tidak akan bangkit kembali sebagai monster kejahatan di dunia sihir.
Tanpa Voldemort yang bangkit, Harry Potter akan menjalani hidupnya dengan datar dan basi.
Tanpa Harry Potter yang hidupnya nggak datar dan basi, kita nggak akan bisa menjadi Potterhead yang menunggu buku barunya terbit bertahun-tahun.
Wow, wow, wow, terima kasih, Nagini/Claudia Kim. Untung kamu jadi Maledictus dan nggak debut jadi member BLACKPINK. Hehe~