Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Kebanggaan Hansip TPS

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
22 Februari 2019
A A
hansip
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Pileg dan Pilpres tinggal menunggu waktu. Orang-orang yang punya kepentingan dengan hajatan pemilu mulai sibuk sendiri-sendiri. Para calon legislatif sampai calon presiden yang akan berlaga mulai memaksimalkan masa kampanye mereka yang hanya tinggal beberapa waktu lagi. Para tukang sablon mulai menyambut masa puncak orderan mereka. bengkel-bengkel mulai sibuk mendapatkan orderan mempreteli knalpot dari para pendukung partai untuk berpawai. 

Bapak saya, walau bukan timses salah satu capres atau caleg yang berlaga, juga bukan tukang sablon, apalagi pemilik bengkel, juga sudah mulai sibuk sendiri. Pasalnya, di hajatan pemilu mendatang, bapak saya ikut menjadi salah satu elemen yang cukup penting dalam terselenggaranya pemilu yang ((( jurdil dan luber ))), yakni hansip TPS.

Ini bukan posisi sembarangan. Ujung tombak amannya kegiatan pencoblosan sampai penghitungan suara berada di tangan bapak saya dan kawan-kawan satu korps-nya.

Bapak saya memang sudah sejak lama menjadi langganan hansip TPS. Tak terhitung sudah berapa edisi pemilu yang sudah bapak saya amankan.

Menjadi hansip bagi bapak adalah salah satu hal yang cukup membanggakan.

Profesi hansip sendiri merupakan profesi yang cukup khas. Saking khasnya, warna seragamnya sampai punya trademark tersendiri di kalangan warna hijau. Ada yang namanya hijau rumput, hijau olive, hijau pupus, hijau rompi polisi, sampai hijau hansip.

Honor sebagai hansip tentu saja nggak besar-besar amat. Tak dapat pensiunan. Dan tentu saja tak ada kenaikan pangkat ataupun mutasi. Jabatannya ya itu-itu terus. Wong nggak ada hierarki kepangkatannya. Boleh dibilang, hansip adalah jabatan stagnan. Seberprestasi apa pun, ia tetaplah hansip.

Lantas, apa yang membuat bapak saya begitu senang dan bangga menjabat sebagai salah satu korps hijau ini?

Tak lain dan tak bukan adalah soal kebanggaan kemiliteran.

Sebagai seorang warga yang tinggal bersebelahan markas akademi militer, tak bisa dimungkiri, ada jiwa-jiwa militerisma yang mengalir deras dalam darah bapak.

Sayang, ia tak pernah berbakat menjadi tentara. Selain tak punya nilai akademis yang mumpuni, bapak juga merasa tak cocok dengan bedil.

Dalam kondisi yang demikian, hansip menjadi satu-satunya pelampiasan yang paling memungkinkan untuk menyalurkan hasrat militerisma.

Berseragam, dengan sepatu lars, plus topi baret yang tak kalah gentho ketimbang baret kopasus. Tiap kali saya melihat bapak dengan pakaian seperti itu, saya merasa bapak saya memang jadi terlihat lebih gagah.

Saya jadi ingat tiap kali bapak yang sudah berseragam lengkap dan bersiap untuk berangkat mengamankan TPS. Sambil nyengir dan senyum yang prengas-prenges, dirinya berangkat penuh keyakinan.

Iklan

Tipikal prengas-prenges yang jauh lebih lepas ketimbang prengas-prenges caleg yang menang saat penghitungan suara.

“Piye, wis ketok sangar tho, Gus?” kata Bapak.

Tentu saya menjawab dengan jawaban yang menyenangkan, bukan jawaban yang jujur. “Wa yo jelas, bapakku og…!”

Selamat bertugas, Bapak Hansip. Negara ini (secara tidak langsung) bergantung padamu.

Bersama rakyat TNI kuat, bersama hansip TNI makin sip.

Terakhir diperbarui pada 22 Februari 2019 oleh

Tags: hansiphansip tpspemilu
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Presidential Threshold, MK.MOJOK.CO
Aktual

Penghapusan Presidential Threshold adalah Langkah Maju Bagi Demokrasi

3 Januari 2025
Pemilu 2024 Selesai, Petugas KPPS Balik Setelan Pabrik: Jelas Mancing, Mabar, Slot! MOJOK.CO
Ragam

Pemilu 2024 Selesai, Petugas KPPS Balik Jadi Kaum Korea: Jelas Mancing, Mabar, Slot!

15 Februari 2024
Cerita Ibu Rumah Tangga di Semarang Dapat Serangan Fajar 4 Parpol, tapi Tetap Golput karena Bukan DPT.mojok.co
Ragam

Cerita Ibu Rumah Tangga di Semarang Dapat Serangan Fajar 4 Parpol, tapi Tetap Golput karena Bukan DPT

15 Februari 2024
Kerja di Lembaga Quick Count Pemilu Ternyata Sama Capeknya dengan Anggota KPPS.mojok.co
Aktual

Cerita Petugas Quick Count Pemilu: Hasil Sering Diremehkan Meski Saat Bekerja Sama Capeknya dengan Anggota KPPS

15 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.