Hong Du-sik di Drakor Hometown Cha-cha-cha Bukan Serbabisa, Itu Tren Toksik Hustle Culture

Hustle Culture, budaya gila kerja yang dilakukan Hong Du-sik Hometown Cha-cha-cha

negara maritim

ilustrasi laut mojok.co

MOJOK.CO – Drama Korea baru favorit kawula muda berjudul Hometown Cha-cha-cha hadir dengan tokoh Hong Du-sik, si serbabisa, gila kerja, penegak hustle culture yang toksik.

Kubu second lead syndrome dalam drakor Start-Up beberapa bulan silam telah melahirkan sekte penggemar Kim Seon-ho, aktor yang kala itu memerankan Han Ji-pyeong. Aktor yang sama kini benar-benar jadi pemeran utama dalam drakor baru bikinan TVN, Hometown Cha-cha-cha. Kim Seon-ho berperan sebagai Hong Du-sik, pemuda desa serbabisa yang punya banyak banget sertifikasi kerja. Tokoh ini tengah dielu-elukan sebagai pemuda yang nyaris sempurna sebagai “pengangguran” sibuk, tampan, dan pekerja keras. Padahal apa yang Hong Du-sik lakukan adalah gaya hidup toksik, tren kekinian yang payah alias hustle culture.

Saya rasa, bukan cuma saya yang langsung teringat Anwar Congo ketika membaca judul drama Korea Hometown Cha-cha-cha. Terlepas dari relasi ingatan saya yang merujuk pada sejarah kelam bangsa Indonesia, drama Korea yang satu ini punya napas yang begitu ceria. Biasalah, tipikal drama-drama ringan yang enak ditonton selepas kerja. Ceritanya bukan tentang hidup dan mati, bukan juga tentang konflik berat kelas menengah, apalah alegori dari kehidupan politik Korea Selatan. Drama Korea ini sepenuhnya senang-senang dan memanjakan mata sebab pemainnya kelewat cakep. Ditambah setting di dalam cerita memperlihatkan lanskap pesisir Korea Selatan yang makmur sentosa, nggak kayak kisah pilu nelayan di Indonesia lah pokoknya, di drama ini kebanyakan ya menyajikan kesenangan.

Sayangnya saya harus sedikit terusik dengan titel serbabisa yang disandang oleh Hong Du-sik dalam drakor Hometown Cha-cha-cha. Ketimbang dibilang serbabisa, sebenarnya tokoh ini tampak seperti gila kerja. Dan, menganggap orang yang terus-terusan bekerja sebagai idaman mertua itu fatal minta ampun. Inilah yang namanya hustle culture.

Buat yang masih mencerna, hustle culture adalah sebuah kebiasaan toksik dan nggak sehat berkaitan dengan pekerjaan. Seseorang meromantisasi dirinya sendiri sebagai seorang pekerja yang rajin, siang malam kantoran, apa aja dijalankan, nggak peduli waktu, hidup untuk kerja, kerja, dan kerja. Seringnya, hustle culture ini punya dampak yang buruk buat kesehatan mental dan fisik. Ada yang kurang tidur dan insomnia, ada yang jadi tipes, dan nggak jarang yang depresi.

Sebenarnya konsep kerja keras alias hardworking itu nggak masalah, overwork itu yang jadi payah. Kita nggak harus menampakan diri sampai titik darah penghabisan demi sebuah pekerjaan, membahayakan diri dan memaksakan semua hasil kerja jadi sempurna hanya karena persaingan sesama karyawan. Lha wong uangnya saja nggak seberapa kok mau mati-matian kerja. 

Hong Du-sik memang bukan pekerja kantoran yang tiap hari mantengin laptop kayak saya. Blio di drakor Hometown Cha-cha-cha lebih cocok disebut sebagai pengangguran. Tapi, Hong Du-sik bisa jadi apa saja. Memperbaiki kapal, jadi barista, jadi operator lelang, benerin listrik, makelar sewa bangunan, sampai bekerja malam-malam di tempat sauna pun blio lakoni. Nggak main-main, blio juga punya sertifikasi dari semua kerja paruh waktunya itu. Bejibun jumlahnya. Makanya nggak heran kalau blio suka banget pakai rompi safari dan celana yang banyak kantongnya. Buat memasukan semua sertifikasi dan peralatannya.

Ketika kawula muda kagum melihat sosok Hong Du-sik saat nonton Hometown Cha-cha-cha, saya justru khawatir lelaki setampan itu bakal stres dan sakit-sakitan perihal hustle culture yang dia jalankan. Iya, saya tahu dia memang punya hari libur untuk berselancar di pantai, lha tapi kerjaan paruh waktunya itu nggak ngotak.

Sampai artikel ini ditulis, kita belum mengetahui sebuah misteri yang dimiliki oleh Hong Du-sik. Kabarnya dia pernah menghilang selama lima tahun dan warga desa tidak pernah tahu keberadaannya. Ah, apakah dia benar-benar perlu perawatan intensif untuk memulihkan kesehatan jiwanya? Apakah drama Korea ini pada akhirnya bakal ngasih pelajaran bahwa hustle culture itu toksik dan nggak patut dirayakan sebagai prestasi? Ya kita lihat saja. Toh, drama Korea Hometown Cha-cha-cha sebenarnya punya judul awal Handyman Hong. Artinya, cerita ini bakal banyak mengisahkan kehidupan Hong Du-sik, si serbabisa yang sedang tersesat pada status pengangguran sibuknya. Mbok istirahat aja, Mas Du-sik, hustle culture nggak membuatmu kaya dan lepas dari jerat kapitalisme loh.

BACA JUGA Yu Na-Bi di Drakor Nevertheless Cuma Karakter Satire yang Ngebadut sampai Akhir dan artikel AJENG RIZKA lainnya.

Exit mobile version