MOJOK.CO – Erupsi Gunung Semeru tidak akan menjadi erupsi terakhir. Jadi, mari melek mitigasi, salah satunya siapkan Tas Siaga Bencana (TSB).
Banyak yang merasa “tidak siap” setelah Gunung Semeru Erupsi pada Sabtu (4/12). Hampir tidak ada tanda-tanda dari seismograf ketika gunung dengan puncak tertinggi di Pulau Jawa ini memuntahkan awan panas. Panik. Pasrah. Semua perasaan jadi satu.
Seharusnya, peristiwa alam seperti erupsi Gunung Semeru di Indonesia nggak bikin kaget lagi. Kita hidup di tengah kitaran Cincin Api, dikepung barisan gunung api yang masih aktif. Di bawah kaki kita, lempengan bumi bergerak tanpa henti dan gempa bumi bisa terjadi kapan saja.
Beberapa bulan yang lalu, peristiwa perlambatan rotasi bumi luput dari perhatian banyak orang. Padahal, peristiwa ini berpotensi menimbulkan banyak peristiwa alam. Misalnya gempa bumi, hingga peristiwa alam seperti erupsi Gunung Semeru. Sudah banyak gunung api di Eropa yang memuntahkan awan panas dan mengusir manusia dari kediamannya.
Yah, seperti biasanya, manusia akan mudah abai dan lupa ketika dirinya belum jadi korban. Hanya segelintir yang aware akan perlambatan rotasi bumi. Saya yakin banyak dari kita yang tidak tahu apa arti kata “mitigasi”, apalagi menyiapkan tas siaga bencana untuk menghadapi peristiwa alam seperti erupsi Gunung Semeru. Kita hidup di atas bumi yang bergejolak, tapi abai akan keselamatan.
Oleh sebab itu, ada baiknya kita tahu apa itu mitigasi menyusul dampak erupsi Gunung Semeru yang cukup masif. Demi keselamatan dirimu dan anggota keluarga. Menurut Undang-Undang Nomor 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Mitigasi sendiri punya tiga tujuan besar. Pertama, mengurangi dampak yang ditimbulkan, khususnya buat kamu semua. Kedua, menjadi pedoman perencanaan pembangunan. Ketiga, meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta mengurangi dampak atau risiko peristiwa alam.
Oya, saya sebetulnya tidak suka menggunakan kata “bencana” untuk mendeskripsikan peristiwa alam seperti erupsi yang terjadi di Gunung Semeru.
Nah, mari kembali ke mitigasi. Untuk peristiwa alam erupsi seperti yang terjadi di Gunung Semeru, mitigasi apa yang bisa kita lakukan?
Pertama, pemantauan aktivitas gunung. Kedua, pemetaan kawasan rawan (termasuk arah penyelamatan diri, pos pengungsian, dan pos penanggulangan). Ketiga, penyelidikan menggunakan metode geologi, geofisika, dan geokimia. Keempat, sosialisasi.
Empat langkah mitigasi untuk erupsi gunung berapi di atas masuk dalam skala besar. Biasanya dilakukan oleh badan tertentu bersama pemerintah. Lantas, usaha mikro seperti apa yang bisa kita lakukan untuk jaga-jaga menghadapi erupsi seperti yang terjadi di Gunung Semeru?
Salah satunya usaha mikro yang bisa kita lakukan adalah menyiapkan Tas Siaga Bencana (TSB) yang panduannya sudah disusun oleh BNPB. TSB ini akan menjadi cadangan bertahan hidup selama bantuan belum datang. Tas tersebut akan memudahkanmu untuk evakuasi.
TSB sendiri berisi barang pokok dan penting sesuai kebutuhan masing-masing. Sangat mungkin isi TSB setiap keluarga akan berbeda. Namun, setidaknya, BNPB sudah menyiapkan panduannya. Silakan diikuti saja:
- Surat penting. Misalnya, akta kelahiran, ijazah, surat kendaraan, kartu keluarga, sertifikat rumah, dan lain sebagainya.
- Pakaian untuk tiga hari. Kalau bisa tambah selimut, handuk, dan jas hujan. Bawa pakaian untuk lebih dari tiga hari juga boleh asal tidak berlebihan.
- Makanan ringan dan tahan lama. Mislanya, mie instan, abon, cokelat.
- Air minum untuk lima hari.
- Obat-obatan penting.
- Senter, lilin, dan korek api untuk penerangan.
- Siapkan uang tunai untuk tiga sampai lima hari.
- Kalau bisa, siapkan peluit sebagai alat bantu pertolongan.
- Masker, sebagai alat lindung pernafasan. Sangat penting ketika terjadi peristiwa alam seperti erupsi Gunung Semeru. Lagian masih dalam situasi pandemi, kan. Saran saya, bawa masker sebanyak mungkin.
- Perlengkapan mandi. Yah, kamu udah tahu, lah, apa saja.
- Radio atau hape cadangan untuk memantau informasi. Kalau punya, siapkan juga power bank.
Nah, kalau kamu sudah menyiapkan TSB di atas, silakan gelar rapat keluarga. Sepakati beberapa hal penting ketika perisitwa alam seperti erupsi Gunung Semeru terjadi.
Beberapa hal penting yang saya maksud, antara lain, identifikasi titik kumpul. Jadi kalau panik sudah reda, kamu tahu harus menuju ke mana. Misalnya, ketika terjadi peristiwa alam seperti erupsi Gunung Semeru, kamu kumpulnya di lapangan belakangan balai desa. Misalnya saja. Lalu, sepakati juga siapa yang bertugas mematikan gas, air, dan listrik. Tentu kalau nggak panik duluan.
Ingat, mitigasi adalah usaha untuk mengurangi dampak peristiwa alam seperti erupsi Gunung Semeru, bukan untuk mencegah. Sementara itu, Tas Siaga Bencana (TSB) adalah peranti untuk bertahan hidup, bukan solusi utama selamat dari peristiwa alam. Namun, setidaknya, dengan mengetahui caranya menguragi dampak dan senantiasa waspada, kamu dan keluarga tercinta bisa selamat.
Erupsi Gunung Semeru hanya satu dari sekian banyak erupsi yang akan terjadi. Jangan lengah ketika melihat Gunung Semeru mulai tenang lagi. Siapa tahu, Beliau sedang menyiapkan pagelaran lebih besar sembari berkomunikasi dengan gunung lain.
Mari waspada, siaga, dan selalu peduli akan tanda-tanda yang ditebar oleh alam. Satu hal lagi, bagikan tulisan ini ke sanak saudara, ke grup-grup WhatsApp, ke grup Telegram, ke media sosial, supaya kewaspadaan itu menular.
BACA JUGA Kita Diminta Waspadai Cuaca Ekstrem, tapi Tidak Diberi Tahu Caranya Gimana dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.