Garuda Indonesia Larang Penumpang Ambil Foto Dikatain Ngambek, Lah Emangnya Kamu Nggak Pernah Pundung?

garuda

MOJOK.CO Sebuah thread spesial untuk sang maskapai terbaik, setelah berita Garuda Indonesia larang penumpang ambil foto beredar di mana-mana~

Garuda Indonesia lagi pundung—bahasa Sunda untuk kata “mutung” alias “marah” atau “ngambek”. Setidaknya, begitulah asumsi beberapa netizen Indonesia. Pasalnya, hari ini, tiba-tiba beredar peraturan baru dari jajaran direksi Garuda Indonesia yang menyebutkan bahwa seluruh penumpang dilarang mendokumentasikan penerbangan di kabin pesawat.

Seperti dikutip dari Kompas.com, surat pengumuman Garuda Indonesia larang penumpang ambil foto (sekarang sudah direvisi menjadi “himbauan”) ini diterbitkan Selasa (16/7) dan ditandatangani Direktur Operasi Garuda Indonesia Capt Bambang Adisurya Angkasa. Alasan yang dicantukan dalam pengumuman terkait larangan ini adalah untuk menjaga ketertiban kabin pesawat, menunjang keselamatan operasi penerbangan, kelancaran pelayanan selama penerbangan, serta menghormati hak-hak penumpang lain.

Tapi—dasar netizen—menyusul peraturan ini, pertanyaan-pertanyan tetaplah muncul: Masa iya tiba-tiba Garuda Indonesia larang penumpang ambil foto dengan alasan-alasan begitu? Kenapa nggak dari dulu aja kalau gitu? Kenapa baru sekarang?

Atau jangan-jangan, ini karena…

…karena beberapa hari sebelum ini, beredar sebuah vlog yang menceritakan perjalanan dengan Garuda Indonesia dan menemukan sebuah kekurangan yang membuat maskapai ini jadi bahan olok-olok???

Atau, bisa jadi, ini karena Garuda Indonesia kesal gara-gara banyak orang ngomel-ngomel setelah Desember-Januari lalu pihaknya bekerja sama dengan Hokben sebagai penyedia jatah makanan in-flight di kelas bisnis???

Sebagai orang yang harus bikin tulisan untuk ditayangkan demi mendapat sesuap nasi pernah naik Garuda Indonesia (sekali doang karena saya lebih suka kereta api), rasa-rasanya saya perlu memperjuangkan ke-pundung-an Garuda ini.

Bukan apa-apa, tapi saya sendiri juga kadang suka pundung, jadi yaaa saya ingin mendukung ke-pundung-an tersebut karena, hey, pundung itu normal dan wajar, FYI aja nich.

Pertama, perkara makan Hokben di kelas bisnis Garuda.

Maksud saya, ayolah—nggak semua orang bisa makan Hokben. Di Cilacap, misalnya, nggak ada tuh Hokben di sana. Tolong, dong, hargai manusia-manusia daerah macam saya ini.

Daripada kami pesan makan Hokben pakai ojek online dan harus rela di-cancel berkali-kali karena nggak ada driver yang mau nganter ke ketinggian ribuan kaki, ya mending makan Hokben di dalam pesawat, kan???

Lagian, Hokben itu kan produksi Indonesia yang—serius, deh—nasinya enak banget, apalagi saladnya. Kayaknya, saking enaknya, orang Indonesia asli yang cinta Hokben pun bakal rela-rela aja makan siang pakai lauk yang juga berupa nasi dari Hokben.

Ya gimana lagi—memang seenak itu, Gaeeeess~

Kedua adalah perihal vlog yang direkam di atas pesawat dan menampilkan menu makanan yang ditulis tangan, yang kemudian diyakini menjadi dasar alasan Garuda Indonesia larang penumpang ambil foto.

Lagi-lagi, netizen “menyerang” Garuda Indonesia, padahal maskapai ini sudah pernah memberikan klarifikasi. Katanya, menu yang beredar di vlog milik Rius Vernandes itu adalah catatan awak kabin yang tidak untuk disebarluaskan.

Rius Vernandes telah merilis video penjelasannya terkait menu tulisan tangan tersebut, tapi, saya rasa, yang jadi sorotan adalah olok-olok netizen. Maksud saya—ya memangnya kenapa kalau menu makanannya ditulis tangan???

Saya jadi heran; memangnya waktu orang-orang yang ngolok-olok itu masih jadi pelajar atau mahasiswa dan harus nge-print tugas, mereka nggak pernah menemukan typo di hasil print-out-nya sampai-sampai harus memberi tip-ex dan menulis ralatnya pakai pulpen biasa, ya??? Kalau mbak-mbak pramugarinya aja disebut memberikan menu itu dengan sopan dan meminta maaf karena menu versi “bagus”-nya masih di percetakan, kenapa harus diolok-olok, sih???

Kamu nggak tahu, ya, kalau mereka mungkin juga kesal menunggu menu yang nggak jadi-jadi dari percetakan??? Menunggu itu kan nggak gampang—tolong, ya!!!!1!!1!!!!

Ketiga, Garuda Indonesia larang penumpang ambil foto—terus kenapa?

Banyak orang percaya, Garuda sedang pundung sampai melarang—atau menghimbau penumpang agar tidak melakukan—foto-foto di pesawat. Saya rasa, sebenarnya ini justru bagus-bagus saja.

Tunggu dulu, jangan marah-marah. Naik pesawat, bagi sebagian orang adalah suatu kemewahan. Untuk itulah mereka bakal super semangat berfoto—atau bikin boomerang ala-ala Instagram Story—di kabin pesawat untuk menunjukkan “keberhasilannya” naik pesawat.

Nah, tentu saja, sebagai pesawat dengan Kru Kabin Terbaik, Garuda Indonesia nggak mau, dong, penumpangnya jadi riya’ begitu. Astagfirullah!!!!1!!1!!!!

Alih-alih berfoto-foto terus di pesawat, Garuda Indonesia mungkin ingin penumpang-penumpangnya untuk saling berkenalan, persis kayak Tanya Baskoro dan Aldebaran Risjad di cerita Critical Eleven, mungkin sambil membicarakan banyak hal, misalnya…

…kapan Garuda Indonesia collab menu makanan in-flight sama Yoshinoya, ya?

Exit mobile version