Andre Rosiade, Polisi Moral Penjaga Moral Bangsa

Andre Rosiade MOJOK.CO

MOJOK.COBapak Andre Rosiade, terima kasih sudah jadi polisi moral yang sudah sangat sukses menjaga moral bangsa. Ini bukti kalau anggota DPR nggak cuma juara diam dan tidur saat rapat.

Saya haturkan terima kasih yang sangat mendalam kepada Bapak Andre Rosiade. Atas perjuangan politisi Gerindra itu, moral bangsa bisa terjaga. Sangat jarang politisi begitu rajin seperti Bapak Andre. Perjuangan Bapak Andre ini juga bentuk usaha mematahkan tuduhan jahat kalau anggota DPR cuma juara diam dan tidur saat rapat.

Kalau ada yang bilang Bapak Andre jadi rajin karena mau nyalon Gubernur Sumatera Barat itu juga hoaks aja. Nggak mungkin lah ini cuma gimmick kampanye. Saya yakin, sebagai polisi moral, Bapak Andre Rosiade sudah menunjukkan suri teladan ketika memberantas prostitusi online. Mana ada politikus yang berkalang lumpur turun ke rakyat seperti ini.

Nggak ada yang salah ketika kamu jadi polisi moral, terutama untuk menarik simpati rakyat. Ingat, menarik simpati rakyat, ya. Bukan mengincar suara mereka. Ini aksi nyata, bukan hasil orasi di atas panggung sembari pendukungnya geber-geber kenalpot di jalan raya.

Selain soal ekonomi, masalah prostitusi memang sangat seksi untuk digarap. Bapak Andre sudah menunjukkan caranya. Misalnya seperti membawa wartawan ketika Operasi Tangkap Tangan Pekerja Seks Komersil (PSK) berinisial NN di sebuah hotel. Aksi yang terpuji itu butuh publikasi seluas mungkin. Tidak ada senjata yang paling ampuh untuk menarik simpati rakyat selain menggunakan kekuatan media.

Masalah korupsi, yang juga sama besarnya seperti prostitusi itu sebetulnya bukan masalah besar, kok. Kan cuma prostitusi yang akan merusak moral bangsa. Lha buktinya, mereka yang tertangkap tangan sama KPK masih bisa tersenyum. Beda dengan PSK yang pasti akan tertunduk malu ketika ditodong kamera wartawan sebagai bentuk rusaknya moral mereka. Bravo, Bapak Andre Rosiade.

Bapak Andre Rosiade dianggap menjebak PSK

Covesia berhasil memperoleh nota pemesanan kamar hotel atas nama Bapak Andre Rosiade. Bapak Andre memesan kamar hotel pada 26 Januari 2020. Waktu check in pada pukul 14.00 WIB dan check out pukul 12.00 WIB pada 27 Januari 2020. Andre Rosiade memesan hotel tersebut dengan menggunakan KTP atas nama Bimo Nurahman, pria kelahiran Jakarta, 21 Juni 1994, belakangan diketahui pria itu merupakan ajudan Andre.

Ini tuduhan yang berbahaya. Masak seorang anggota DPR yang terhormat dan akan maju pilihan Gubernur sampai tega menjebak PSK cuma untuk kasih bukti kalau di Sumbar ada prostitusi online.

“Kan isunya muncul kalau PSK-nya sedang ‘dipakai’ dulu, tapi mohon maaf dari barang bukti yang dikumpulkan itu pertama barang bukti kondomnya masih utuh, lalu kedua pengakuan masyarakat di dalam nggak ada dipakai,” kata Andre.

Sementara itu, kesaksian NN berbeda. Dari laman suara.com, diceritakan bahwa Bapak Andre Rosiadi “memesan” PSK pakai nama samaran “Rio”. Tak mau ikutan moralnya rusak, Andre Rosiade meminta anak buahnya untuk menemui NN.

“Pertama kali masuk dia (orang suruhan Andre Rosiade) bertanya tentang harga. Lalu aku bilang, tadi bukannya sudah deal di chat? Ya, berapa? Aku bilang delapan ratus ribu kan,” terang NN.

NN tak curiga. Masalahnya, di dalam kamar, NN mengaku sudah “dipakai”. Bahkan, dirinya sempat berhubungan seksual dan oral seks sebelum digerebek. Ketika panik, NN mengaku tidak mendapati satu pun busana yang bisa menutupi dirinya. Handuk hotel tiba-tiba tidak ada. NN curiga ini sudah direncanakan agar dirinya digerebek dalam keadaan bugil.

Menurut NN, seharusnya Andre Rosiade dan tim yang melakukan jebakan paham kalau dirinya itu sudah dalam keadaan tertangkap basah. Jadi, untuk apa membuat dirinya digerebek dalam keadaan bugil? Apalagi ketika seperti itu, masih ada beberapa orang yang ngotot masuk padahal NN sedang tak memakai busana sama sekali.

“Maksudnya, kalau memang mau menggerebek aku. Begitu ketuk pintu, wartawan ada, aku juga kan nggak bisa lari. Aku nggak bisa bohong. Bukti ada, aku nggak bisa bohong. Aku bilang, aku tidak mau keluar jika tidak ada yang ngambil baju. Terus ada kan wartawan perempuan di situ, dia yang ambilin pakaian aku,” kata NN.

Hal yang disesalkan NN adalah, dalam proses penjebakan itu, kenapa orang suruhan Andre Rosiade tetap memintanya untuk melayani dulu sebelum dilakukan penggerebekan. Padahal harusnya, penggerebekan itu bisa dilakukan sebelum servis yang dilakukan NN benar-benar terjadi.

“Mengapa harus pakai aku dulu?” sesal NN.

Sudahlah, NN, sejak kapan ucapan rakyat kecil bisa dipercaya di negara ini? Nggak mungkin omongan Bapak Andre salah. Karena yang punya rencana seorang elite di negara ini, ya mana mungkin beliau menyelesaikan masalah dengan “cara rakyat”.

Polisi moral kelas elite

“Saya pikir untuk membuktikan adanya prostitusi online tidak perlu dengan cara menggerebek gitu, itu cara memalukan dan juga merendahkan martabat orang. Kalau mau tahu prostitusi online kan bisa dengan cara penelitian atau yang tidak menimbulkan sensasional,” ujar Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah.

Ahh, Bu Situ Aminah ini lucu. Sudah jelas ada wartawan di sana. Aksi Orang Baik itu perlu dikabarkan. Bodo amat soal “merendahkan martabat”. Sejak kapan martabat orang kecil diperhatikan, Bu. Bu Situ kayak nggak hapal, lho. Banyak baca, Bu. Maaf, no debate.

Bu Situ, nggak akan ada yang peduli juga ketika NN, misalnya, terjebak dalam masalah ekonomi. Berdasarkan wawancara NN dengan Covesia, diketahui kalau NN sedang menitipkan anaknya ke tetangga. Ketika masalah prostitusi menyeruak, subjeknya selalu perempuan dan masalah berhenti di sana. Apakah si perempuan terjebak dalam masalah ekonomi? Negara ini bodo amat, Bu. Yang penting para polisi moral dapat panggung dan semuanya kembali ke sedia kala. Moral bangsat terselamatkan.

Lewat Detik, Bu Siti memberi saran kepada Bapak Andre Rosiade. Untuk memberi bukti adanya prostitusi online, cukup dengan merujuk penelitian. Bu Siti menyayangkan perempuan, dalam hal ini PSK yang digerebek Bapak Andre Rosiade, justru dipermalukan. Hayah hayah hayah, begitulah, Bu, perempuan dan orang kecil yang akan dijadikan korban segala tujuan polisi moral elite. Bu Siti kok nggak ngeh to.

Bu Siti, kita tahu kalau KUHP tidak bisa memenjarakan transaksi seksual. Jadi pidana ketika merujuk ke kejahatan penjualan manusia, yaitu merujuk ke mucikari atau germo. Memang, untuk kasih bukti prostitusi online, percakapan lewat media sosial saja sudah cukup. Nggak perlu pakai grebekan dan bawa wartawan segala. Ibu Siti Aminah sudah sangat benar. Tapi, kebenaran para elite tentu berbeda, kan Bu?

Yah, sudahlah, toh tujuan Bapak Andre Rosiade (dianggap) baik. Ingat kata-kata mutiara dari beliau:

“Apa kita mau gempa terjadi di Kota Padang. Apa mau Tsunami terjadi di Kota Padang. Kita tahu, mengapa kita harus diam. Lalu jika Andre Rosiade membongkar, apa semua harus kebakaran jenggot, ribut, protes. Pertanyaan, polisi tidak mungkin menetapkan seseorang menjadi tersangka kalau tidak ada bukti.”

Ya, kalau udah ngomong “soal itu”, semuanya jadi (dianggap) benar. Udah iyain aja. Kayak nggak hapal, lho.

BACA JUGA Digerebek Masih Bugil, PSK yang Dijebak Andre Rosiade Sesalkan Kenapa ‘Dipakai’ Dulu atau tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Exit mobile version