Edhie Baskoro Yudhoyono a.k.a. Ibas Harusnya Menjadi Standar Baru Politisi di Indonesia

politisi ibas

MOJOK.CODalam urusan menghibur masyarakat, Ibas adalah salah satu politisi yang layak mendapatkan apresiasi. 

Dalam sepuluh tahun terakhir, terasa sekali bahwa politik benar-benar membuat lingkungan pergaulan masyarakat Indonesia menjadi amat sangat muram. Polarisasi politik antara dua kelompok yang penuh dengan sentimen kesukuan dan agama tak bisa tidak telah mencederai semangat persatuan negeri yang belum maju-maju amat ini.

Perhelatan pemilu utamanya di level pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden telah membagi masyarakat menjadi dua kelompok yang saling membenci dan menghujat satu sama lain.

Ketika pemilu sudah usai, sebutan cebong, kadrun, kampret, dan aneka sebutan-sebutan buruk lainnya pun pada kenyataannya masih saja terus direplikasi dan didengungkan, semata demi memperkuat agenda-agenda politik di tahun-tahun berikutnya.

Maka, tak berlebihan jika kemudian kita menganggap bahwa para politisi yang bermain dalam ajang konstelasi politik itu tak ubahnya seperti parasit yang telah merongrong kebahagiaan dan kegembiraan masyarakat untuk kemudian menggantinya dengan perselisihan dan perdebatan yang tiada ujung.

Rasanya adil jika kemudian kita menuntut agar para politisi itu membayar atas apa yang sudah ikut mereka lakukan terhadap kerusakan “keharmonisan” masyarakat yang sudah mereka timbulkan. Merekalah kaum-kaum yang paling bertanggung jawab atas kerusakan kultural tersebut.

Karena itulah, di masa-masa mendatang, rasanya perlu untuk membuat interpretasi baru terhadap penilaian atas politisi-politisi itu.

Para politisi yang sekian lama selalu membuat hidup menjadi serius dan mbentoyong sudah saatnya dipaksa untuk membuat masyarakat bahagia.

Setidaknya, itulah yang bisa dilakukan oleh mereka untuk menebus kesalahan masa lalu mereka yang sudah membuat banyak orang bersedih atas hubungan mereka yang menjadi renggang dengan kerabatnya karena politik.

Masyarakat perlu membuat standar yang baru untuk menentukan seorang politisi itu layak dipilih atau tidak. Dan standar yang baru tersebut seharusnya adalah tentang siapa yang paling bisa menghibur masyarakat dan bikin orang-orang tertawa. Bukan siapa yang balihonya paling sering muncul, atau yang paling sering bagi-bagi kaos dan stiker, atau yang paling sering berkampanye dan menanggap orkes dangdut.

Dalam hal inilah, sosok seperti Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas layak menjadi benchmark yang paling ideal.

Sebagai seorang politisi, Ibas benar-benar tumbuh menjadi sosok yang sangat menghibur.

Tentu kita masih ingat dengan video dirinya saat mencoba bilik disinfektan di rumahnya yang diunggah pada tahun 2020 lalu? Dalam video tersebut, tampak jelas betapa Ibas, benar-benar menjalankan tugasnya sebagai seorang politisi yang baik dalam usaha kemaslahatan.

Ia bukan hanya memberikan sumbangan berupa kotak disinfektan (saat itu, penggunaan disinfektan dianggap masih efektif dalam pencegahan penyebaran virus Covid-19), lebih dari itu, ia juga memberikan hiburan lucu dengan akting “sok polos”-nya yang mirip Nobita yang tentu saja mampu meningkatkan imun dan kebahagiaan bagi siapa saja yang menontonnya.

Bagi seorang politisi, tak mudah untuk tampil lucu dengan tipikal humor yang terkesan mengolok-olok diri sendiri itu. Dan Ibas ternyata tahan mengambil jalan pedang itu.

Seperti Ridwan Kamil, Ia tak segan tampil lucu dalam media sosialnya. Dalam salah satu unggahan Instagramnya, misalnya, ia tak segan mengunggah foto dirinya dengan rambut menutupi wajah bagian depan selayaknya Andika Kangen Band saat masih jaya-jayanya. Ia juga membubuhkan caption yang sengaja ia bikin sok imut, hal yang pada akhirnya menjadi sangat lucu sebab ditulis oleh seorang Ibas, Putra Presiden sekaligus sosok yang pernah menjabat sebagai Ketua Fraksi salah satu partai terbesar di Indonesia.

“Nasib, nasib..! GONJES, Beut! Mau potong rambut, bisanya kapan ya?” Begitu tulis Ibas.

Yang paling anyar, ia membuat video ucapan selamat ulang tahun untuk kakaknya, Agus Harimurti Yudhoyono. Video tersebut oleh banyak orang disebarkan di berbagai kanal media sosial karena memang sangat lucu dan atraktif.

Dalam video ucapan selamat ulang tahun itu, ia benar-benar berhasil menampilkan diri sebagai pribadi yang jenaka dan sanggup menguarkan energi lucu.

Gaya bicaranya yang kerap disebut mirip peserta Pildacil itu benar-benar berhasil membuat banyak orang tertawa dan bergembira.

Jika melihat kecenderungan yang ada, maka bukan tak mungkin jika di masa depan, ia akan masih terus memproduksi video-video dan postingan-postingan yang lucu dan menyenangkan.

Saya pikir, ia layak menjadi teladan bagi banyak politisi dalam mencari suara milenial. Politisi-politisi itu layak meniru gaya Ibas yang jenaka dan senantiasa menghadirkan kelucuan-kelucuan dalam setiap tingkahnya.

Saya bukan pendukung Ibas, dan juga bukan pendukung siapa pun saat ini, namun jika Ibas masih terus berhasil membuat saya dan orang-orang lainnya untuk terus tertawa dengan konten-konten miliknya, maka tampaknya, saya harus mulai mempertimbangkan untuk mendukungnya.

Konon katanya, seorang politisi itu hanya punya dua tugas: Mensejahterakan masyarakat dan menghibur masyarakat. Jika seorang politisi bahkan masih belum bisa melakukan yang pertama, setidaknya ia harus bisa melakukan yang kedua. Dan Ibas melakukannya. Tentu saja yang kedua.

BACA JUGA Betapa Dahsyatnya Kalau Ganjar Pranowo Berpasangan dengan AHY dan Maju di Pilpres 2024 dan tulisan AGUS MULYADI lainnya. 

Exit mobile version