MOJOK.CO – Cara menjadi selebgram itu mudah, tapi buat jadi yang nggak menyebalkan, hmmm susah banget. Lagian siapa suruh?
Ternyata nggak cuma saya, netizen yang hobinya tap next giliran kedapatan nonton Instastory selebgram. Di satu sisi ada perasaan iri dengki, sebab hanya dengan mengunggah konten iklan yang kualitasnya biasa banget, mereka bisa dapet duit jutaan dalam sekejap. Ya beda to sama saya yang diskusi topik tulisan sampek elek sama redaktur lain tapi tak kunjung menemukan pencerahan, beda juga dari segi bayaran. Tapi, di sisi lain banyak orang-orang yang tetap penasaran soal bagaimana cara menjadi selebgram. Dih, udah jadi cita-cita gaya baru nih.
Sebenarnya menjadi selebgram itu bukan profesi yang memalukan. Dua tahun yang lalu titel ini mungkin tampak bergengsi. Jadi selebgram berarti juga punya akun media sosial dengan jumlah pengikut yang banyak. Bangga nggak? Bangga dong. Sayangnya makin ke sini, orang-orang memang cenderung mengkomersialisasikan apa pun yang ada di hidup mereka. Termasuk “jumlah followers” yang bisa dikonversikan jadi cuan. Muncullah kemudian tren endorse barang. Mereka yang punya followers banyak akhirnya dipercaya buat jadi “corong” yang menampilkan produk-produk jualan sekaligus mengiklankannya.
“Hai, Guys, aku mau kasih tahu tempat aku beli jaket langganan aku. Pokoknya cuma di sini guys yang menurut aku bahannya enak, lembut, harganya juga oke.”
Iya iya, kita percaya kok situ langganan jaket cuma di situ, tapi beli baru dua kali, yang terakhir juga dapet endorse. Hmmm. Parahnya, cara selebgram beriklan juga hampir seragam semuanya. Intonasinya hampir sama, gaya ngomongnya sama, sekalian logatnya juga gitu-gitu aja.
Saya nggak ada masalah sih sama keputusan penjual buat ngendorse ke selebgram. Mungkin model bisnis macam ini menghasilkan win-win dan pemerataan penghasilan UMKM online. Tapi, mas dan mbak selebgram mbok juga mikirin kita-kita sebagai audiens kalian. Jangan kok semua endorse diterima dan konten kalian semuanya cuma iklan. Duh, lama-lama akun kalian kayak halaman iklan kecik di koran.
Kalau ada orang tanya gimana cara menjadi selebgram, sebenarnya simpel:
#1 Punya follower banyak
#2 Rajin upload konten apa aja deh yang penting rame
#3 Terima endorse
Nah, lain halnya kalau ada yang nanya gimana cara menjadi selebgram yang nggak nyebelin, itu susah. Memang nggak semua selebgram nyebelin, tapi kebanyakan orang-orang dengan lini profesi ini sembarangan kasih argumen di media sosial. Ada yang tiba-tiba ngasih tips kesehatan tapi berbahaya, ada yang body shaming, ada yang mempertontonkan ketololan, beragam banget. Masalahnya mereka adalah akun dengan jumlah followers cukup banyak, mereka bahkan disebut sebagai “influencer” alias orang yang bisa memberikan pengaruh. Lha kalau orang-orang yang minim literasi menelan mentah-mentah argumen kalian gimana? Permasalahannya jadi geser ke perkara moral dan kebodohan kolektif.
Mau nggak mau menjadi sosok figur kayak selebgram ya harus terima konsekuensi atas konten yang mereka sebarkan. Beda sama orang biasa yang media sosialnya dipakai cuma buat ngobrol dan komunikasi sama kawan. Paling banter mereka cuma di-DM orang iseng. Sayangnya hal mendasar semacam ini kok ya sulit banget dipahami sama mereka yang sudah terkenal, yang harga satu biji Instastorynya bisa buat beli iPhone. Cuan memang melenakan.
Saat nggak sengaja berjalan-jalan di Quora, saya juga menemukan sebuah pertanyaan simpel dan ngena: Apa gunanya selebgram? Pertanyaan ini mungkin dilontarkan secara retoris, nggak butuh jawaban. Tapi, kalau dipikir-pikir memang pertanyaan macam itu lebih layak dijawab ketimbang “gimana cara menjadi selebgram?”.
Beberapa selebgram punya pengaruh baik di bidang fesyen, mereka juga kasih contoh padu padan baju dan tutorial makeup secara gratis. Beberapa di antaranya kasi tutorial masak, cara diet yang mudah, dan hal-hal berguna lain yang sebenarnya juga bisa kita cari di YouTube. Nah. Di antara hal berfaedah itu, ada juga selebgram yang nggak jelas banget mau ngapain. Tiba-tiba foto liburan di masa PPKM, pamerin harta kekayaan teman, mendeskripsikan gaya hidup aneh yang kemudian ditiru banyak orang. Hmmm, capek nggak.
Jadi, kalau msih ada yang tanya gimana cara menjadi selebgram yang nggak nyebelin, yang bisa beli Alphard setelah sebulan ngendorse, dan yang citranya selalu baik, jawabannya: susah.
BACA JUGA Pada Satu Titik, Influencer Adalah Profesi yang Aksesibel dan Bisa Mendobrak Sekat Ketidakadilan dan tulisan AJENG RIZKA lainnya.