MOJOK.CO – Kenapa sih harus ketemuan di MRT dan fX Sudirman? Lebih penting lagi, kenapa sih harus ada rekonsiliasi Prabowo-Jokowi???
Rekonsiliasi Prabowo-Jokowi tiba juga. Ibarat lagi PDKT sama gebetan, rekonsiliasi adalah momen di mana gebetan akhirnya membuang gengsinya dan mulai menyatakan perasaan pada kita—alias, ini momen yang ditunggu-tunggu.
Rekonsiliasi Prabowo-Jokowi—kali ini berbeda dengan PDKT—ditunggu bukan hanya oleh satu-dua orang saja, melainkan satu Indonesia, kecuali orang-orang yang udah keburu nggak suka duluan sama Jokowi.
Loh, jangan protes dulu. Menyusul rekonsiliasi Prabowo-Jokowi di MRT Stasiun Lebak Bulus kemarin, ada banyak orang menyatakan kekecewaannya melihat Prabowo bertemu dengan Jokowi.
Lagian Pak Prabowo ini gimana dah? Udah dibelain buat ngelawan Jokowi, kok malah enak-enakan salaman dan pelukan sama Jokowi? Memangnya beliau lupa betapa banyak saudara dan sahabat yang meninggalkan pendukung-pendukungnya yang kelewat “bersemangat” itu???
Hmm, mungkin gitu kali ya pikiran mereka?
Rekonsiliasi Prabowo-Jokowi Mengundang Tanya
Setidaknya, ada beberapa hal yang bisa kita analisis dari pertemuan Prabowo dan Jokowi yang fenomenal ini, mulai dari pertemuan pertama di MRT hingga makan siang di fX Sudirman.
Pertama, pertemuan di MRT disebutkan memiliki motif karena “Pak Prabowo belum pernah naik MRT”. Tapi sesungguhnya, kalau dipikir-pikir lagi, pemilihan MRT sebagai tempat kopi darat sepertinya punya alasan lain.
Ya soalnya, ngapain juga ketemu di Istana Negara? Kalau di sana lagi ada Jan Ethes, malah gawat. Bisa-bisa, perhatian publik malah tertuju pada kegemasannya, bukan ke mbahnya dan teman mbahnya. Ha yo rugi, to, udah ketemu malah nggak diliput!
Atau, mengutip kata Mas Kukuh Purwanto dalam esainya yang cerdas soal rekonsiliasi ini, mereka memilih MRT dengan alasan berikut: kalau ketemunya di Monas, mereka malah repot karena harus menentukan tanggal cantik terlebih dulu. Hehe.
Kedua, perhatikan baik-baik: Prabowo dan Jokowi pergi naik MRT ke Senayan, tepatnya ke fX Sudirman. Coba ingat-ingat sekarang, apa yang paling terkenal dari fX Sudirman?
Ya, ya, ya, Anda betul (walaupun saya nggak tahu Anda jawab apa)!!!!1!!!
Mal fX Sudirman, selain dikenal sebagai salah satu mal yang memenuhi gaya hidup masyarakat (gaya hidup yang mana juga saya belum tahu), juga diketahui sebagai “markas” theater dari sebuah grup idol Indonesia, yaitu JKT48.
Grup yang lebih sering dikenal sebagai “Nabilah, Melody, dan teman-temannya (padahal Nabilah sama Melody udah keluar)” ini, meski merupakan produk “cabang” dari Jepang, nyatanya cukup berpotensi untuk mempromosikan Jakarta.
Apa? Nggak percaya?
Jadi gini, JKT48 ini memiliki sebuah lagu yang juga berjudul “JKT48” dengan potongan lirik sebagai berikut:
Yang menarik di Jakarta: Monas, Ancol, dan Dufan
Taman Ismail Marzuki, Planetarium
Kakak, ayo datanglah ke fX Sudirman
Berjalan keliling taman mini
Yang di situ Gelora Bung Karno
Ragunan ada di sana
Kakak perempuan pun pergi ke shopping Mall
Bundaran HI, Kemang, Kuningan
Senayan sampai Mangga Dua
Semakin ke bawah, ada pula bagian yang berbunyi:
Naik ojek selip kanan kiri
Bajaj dan bemo pun juga ada
Penuh angkotan kota, taksi, bis kota
Dan nekad naik di atas kereta
Bebas macet Busway Transjakarta!
Sekarang, perhatikan baik-baik. Dari sekian banyak tempat yang disebut, belum ada nama Lebak Bulus. Dari sekian banyak transportasi, belum ada nama MRT. Di sana memang ada “kereta”, tapi MRT itu kan kereta yang bukan cuma sekadar kereta. Ini, kan, pencapaian. Harus di-update, dong!
Hmm, jangan-jangan inilah visi dan misi sebenarnya dari pertemuan Prabowo dan Jokowi, ya?
Rekonsiliasi yang Setia Kawan Meski Berisiko
Ketiga, di fX Sudirman ada pula Kantor SM Entertainment, salah satu agensi artis di Korea Selatan. Saya jadi bertanya-tanya, selepas kepulangan Prabowo setelah makan siang bersama Jokowi, apakah sesungguhnya Jokowi ingin mampir ke sini?
Bukan apa-apa, tapi saya rasa kita semua ingat momen kedekatan Jokowi dengan Super Junior sejak perkara goyang dayung yang lalu. Jokowi dan Siwon bahkan berbalas komentar di Instagram, membuat banyak ELF langsung bercita-cita jadi presiden, alih-alih jadi istrinya oppa-oppa.
Beberapa hari lalu, penggemar Super Junior dikejutkan dengan keputusan salah satu membernya, Kang In, untuk keluar dari salah satu boyband terbesar ini. Sebagai “sahabat”-nya Super Junior, kayaknya wajar-wajar aja kalau Jokowi main ke Kantor SM Entertainment sebagai wujud solidaritas walaupun di sana nggak ada member Super Junior sama sekali karena lagi pada konser di Arab Saudi (diikuti dengan seruan “Astagfirullah” dari beberapa orang).
Yah, setidaknya ini kan bakal jadi lebih elegan ketimbang menghibur dengan kalimat, “Kang In keluar dari Suju, namanya jadi Kang Out nggak, ya? Hehe.”
Keempat, pertemuan rekonsiliasi Prabowo dan Jokowi sebenarnya merupakan pertemuan yang berisiko. Lebih tepatnya, berisiko bagi Prabowo—mengingat ada banyak sekali orang yang menyesali keputusannya untuk bertemu dengan Jokowi, apalagi dengan teganya menghapus istilah Cebong dan Kampret yang sudah terlanjur masuk ke dalam pembuluh nadi.
Tak sedikit dari pendukungnya menganggap Prabowo berkhianat, hingga akhirnya memutuskan mengetik “Goodbye, Prabowo” di akun media sosialnya.
Tapi ingat, di balik semua risiko permasalahan kehidupan, ada balasan yang bakal dipersiapkan Tuhan di masa depan. Kamu boleh kehilangan kekasihmu sekarang, tapi siapa tahu kamu bakal bertemu orang baru yang akan mencintaimu 3.927.482 kali lipat sebulan lagi.
Kamu bisa kehilangan pendukungmu, tapi siapa tahu negosiasi-negosiasimu bakal langsung di-acc. Gitu ya Pak Prabowo, Pak Jokowi? Hehehe.
P.S.: Setelah rekonsiliasi Prabowo-Jokowi, collab antara Sandiaga Uno dan Rich Brian kayaknya oke juga. Yang satu cerita soal keliling lihat kuda Prabowo, yang satu soal domba Jokowi.