A-Z Terbentuknya Aliansi Anti-China (IPAC) dan Tujuan Mereka Bidik Tiongkok

aliansi anti china Inter-Parliamentary Alliance on China (IPAC) menentang china hongkong tiongkok natuna laut cina selatan politik internasional xi jinping trump marco rubio perang dunia ketiga muslim uighur mojok.co

aliansi anti china Inter-Parliamentary Alliance on China (IPAC) menentang china hongkong tiongkok natuna laut cina selatan politik internasional xi jinping trump marco rubio perang dunia ketiga muslim uighur mojok.co

MOJOK.COKamu tidak perlu mempelajari isu politik ini dengan rumit. Kami telah menyederhanakannya agar seluk beluk aliansi anti-China (IPAC) mudah dipahami.

Aliansi anti-China mulai terbentuk dengan beranggotakan 11 negara dan 1 Parlemen Eropa. Mereka menyebut diri sebagai Inter-Parliamentary Alliance on China (IPAC).

Beberapa negara mulai mengeluhkan politik pemerintah China yang dianggap mencederai nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia. Jauh sebelum pandemi covid-19, sentimen anti-China sudah merayap pelan di tubuh berbagai negara. Hingga pada akhirnya tindak-tanduk keputusan China telah menjadi pemicu anggota parlemen-parlemen Eropa dan Amerika membentuk aliansi anti-China baru-baru ini.

Mereka menamai diri sebagai Inter-Parliamentary Alliance on China (IPAC). Polemik international ini agak bikin ketar-ketir karena ketegangan antara China dan berbagai negara bisa memicu konflik politik dan mengubah tatanan dunia internasional. Walau belum ada tanda-tanda bakal pecah perang, tapi sikap terang-terangan sebagai negara anti-China memicu bibit konfrontasi yang serius.

Kamu tidak perlu mempelajari ketegangan politik ini dengan rumit. Kami telah menyederhanakan topik ini agar seluk beluk aliansi anti-China IPAC mudah dipahami.

Aliansi anti-China itu sebenarnya apa sih?

Seperti namanya, aliansi ini mendeklarasikan diri sebagai kelompok parlemen yang menentang politik China. Mereka menggambarkan aliansi ini sebagai komunitas yang terbuka, bebas, berbasis pada aturan yang berlaku, dan mendukung kehormatan umat manusia.

Mereka kemudian menamakan diri sebagai Inter-Parliamentary Alliance on China (IPAC) karena anggotanya sendiri memang berasal dari lembaga legislatif atau partai-partai dari negara demokrasi. Gampangnya, IPAC adalah geng anti-China. Sekumpulan negara yang merasa resah dengan sepak terjang China dalam politik dan ekonomi internasional. Geng ini juga lagi gencar-gencarnya merekrut anggota, untuk itulah mereka menyatakan diri sebagai aliansi yang terbuka dan bebas.

Awal mula IPAC terbentuk

Secara resmi, IPAC mendeklarasikan keberadaan mereka sebagai aliansi anti-China pada 5 Juni 2020. Aliansi ini digawangi oleh Marco Rubio, senator AS untuk Florida dari Partai Republik. Marco menganggap tindakan yang dilakukan China adalah sebuah tantangan global yang harus direspons oleh negara-negara demokratis.

Aliansi anti-China yang secara terang-terangan hendak membidik negara komunis itu sebenarnya dilatarbelakangi oleh memanasnya rivalitas antara China dengan negara-negara besar di Eropa dan Amerika. China dilihat sebagai sebuah ancaman yang bisa memporak-porandakan tatanan dunia international dalam hal politik dan ekonomi.

Gesekan China dengan negara-negara di dunia yang melatarbelakangi IPAC

Latar belakang munculnya aliansi anti-China ini berhubungan dengan respons Beijing atas unjuk rasa yang terjadi di Hongkong. Setelah aksi massa terus memprotes pemerintah, pada akhir Mei Beijing mengumumkan bahwa Hukum Keamanan Nasional di Hongkong akan segera diterapkan.

Hukum tersebut kurang lebih berisi larangan tindakan seperti pengkhianatan, pemisahan diri, penghasutan, dan subversi terhadap pemerintah Tiongkok serta pencurian rahasia negara. Aturan ini ditanggapi oleh sekertariat negara AS, Mike Pompeo sebagai aturan yang mencederai Hongkong sebagai negara semi otonom. Aturan ini juga bakal berdampak pada hubungan ekonomi AS-Hongkong.

Ketegangan semakin memanas karena pada bulan Mei China telah melintasi perbatasan yang diperebutkan dengan India. Bahkan angkatan laut China juga melakukan patroli di Laut China Selatan. Isu ini juga sempat jadi pembahasan nasional.

Selanjutnya, kemunculan covid-19 di tengah berbagai ketegangan dengan China yang menjadi faktor pendorong besar. Ada juga kebocoran data mengenai konflik Muslim Uighur, hubungan China dengan Taiwan, dan masalah penyediaan teknologi 5G oleh Huawei semakin menambah daftar panjang alasan terbentuknya IPAC sebagai aliansi anti-China. Banyak banget sih masalahnya, pusing dong!

Siapa saja anggota IPAC?

Pada awal pembentukannya, Inter-Parliamentary Alliance on China (IPAC) beranggotakan 8 negara. Hingga artikel ini ditulis, IPAC mengumumkan 12 pihak dari berbagai negara telah resmi bergabung. Masing-masing pihak diwakilkan oleh dua orang legislator dan aktivis politik. Beberapa daftar negara yang tergabung aliansi anti-China ini adalah sebagai berikut.

  1. Amerika Serikat
  2. Jerman
  3. Britania Raya
  4. Jepang
  5. Australia
  6. Kanada
  7. Swedia
  8. Norwegia
  9. European Parliament (lembaga parlemen Uni Eropa)
  10. Republik Ceko
  11. Lituania
  12. Belanda

Jepang tercatat sebagai satu-satunya perwakilan negara Asia yang bergabung untuk menyatakan mereka bukanlah negara pro-China. Mari kita meramal siapa lagi negara yang bakal gabung.

Tujuan dibentuknya IPAC

Melalui situs resminya, IPAC menjabarkan tujuan mereka dalam membentuk aliansi anti-China ini. Kelima tujuan di bawah ini akan direalisasikan dengan aturan-aturan strategis untuk menentang sepak terjang China terhadap dunia internasional.

  1. Menjaga ketertiban berdasarkan aturan internasional
  2. Menegakkan hak asasi manusia
  3. Melaksanakan perdagangan dengan adil
  4. Memperkuat keamanan
  5. Mendukung integritas nasional

Sejauh ini, apa yang sudah dilakukan IPAC?

Sebagai organisasi yang baru, IPAC tengah mencari pengakuan secara internasional atas keberadaan mereka. Membuat kampanye-kampanye positif tentang tujuan, latar belakang, hingga tindakan apa saja yang akan mereka lakukan untuk menanggapi keresahan dunia dalam menghadapi China. Istilah dagangnya, mereka masih promo grand opening dulu sebelum ngegas di kemudian hari.

Untuk permulaan, mereka sudah bikin video yang memang mirip dengan iklan MLM. Lha kebanyakan legislatornya kayak baca kepekan, kaku bingits.

Setidaknya, IPAC ingin memberitahukan pada dunia bahwa beberapa pihak telah secara terang-terangan menentang China dan sedang mengajak serta negara-negara demokratis dengan pemikiran serupa untuk bergabung dalam aliansi anti-China ini. Mereka akan mengajak serta legislator dari berbagai negara untuk menyusun pendekatan proaktif dan strategis terkait permasalahan internasional dengan China.

Respons China setelah terbentuknya IPAC

Berbagai respons muncul pasca aliansi anti-China IPAC dibentuk. Beberapa netizen menanggapi dengan positif bagaimana parlemen-parlemen bersatu dan menyusun strategi untuk membidik China. Beberapa bahkan bikin meme presiden Xi Jinping dan mengait-ngaitkannya dengan pandemi covid-19. Sementara itu, dilansir dari The Guardian, Chen Wen sebagai diplomat senior China mengatakan kalau ini semua hanya kesalahpahaman.

“Ini adalah salah tafsir terhadap kebijakan luar negeri Tiongkok dan salah membaca situasi dunia saat ini.”

Berbeda dengan pernyataan Chen Wen yang optimis, aktivis politik China Chen Weihua menanggapi Reinhard Bütikofer (angotan dari Parlemen Eropa) tentang IPAC dengan getir. Bütikofer tidak maukalah dan juga membalasnya dnegan lebih pahit. Ternyata pejabat-peabat internasional juga hobi comment war kayak netizen lokal.

Sampai-sampai muncul wacana kalau China sengaja membentuk virus corona buat mengacaukan negara demokrasi dan menyelamatkan negara komunis. Hah, cocokologi yang sungguh mencengangkan!

Apakah Indonesia bakal bergabung?

Ini dia yang masih jadi misteri. Mengingat negara kita pernah bersitegang gara-gara perairan Natuna. Namun, Menteri Pertahanan kita yang unpredictable itu bikin kami sulit memprediksi langkah Indonesia terkait China. Yang pasti, kalau ketegangan ini semakin serius, mau pilih pro atau anti-China pun semua bisa gawat, Boss.

BACA JUGA Sengketa Natuna dan Alasan Prabowo dan Luhut Bersikap Lunak atau artikel lainnya di POJOKAN.

Exit mobile version