Memakai daging tikus, pakai borak, dan daging yang sudah tidak bagus. Itulah “trio dosa” pedagang bakso yang sudah terkenal. Mereka melakukannya demi mendapatkan cuan besar dalam waktu cepat. Nah, ada satu lagi kecilikan yang jarang kita bahas di sini, yaitu mengakali kuah bakso.
Namanya saja makanan berkuah. Maka, kuah adalah salah satu pilarnya. Mau soto hingga bakso. Mampu membuat kuah yang nikmat menjadi kunci popularitas kuliner tersebut. Nah, karena membuat kuah butuh skill dan persiapan yang panjang, banyak pedagang yang tega mengakalinya.
Oleh sebab itu, mengakali kuah bakso menjadi salah satu “dosa” yang sebetulnya mengurangi kualitas makanan. Tapi, ya tetap dilakukan, semata demi cuan. Berikut 5 bentuk dosa yang berkaitan dengan bumbu kuah bakso.
#1 Kuah bakso yang minim daging dan tulang
Kuah yang enak, biasanya, mengandung kaldu yang terasa kuat. Kaldunya sendiri berasal dari rebusan daging dan tulang sapi, bukan tikus, ya.
Nah, inilah dosa pertama dari pedagang, yaitu mengurangi takaran daging dan tulang. Bahkan mereka mengurangi takaran ini secara ugal-ugalan.
Makanya, kuah bakso yang kayak gini sebenarnya akan terasa hambar. Aroma khas kaldu yang “ndaging” itu nggak begitu terasa. Untuk menutupi dosa ini, mereka melakukan dosa lainnya.
#2 Pakai banyak penyedap rasa untuk menutupi dosa kaldu kuah bakso
Nah, karena kuah tidak maksimal, makanya pedagang menggunakan terlalu banyak penyedap rasa atau MSG. Mereka berusaha supaya kaldu-nya terasa lebih gurih. Padahal gurihnya nggak asli.
Kuah bakso ternyata isinya lebih banyak MSG ketimbang berasal dari kaldu asli. Nggak heran kalau setelah makan, pembeli akan cepat merasa haus.
Baca halaman selanjutnya: Hati-hati dengan pedagang yang curang kayak gini.
#3 Kaldu instan yang terlalu banyak demi menutupi dosa kuah bakso
Setali tiga uang. Setelah menggunakan penyedap rasa secara berlebihan, selanjutnya adalah kaldu instan. Semuanya demi menciptakan “rasa daging” di kuah bakso yang dipakai.
Kaldu instan ini memang dijual secara bebas di pasaran. Tidak masalah juga jika pedagang menggunakannya. Namun, jika berlebihan, pasti tidak baik. Apalagi menjadi rangkaian dari “dosa” pedagang yang tidak memasak kuah dengan benar.
Yah, aroma dan rasa kaldu memang menyerupai daging. Namun, yang bukan alami, tentu nggak baik. Apalagi kalau asli kan kaya nutrisi dan rasa bumbu kuah bakso jelas otentik.
#4 Memakai air mentah
Beberapa kali sekali, sebetulnya kuah bakso itu harus ditambah menggunakan air. Ya namanya dipakai, pasti berkurang. Nah, ada saja pedagang licik yang menggunakan air mentah sebagai tambahan.
Jelas, namanya air mentah, pasti tidak higienis. Sudah begitu, air mentah membawa banyak bakteri yang pada akhirnya membahayakan kesehatan pembeli. Air yang seharusnya kaya sari daging malah jadi keruh dan bisa terkontaminasi.
#5 Tidak memakai rempah asli atau mengurangi takarannya
Untuk membuat kuah bakso yang enak, kita menggunakan bumbu-bumbu aromatik dengan takaran tertentu. Pedagang yang curang akan mengurangi takaran bumbu-bumbu ini atau bahkan tidak menggunakannya sama sekali untuk menekan biaya.
Akibatnya, kuah jadi kurang beraroma dan tidak kompleks rasanya. Kalau sudah begini, kembali ke poin-poin sebelumnya. Mulai dari memakai penyedap rasa berlebihan, hingga kaldu instan juga berlebihan. Semuanya demi mengurangi biaya produksi dan menghasilkan cuan secara cepat.
Terakhir, kita harus waspada. Jangan tergiur dengan promo “harga murah dan porsi banyak”. Sebagai konsumen, kesehatan pribadi jangan diserahkan ke pedagang-pedagang yang licik.
Penulis: Yamadipati Seno
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 3 Jenis Warung Bakso yang Wajib Dihindari karena Membawa Bahaya bagi Konsumen dan catatan menarik lainnya di rubrik POJOKAN.
