5 Cara Mencegah Pertengkaran yang Terjadi Akibat Salah Baca Google Maps

Google Maps sering jadi penyebab utama pertengkaran pasangan

ilustrasi 5 Cara Mencegah Pertengkaran yang Terjadi Akibat Salah Baca Google Maps mojok.co

MOJOK.CO – Konon, Google Maps telah jadi penyebab pertengkaran antarteman dan pasangan 4.0 yang begitu absurd dan ruwet. Ini perlu dicegah!

Seorang pasangan muda-mudi pernah gagal romantis perkara pacarnya salah baca Google Maps. Ia beranggapan bahwa sebenarnya perempuan dan teknologi sama sekali bukan entitas yang perlu disalahkan. Ndilalah, dalam kasusnya, perempuan yang dia pacari tidak cukup peka masalah geografi. Cerita seputar gagal romantis ini pernah dituliskan dengan epik di Terminal Mojok. Kamu boleh membacanya dulu agar bisa memetakan masalah ini dengan jelas.

Kasus tersebut hanya satu dari sekian banyak desas-desus pertengkaran akibat teknologi mahacanggih Google Maps. Kebanyakan, kawan atau partner romantis yang salah baca Google Maps mendarat dengan brutal di landasan pertengkaran tiada akhir. Yang satu nggak mau disalahkan, yang satunya kerepotan sampai jengkel sebab diberi petunjuk yang nggak jelas.

Untuk mencegah perkara ruwet ini terjadi, marilah mengheningkan cipta dibarengi upaya-upaya berikut.

#1 Aktifkan fitur suara Google Maps biar nggak kelupaan di mana beloknya

Kerap kali mereka yang bertugas membaca Google Maps lupa di persimpangan mana mereka harus berbelok. Ini bisa berakibat fatal karena kebablasan sedikit saja bisa membuat si pengendara harus putar balik. Kalau putar baliknya di Ring Road Jogja, ya bisa semakin ribet. Sedangkan, belok secara mendadak tentu saja jadi pilihan yang paling berbahaya dan mengundang protes pengguna jalan lain.

Jadi, kalau bisa aktifkan saja fitur suara Google Maps, serahkan petunjuknya pada mbak-mbak narator. Andai si naratornya kelewat pekok dan terlambat kasih petunjuk, pertengkaran bisa dicegah karena kita bisa balik menyalahkan mesin. 

“Emang Google Maps-nya nggak bener nih!”

Dengan terucapnya kalimat tersebut, nggak ada lagi usaha saling menyalahkan yang jadi penyebab awal pertengkaran.

#2 Sebelum melewati fly over, underpass, dan jalan yang sekiranya rumit, cobalah minggir dulu

Fly over dan underpass dianggap sebagai jalan yang rumit dan sudah “terbaca” di Google Maps. Narator juga kerap menarasikan perintah yang ambigu seperti “Tetaplah di lajur kiri.” Yang padahal artinya disuruh naik fly over lajur kiri. Mereka yang salah paham bisa mengira perintah itu untuk pindah ke lajur kiri menghindari fly over. Kacau banget.

Alternatif pertama, untuk memastikan jalan mana yang harus dilewati, kamu bisa melakukan zoom in ke tampilan petanya sehingga terlihat jelas kamu harus naik fly over atau pindah ke lajur kiri untuk menghindari fly over. Tapi, yang paling aman adalah dengan berjalan pelan dan minggir dulu. Selanjutnya tinggal memastikan jalan dengan memperhatikan detail maps sebelum memutuskan kembali tancap gas. Cara ini jauh lebih mudah dan menenangkan, sekaligus, mencegah kesalahpahaman.

#3 Jangan menyimak Google Maps sambil ngobrolin hal yang serius

Pantangan bagi pasangan buka petunjuk Google Maps sambil ngobrolin mantan atau rencana pernikahan. Obrolan macam ini memecah fokus yang berakibat pada kesalahan baca Google Maps. Nggak semua cewek bisa multitasking, apalagi kalau disuruh baca peta sekaligus menata hati. Cowok pun begitu, nggak usah mancing-mancing obrolan yang berat. Mbok diterusin nanti aja ngobrol seriusnya kalau sudah sampai tujuan, biar enak.

#4 Pakai logika geografis dan jangan mau dilewatin jalan yang gelap cum sempit

Seringnya, Google Maps merekomendasikan jalan yang tercepat. Nggak peduli lewat pinggiran kali atau samping kuburan. Penting bagimu buat selalu waspada dan nggak hanya mengandalkan teknologi, logika geografis juga harus jalan. Ketahui dengan baik arah utara, selatan, barat, dan timur. Jika ini sudah khatam, niscaya kamu nggak lagi salah baca peta dan diketawain Dora The Explorer.

#5 Ajak partner bergantian nyetir dan baca maps

Jangan mau ribet sendirian. Jika pasanganmu mulai banyak menuduhmu sebagai orang yang nggak bisa baca maps, segera usulkan ganti posisi. Lho, sekarang kan zamannya kesetaraan, jadi yang nyetir nggak harus laki-laki. Ini juga berlaku dalam pertemanan, dalam hubungan friendzone, dan FWB-an. Dengan begitu, kalian bisa memahami kesulitan masing-masing dan nggak main tuduh lagi. Walau tetap gagal romantis, setidaknya nggak berujung cekcok.

Dengan bertukar posisi, tuduhan-tuduhan soal cewek nggak bisa baca Google Maps juga bisa ditepis. Selama ini, tuduhan ini muncul karena kebanyakan template pacaran ya begitu, cowoknya nyetir, ceweknya ngebonceng atau nebeng. Padahal nggak ada aturan saklek yang mengharuskan template pacaran macam ini.

Teknologi pada akhirnya bertujuan memudahkan, tapi kalau masih bikin susah ya tinggalkan. Saya juga pernah mengalami gimana nggak enaknya tersesat dan salah baca Google Maps walau sudah melakukan semua hal di atas. Saya sempat diarahkan ke Pantai Kuta Bali padahal yang saya tuju itu Pantai Kuta Mandalika di Lombok. Kalau nurutin maps apa nggak nyebrang pulau tuh saya. Usaha ini berakhir dengan tanya-tanya warga sekitar.

Ketika teknologi membuat segalanya menjadi sesat, yang bijak dilakukan adalah kembali pada cara-cara tradisional.

BACA JUGA Nggak Bisa Baca GPS Adalah Kutukan Buat Perempuan dan artikel AJENG RIZKA lainnya.

Exit mobile version