3 Dosa Pedagang Soto, Merusak Kesegaran Kuah demi Mempertebal Margin Keuntungan 

Dosa Besar Pedagang Soto Adalah Merusak Kesegaran Kuah Demi Mempertebal Margin Keuntungan Mojok.co

Dosa Besar Pedagang Soto Adalah Merusak Kesegaran Kuah Demi Mempertebal Margin Keuntungan (unsplash.com)

Kuah memainkan peran penting dalam semangkuk soto. Jenis apapun itu, soto Betawi, soto Lamongan, soto bening, hingga soto Banjar semua memerlukan kuah yang “nendang”. Tanpa itu, semangkuk soto jadi kurang nikmat. Selengkap atau premium apapun isiannya, soto hanya terasa biasa saja. 

Sayangnya, tidak semua penjual pandai membuat kuah yang enak. Entah antara tidak pandai atau sengaja menurunkan kualitasnya demi meraup cuan sebesar-besarnya ya. Kuah yang enak memang memerlukan bahan-bahan berkualitas dan proses yang tidak instan. Semua itu perlu biaya dan waktu lebih. Apabila “diakali” tentu bisa mempertebal margin keuntungan penjual.

#1 Kuah soto cuma terasa asin 

Kalau kalian pernah mencicipi soto-soto di kantin SD, itulah contoh kuah soto yang kurang nikmat. Hanya ada rasa asin ketika dicicipi. Sesekali ada rasa gurih yang ketara betul berasal dari penyedap rasa. Harga makanan di kantin sekolah yang harus murah sesuai dengan kantong anak SD.  Mungkin itu mengapa kuah soto tidak bisa dibuat maksimal. 

Akan tetapi, kuah semacam itu ternyata mudah dijumpai di warung-warung selain kantin SD. Soto dijual dengan harga normal lagi. Dengan harga yang sama dengan soto-soto lain, pembeli seharusnya bisa mendapatkan semangkuk soto dengan kuah yang lebih “nendang”. 

Kuah yang hanya terasa asin pertanda soto terlalu banyak garam. Kemungkinan lain, rempah-rempah atau bumbu lain yang digunakan kurang. Rempah-rempah yang dimaksud ada serai, daun jeruk, lengkuas dan semacamnya.

Kuah soto yang hanya terasa asin mungkin juga karena kaldu yang kurang mantap. Biasanya sih kaldunya  kurang daging. Maklum harga daging di pasaran nggak murah. 

#2 Menggunakan bumbu instan

Saat ini ada banyak bumbu instan di pasaran. Bumbu instan memudahkan orang-orang untuk memasak berbagai macam makanan. Tidak terkecuali makanan Indonesia yang terkenal ribet dan rumit seperti rendang, sayur asem, hingga soto. 

Namanya juga bumbu instan, pasti hasil akhirnya berbeda dengan masakan yang diolah dengan bumbu-bumbu asli. Begitu pula dengan soto yang dimasak dengan bumbu instan, kuahnya terasa kurang nendang. Memang ada rasa gurih, tapi tetap saja berbeda rasa gurih yang berasal dari kaldu. Kuranglah pokoknya. 

#3 Kuah terlalu berminyak

Sebenarnya, kuah soto yang mengandung minyak itu wajar saja. Tetapi, kalau minyaknya kebanyakan hingga terlihat mengkilat dari permukaan, itu bisa mengurangi kenikmatan. Bayangkan saja, setiap suapan soto  meninggalkan minyak di mulut kalian. Pengalaman kuliner akan kurang menyenangkan.  

Biasanya sih, kuah bisa terlalu berminyak karena penjual keliru dalam proses menghaluskan dan menumis bumbu. Mereka terlalu banyak menggunakan minyak. Kesalahan lain, kaldu mungkin terlalu banyak menggunakan bagian lemak. Lemak-lemak itu berubah jadi minyak ketika dipanaskan sehingga mendominasi rasa dan tekstur kuah.  

Di atas beberapa dosa dalam mengolah kuah soto. Kesalahan yang tidak terdengar besar, tapi bisa merusak pengalaman kulineran pembeli. Ingat, kuah soto yang enak itu memengaruhi sebagian besar rasa soto. Percuma saja penjual menggunakan bahan-bahan premium kalau kuahnya begitu-begitu aja. 

Penulis: Kenia Intan
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Bakmi Jawa di Jogja Tidak Semuanya Memuaskan, Wisatawan Sebaiknya Bisa Bedakan yang Enak dan Biasa Saja dan catatan menarik lainnya di rubrik POJOKAN.

Exit mobile version