MOJOK.CO – Nikmatnya membersihkan telinga dengan bantuan cotton bud disebut-sebut berbahaya. Loh, loh, kok bisa gitu?!
Selain nonton TV sambil tiduran dan tidur sepanjang hari tanpa ada tanggungan kerjaan, hal paling nikmat di dunia adalah membersihkan telinga pakai cotton bud yang sudah dilapisi dengan baby oil. Entah ada keajaiban apa, tapi kegiatan yang satu ini merupakan hal yang menimbulkan candu dan menimbulkan sensasi tersendiri~
Tapi, semuanya berakhir saat negara api menyerang banyak sumber menyebutkan bahwa membersihkan telinga menggunakan cotton bud adalah hal yang tidak disarankan.
*insert suara teriakan terkejut*
Membersihkan telinga, bagi orang-orang penggemar cotton bud macam saya, menjadi hal yang dilematis. Kalau tanpa alat kejayaan yang satu itu, terus kita harus pakai apa, dong??? Lagian, kenapa sih cotton bud nggak boleh dipakai??? Apa salah dan dosa cotton bud coba???
Sebelum kita menjawab rahasia yang bisa ditimbulkan dari bahaya cotton bud, perlu kita ketahui pula bahwa ada pendapat yang menyatakan bahwa telinga bukanlah bagian tubuh yang perlu dibersihkan karena ia telah memiliki mekanisme membersihkan diri sendiri. Apalagi, kebiasaan mengorek liang telinga sesungguhnya justru berisiko mendorong kotoran masuk ke dalam liang.
Tapi, tentu saja, pendapat ini tak sepenuhnya sesuai dengan semua orang. Ada sebagian orang yang merasa bahwa kotoran yang tidak dibersihkan justru akan menyumbat di liang telinga dan mengakibatkan gangguan pendengaran, misalnya adanya rasa tertekan, penurunan ambang dengar, hingga rasa berdenging.
Naaaah, bagi orang-orang macam ini, apalagi yang juga sama-sama mencintai cotton bud kayak saya, saran untuk tidak digunakannya cotton bud dalam membersihkan telinga jelas menimbulkan pertanyaan lain:
Terus kita harus gimana, Malih???
Pertama-tama, mari kita pahami bersama: anjuran untuk tidak menggunakan cotton bud tidaklah datang tiba-tiba.
Seperti dikutip dari Tirto.id, sebuah publikasi berjudul The Journal of Pediatrics pernah melaporkan bahwa ribuan anak di Amerika Serikat dilarikan ke rumah sakit setiap tahunnya karena mengalami cedera telinga akibat penggunaan cotton bud.
[!!!!!!!1111!!!!1!!!!!!11!!!]
Seluruh cedera telinga yang terjadi di rumah mencapai angka hingga 99,4 persen, termasuk disebabkan oleh kebiasaan membersihkan telinga menggunakan cotton bud. Bahkan, secara keseluruhan, cedera telinga jenis ini mencapai angka 73,2 persen di seluruh Amerika Serikat.
Selain karena “kotoran bisa terdorong ke gendang telinga”, alasan selanjutnya soal bahaya cotton bud adalah karena adanya risiko terbentur yang bakal membuat kita hilang kendali pas lagi ngorek-ngorek telinga hingga terjadi sesuatu yang mengerikan antara gendang telinga dan cotton bud.
Kalau memang seberbahaya itu, lantas apa yang harus kita lakukan kalau telinga terasa penuh kotoran?
Tanpa menggunakan cotton bud, setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, misalnya:
1. menggunakan obat tetes telinga yang bisa melunakkan gumpalan kotoran telinga hingga bisa keluar dengan sendirinya setelah dua-tiga hari kemudian dengan cara meneteskan air hangat ke dalam saluran telinga,
2. tidak mengandalkan ear candle karena memiliki risiko cedera telinga berupa rasa terbakar dan tersumbatnya saluran telinga,
3. pergi ke dokter yang umumnya memiliki alat sedot (suction) atau irigasi telinga, alias pengaliran air bertekanan untuk mengeluarkan kotoran, atau
4. menggunakan obat seperti peroksida karbamida yang penggunaannya harus sesuai anjuran dokter agar tidak menyebabkan iritasi gendang telinga.
Jadi, Saudara-saudara, sudahlah—sepertinya kita memang tidak perlu terlalu mati-matian membela cotton bud dalam hal membersihkan telinga. Kadang-kadang, hal yang tampaknya menyenangkan memang belum tentu menjadi hal terbaik, lahir dan batin. Uwu~