MOJOK.CO – Menguap adalah jenis kegiatan paling random yang mirip bahasa-bahasa non verbal alien dan layak dibedah. Penularannya begitu cepat, bahkan kayaknya bisa dikirim lewat telepati.
Kalau sebagian besar manusia sudah nggak penasaran kenapa kita menguap, sepertinya menguap adalah aktivitas yang telah dinormalisasi. Saking seringnya kita melakukan ini sehari-hari, sampai kita lupa, ngapain sih kok kita menguap.
Penelitian tentang menguap banyak menjelaskan alasan medis kenapa kita menguap. Dikutip dari Heatline jika kamu menguap saat lelah dan mengantuk itu tandanya otak sedang melambat dan menyebabkan temperaturnya tidak stabil, oksigen yang kamu hirup saat menguap akan mentsabilkannya lagi. Sementara ketika kamu bosan, otak juga ‘protes’ karena merasa tidak terstimulasi. Otak pun ikut melambat dan temperaturnya tidak stabil.
Ya ampun barusan saya menguap gara-gara nulis artikel ini. Siap-siap kamu yang baca juga ketularan.
Lah emang beneran bisa menular?
Tenang, tetap ada penjelasan medisnya mengapa angop sering menulari orang-orang di sekitar. Bisa jadi karena empati, karena kalian sedang ‘berbagi’ suhu dalam suatu ruangan, dan sebagai tindakan meniru otomatis. Kami pernah menjelaskannya melalui artikel ini.
Tapi pernah kepikiran nggak sih kenapa harus menguap, kenapa gerakannya harus mangap sambil bilang, “Hoaaammm…” Semakin dipikirkan semakin aneh. Kenapa otak kita nggak menstabilkan suhu lewat lubang kuping aja, lebih efisien dan wajah nggak akan terpaksa jelek sejenak. Mata juga nggak akan mengeluarkan air sambil kedip-kedip.
Berbagai penelitian sebenarnya belum sekapat-sepakat amat soal motivasi medis di balik menguap, kenapa lewat mulut, kenapa menularnya secara acak, kenapa bisa menghisap jiwa orang di depannya, tiba-tiba mulut jadi blackhole, dst. dst..
Satu hal yang hampir pasti.
Menguap adalah aktivitas yang mirip kode-kode alien. Kalau kamu nggak setuju mungkin kamu belum pernah nonton film Arrival yang bintangnya Amy Adams sama Jeremy Renner. Si ahli linguistik Louise Banks susah payah memecahkan kode-kode alias ‘bahasa’ alien yang tiba-tiba menyatroni bumi. Sayang, aliennya cuma menguap dan corat-coret kaca pembatas di antara mereka, nggak ada yang tahu artinya apa.
Apakah kamu dejavu? Oh tentu, film Arrival bisa jadi sebuah alegori dari proses menguap. Menguap adalah kode-kode alien yang selama ini nggak dipahami manusia. Ilmuwan dan medis mencoba melakukan decode terhadap proses ini berkenaan dengan kerja tubuh manusia, tapi apa sudah bisa dipastikan? Ternyata belum. Sama kayak film Arrival.
Meskipun belum jelas betul dan banyak spekulasi soal prosesnya, menguap punya banyak banget fungsi konkret di luar kebutuhan zat nananina untuk otak dan tubuh. Pertama, sebagai alarm kalau kamu perlu tidur. Terkadang tubuhmu sudah begitu ngantuk, tapi tekad baja membuatmu ingin terus terjaga sambil nonton drama Korea. Istirahatlah sayang.
Kedua, menguap itu cara buat ngetes empati teman sekitar. Coba deh praktik nguap jam 12 siang saat teman-teman sekantor belum pada makan. Ini berlaku bagi yang meja kantornya terbuka tanpa pembatas ya. Niscaya setelah kamu praktik, beberapa orang akan tersugesti untuk ikutan mangap lebar tanpa mereka sadari. Silaka dicoba ya, gratis kok. Kalau beneran nggak ada yang ketularan, kawan-kawanmu emang nggak pedulian dan nggak asyik kali ya.
Fungsi ketiga adalah untuk mempermanis rutinitas ngolet sambil meregangkan badan. Intinya sekalian ngumpulin nyawa juga. Siapa tahu nyawamu lagi ngambang di langit-langit kamar dan bakal kembali masuk tubuh setelah kamu ngolet sambil nguap. Boleh dicoba kenikmatan ini mulai besok pagi.
BACA JUGA Resep Mandi Rempah atau Empon-empon dan Manfaatnya yang Aduhai atau artikel lainnya di PENJASKES.