Gula Itu Jahat, Lebih Menakutkan Ketimbang Bahaya Rokok

gula dan bahaya rokok MOJOK.CO

MOJOK.COBahaya rokok dikampanyekan secara masif. Rokok menyebabkan kecanduan. Padahal, kita harus lebih wasapada kepada bahaya yang dibawa oleh gula.

Gaung kampanye anti-tembakau itu sangat kencang. Bahkan, kabar terakhir menyebutkan kalau iklan rokok akan diblokir.

Kanal komunitaskretek.or.id merilis editorial untuk menolak pemblokiran iklan rokok di internet itu. “Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Farid Moeloek menerbitkan surat edaran nomor TM.04.01/Menkes/314/2019 tentang pemblokiran iklan rokok di internet. Surat tersebut mengamanatkan Kementerian komunikasi dan infomatika (Kominfo) untuk memblokir iklan rokok di internet.”

“Kemenkominfo menindaklanjuti surat edaran Menkes dengan memblokir iklan atau konten rokok di sejumlah platform media sosial yang melanggar ketentuan PP No. 109 Tahun 2012. Melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika), Kominfo menelusuri (crawling) konten iklan rokok di internet. Hasilnya terdapat 114 kanal yang memuat konten tersebut di Facebook, Instagram, hingga Youtube.”

Bahaya rokok seperti menjadi momok. Padahal, di luar sana, ada satu “benda yang jahat”, melebihi bahaya rokok. Benda itu namanya gula. Ada tanda kutip di sana untuk menegaskan kalau baik tembakau maupun gula tidak sepenuhnya jahat. Manusia yang membuat kedua hasil alam itu menjadi “jahat” karena gaya hidup yang tidak sehat.

Menurut sebuah peneliti, kerusakan akibat gula mirip seperti dampak kecanduan alkohol. Yang lebih mengkhawatirkan, konsumsi gula di seluruh dunia meningkatkan tiga kali lipat selama 50 tahun terakhir dan dipandang sebagai penyebab pandemi obesitas.

Sementara itu, bahaya rokok memang tidak bisa disepelekan. Rokok juga terlibat dalam banyak kanker, antara lain kanker paru-paru, kanker kandung kemih, kanker prostat dan faktor risiko kanker lainnya. Namun, bahaya rokok bisa dikurangi karena tidak terbukti benda ini menyebabkan kecanduan.

Fakta itu sudah diperkuat dengan argumen para peneliti di British Medical Journal yang mengatakan penggunaan kata adiktif kepada rokok tidak tepat. Para peneliti mengemukakan perokok sangat mudah untuk berhenti.

Nah, ada satu hal yang menarik jika berbicara mengenai adiktif dan bahaya rokok. Karena rokok terus-terusan dikampanyekan dan sering tidak sadar bahwa kita juga menyebut rokok itu adiktif, kita luput melihat bahwa banyak produk dan kebiasaan yang menyebabkan adiktif. Salah satunya adalah gula.

Ketika dikonsumsi secara berlebihan, gula menjadi merupakan racun mematikan. Medical News Today melaporkan, dalam sebuah editorial di Nutrisi, Dr. Undurti N. Das menyoroti fakta bahwa fruktosa, konstituen gula meja, atau sukrosa, mengubah metabolisme sel dan meningkatkan aktivitas protein pemicu kanker.

Sulit untuk menghindari gula karena zat ini terkandung di banyak makanan, seperti soda, permen, cokelat, biskuit, kue, dan lainnya. Bahkan, beberapa makanan diet dikemas dengan zat yang terasa manis ini.

Selain menyebabkan obesitas, gula juga menyebabkan perubahan metabolisme tubuh, meningkatkan tekanan darah, hormon tidak seimbang, dan merusak hati. “Gula bukan hanya membuat orang gemuk, dampaknya lebih besar dari sekedar memperbesar ukuran lingkar pinggang. Sedikit gula tidak menjadi masalah, tapi dalam kadar banyak bisa membunuh Anda secara perlahan,” jelas peneliti dari University of California San Francisco dalam jurnal Nature.

Exit mobile version