Saya pertama kali tahu tentang Hyundai CRETA dari YouTube. Saat itu ada salah satu channel otomotif yang mengunggah liputan GIIAS 2021. Karena tidak memperhatikan dengan baik, saya mengira Hyundai CRETA adalah SUV kelas menengah yang tidak akan terjangkau kantong karyawan swasta.
Satu-satunya merek Hyundai yang menyita perhatian saya sejak dulu hanya Hyundai TRAJET. Ada impian untuk punya mobil besar dengan tenaga lumayan serta bisa digunakan di perjalanan jarak jauh.
Sebelum lanjut, saya jelaskan dulu sedikit pengalaman saya kenapa sampai berani mengulas Hyundai CRETA di sini.
Saya sopir freelance yang sejak 2008 sudah mengendarai nyaris semua merek dan tipe mobil. Perjalanan kurang-lebih 10.000 km sudah saya tempuh menggunakan mobil, mulai dari naik L300 karatan sampai menunggangi All New Corolla 21 jam nonstop dari Jakarta ke Jogja hingga menghasilkan pengalaman traumatis karena melewati lautan arus mudik 2018.
Saat diajak Mojok mencoba Hyundai CRETA di jalanan Jogja, saya bingung harus berbuat apa. Apakah saya bisa memacu kendaraan di Ringroad Jogja sesuka hati, melewati gang sempit lalu tidak memedulikan polisi tidur, atau harus bagaimana? Mojok hanya menjawab: Review jujur versimu saja.
Oke, jawab saya. Saya harus membuktikan kepada mereka saya bukan sopir sembarangan yang cuma kebetulan disewa PutCast dan banyak tamu lain. Tiap kali akan bepergian menggunakan mobil, saya harus paham betul kendaraan seperti apa yang saya bawa, kondisinya fit atau tidak, kenyamanan penumpang bagaimana, sampai seberapa bersih mobilnya.
Test drive Hyundai CRETA
Saya menuju lokasi pameran Hyundai CRETA di Hartono Mall Jogja sekitar jam 4 sore. Mulai Februari, warga Jogja memang bisa melakukan test drive Hyundai CRETA lewat panitia pameran di Hartono Mall atau lewat dealer Hyundai terdekat.
Tidak perlu lama, surat jalan dari pihak Hyundai diberikan. Begitu keluar dari area lobi Hartono Mall, saya langsung tancap gas menjajal CRETA di parkir timur mall yang kebetulan sedang sepi kendaraan.
Dari Hartono Mall, mobil ini saya bawa melewati rute warga Jogja umumnya: Hartono Mall, Jln. Kaliurang, masuk ke Kayen, Jln. Damai, Jaban, Jln. Palagan, Ringroad Barat, Pingit, Jln. Hos Cokroaminoto, Jln. Magelang, dan kembali ke Hartono Mall dengan mulus.
Bisa membayangkan rute yang saya lewati? Ramai, macet, dan entah berapa lubang serta polisi tidur yang saya lewati. Setelah test drive selesai, rasa penasaran yang tersisa hanyalah karena tidak menemukan tanjakan cukup ekstrem. Memang ada tanjakan flyover Jombor dan saat memasuki lobi Hartono Mall. Tapi buat Hyundai CRETA, itu tidak ada apa-apanya, bahkan di mode berkendara “Eco”. Sepele. Banget.
Saya memacu CRETA di jalanan Ringroad Utara dengan rata-rata kecepatan 80-100 km/jam. Handling baik walaupun ground clearance agak tinggi (190 mm). Soal pengereman tidak usah ditanya. Kalau saya berani menyalip zigzag di tengah ramai Ringroad dengan kecepatan 60-80 km/jam, berarti saya sudah memastikan pengereman CRETA bisa dipercaya.
Fitur CRETA sangat komplit, butuh waktu untuk para sopir memahami kecanggihan teknologinya. Bukan berarti sulit, tapi bagi Anda yang pertama kali mengendarai CRETA, ada baiknya memahami instruksi manual. Karena dengan fitur yang cukup kompleks, kalian harus bisa bekerja layaknya seorang pengendara mobil mewah dengan fitur yang sangat memanjakan.
Selama mencoba CRETA di rute yang saya sebut tadi, saya malah terlalu sering menggunakan mode berkendara Eco daripada Sport atau dua mode yang lain, Smart dan Normal. Dengan akselerasi yang responsif, CRETA bisa melaju dari 10 km/jam ke 80 km/jam hanya dalam 8-10 detik. Ini Eco mode lho, mode berkendara yang diimpikan oleh semua pemilik mobil: responsif tapi irit bahan bakar. Mantap.
Di kecepatan seperti itu, teknologi Forward Collision-avoidance Assist (FCA) milik CRETA cukup responsif mengingatkan pengemudi. Apabila kita sudah terlalu dekat dengan kendaraan lain di depan kita, sensor akan memberi tanda untuk pengemudi dalam bentuk lampu warning di kaca spion. Belum lagi fitur pengereman otomatis saat mundur, atau Rear Cross-traffic Collision-avoidance Assist (RCCA). Apabila ada obstacle di belakang mobil, ia akan secara otomatis mengaktifkan fitur pengereman darurat. Jadi tidak perlu khawatir, walau bukan juga jadi sembrono, Bestie.
Hyundai CRETA memiliki sudut pandang pengemudi yang lebih baik dibandingkan si mobil sejuta umat 1.500 cc, si Discontinue 1.500 cc, sampai si Gagah tapi Limbung 2.000 cc. Tidak terlalu banyak sudut yang merepotkan pengemudi saat melihat sekitar. Ini masih ditambah lampu warning tadi yang akan menyala apabila ada kendaraan di belakang mobil yang berdekatan serta tidak terlihat di spion. Istilah kerennya, fitur ini membantu kita mengatasi masalah blind spot saat mengemudi.
Untuk urusan luas kokpit pengemudi dan tempat duduk penumpang, Hyundai CRETA cukup luas. Pengaturan tempat duduk pengemudinya nyaman buat postur 185 cm saya. Pun dengan kursi penumpang: di posisi duduk normal, masih ada jarak satu jengkal tangan dari lutut saya ke kursi pengemudi.
Hyundai CRETA yang saya bawa kali ini adalah tipe tertinggi, Prime. Mencoba panoramic sunroof selama di jalan menjadi hal wajib, walaupun hari itu sedang hujan.
Agak kampungan mungkin, tapi saya mau menilai apakah mobil ini cocok dipasangi panoramic sunroof atau tidak. Jangan sampai jualan fitur panoramic, tapi nggak cocok sama desain mobilnya. Sudah jadi rahasia umum, mobil apa saja kalau dipasang sunroof atau panoramic sunroof, tentu akan terasa mewahnya. Yang membedakan adalah maksa masang padahal tidak sesuai dengan desain mobil, berakibat mobil dicap norak.
Hasilnya?
Dua penumpang saya girang setengah mati karena baru kali pertama merasakan mobil dengan panoramic sunroof. Ckckck.
Desain dan harga
Kalau kalian bandingkan desain Hyundai CRETA dengan mobil yang masuk “Top Five SUV 2021” versi Top Gear, lalu menganggap CRETA lebih jelek dari merek-merek di sana, sebaiknya kalian ke psikolog, curhat masalah hidup kalian. Sori, tidak ada desain mobil sempurna atau benar-benar “outstanding” dan “extraordinary” ketika harga mobilnya masih di bawah 1 miliar. Ehm.
Tapi ada kelebihan Hyundai CRETA dan itu bisa memuaskan calon pembeli, yaitu fasilitas custom. Hyundai menyediakan opsi bagi pembeli untuk meng-custom sendiri Hyundai CRETA yang mereka pesan, mulai dari desain interior, eksterior, sampai fitur tambahan yang dibutuhkan. Jelas akan berpengaruh pada harga, tapi ini sangat memudahkan pemalas yang ogah-ogahan datang ke bengkel custom untuk hanya buat masang sunroof atau mengganti audio. Apalagi soal audio, Hyundai CRETA tipe Prime dan Style sudah dilengkapi BOSE Premium Sound System (8 Speakers).
CRETA juga mampu memuaskan hasrat pengemudi yang menginginkan mobil mumpuni nyaris di semua medan. Kalian manusia limbung yang terlalu sering berkendara menggunakan mobil gemuk 2.000-2.400 cc, dan kadang punya PR saat belok di gang sempit karena takut buntut mobil nyerempet, atau kalian pemilik city car yang terlalu pendek, takut kena polisi tidur, dan repot saat tanjakan, CRETA mampu menyelesaikan persoalan-persoalan sepele tadi.
Lho, ada seru-seru apa ini? Kepala Suku Mojok main ke mana nih? Pantengin aja terus, video lengkapnya bakal rilis ntar sore~ pic.twitter.com/JCK5Lu7fRx
— Mojok.co (@mojokdotco) February 15, 2022
Pada akhirnya, apakah Hyundai CRETA layak dibeli, saya kembalikan keputusan kepada kalian. Baiknya sih kalian mencoba test drive langsung untuk membuktikan tulisan ini fafifu wasweswos atau bicara fakta. Terlebih feel berkendara masing-masing orang pasti berbeda, apalagi yang sudah terbiasa menggunakan merek tertentu dan kalaupun naik level, hanya memilih merek dari pabrikan sama.
Seandainya kemarin ada kesempatan mencoba Hyundai CRETA tipe transmisi manual (Active dan Trend), mungkin di tulisan ini saya bisa menjawab dengan tegas apakah mobil ini layak dibeli. Masih belum lengkap dan rasanya kurang fair kalau saya hanya memuji CRETA berdasarkan pengalaman menjajal tipe matic-nya. Tapi kalau disuruh berandai-andai memiliki mobil, maka saya akan memilih CRETA sebagai mobil harian yang saya kendarai di kota Jogja. Tinggal nanti penyesuaian apakah CRETA bisa saya bawa perjalanan jauh, atau saya harus memiliki Hyundai SANTA FE khusus buat perjalanan ke luar kota, hahaha.
Catatan: Hyundai CRETA adalah kali pertama Hyundai Motors Indonesia menyematkan teknologi luar biasa bernama Bluelink. Kisah lengkap si Bluelink ini bisa dibaca di sini.
Tergoda memboyong CRETA ke rumah? Kamu bahkan bisa mendesain sendiri Hyundai CRETA-mu menggunakan fasilitas Create My Own CRETA. Caranya lewat tautan berikut ya.
Informasi terbaru produk-produk Hyundai Motors Indonesia juga selalu mejeng di medsosnya. Nih, ikutin gih: Instagram, Twitter, YouTube, dan Facebook. (Ads)
Penulis: Khoirul Fajri Siregar
BACA JUGA Hyundai CRETA dan Bluelink, Duet Canggih Idaman Pencinta Otomotif dan artikel menarik lainnya di Otomojok.
Artikel ini ditayangkan atas kerja sama Mojok dan Hyundai Motors Indonesia.