MOJOK.CO – Daripada tak laku-laku dan kalah dengan rivalnya. Maka insaf dan ganti kelamin adalah jalan yang ditempuh oleh Suzuki Baleno.
Jaman sekarang apa sih yang tidak bisa dilakukan supaya diterima oleh pasar. Ada yang hanya sekedar memoles diri, supaya terlihat cantik. Ada pula yang melakukan operasi permak sana permak sini biar memikat kembali. Bahkan ada yang langsung melakukan hal ekstrem dengan mengganti kelaminnya.
Cara yang ekstrem itu dilakukan pula oleh Suzuki yang membuat kita semua ternganga dengan kemunculan Baleno yang ternyata eh ternyata, di luar dugaan semua orang. Kita mengira mobil itu masih sama seperti pertama kali muncul di tahun 1996 yang punya kelamin sedan. Tapi yang di munculkan pada generasi sekarang sama sekali berbeda kelaminnya dengan yang dulu. Sekarang Baleno telah menjadi mobil hatchback alias sedan tak berbuntut.
Kelamin baru dari Baleno konon katanya—tapi memang benar adanya—karena ingin mencoba peruntungan dalam persaingan memikat hati konsumen yang sekarang sudah berpaling dari sedan ke Hatcback. Konsumen mobil di tanah air memang mudah suka, tapi mudah berpaling pula.
Konsumen mobil tanah air kita memang lain daripada yang lain. Selalu ingin terlihat berbeda dan tak pernah mudah puas begitu saja. Ini tentu bikin pusing pabrikan roda empat yang harus mengeluarkan segala jurusnya agar mampu bertahan hidup dan dijauhi ancaman gulung tikar dari dunia roda empat tanah air.
Karakteristik yang unik dari para pembeli mobil di Indonesia, membuat Suzuki mau tidak mau harus mendengarkan keinginan dari calon pembeli itu. Bahkan tak cukup hanya didengarkan, melainkan langsung dijawab dengan produk konkret. Supaya para calon konsumen tidak berbisik-bisik dari media sosial satu ke media sosial lainnya, hanya karena perusahaan kendaraan tidak mengeluarkan produk yang sesuai dengan yang mereka kehendaki.
Jawaban yang diberikan oleh Suzuki adalah dengan meluncurkan Baleno Hatcback. Hanya ada versi hatcback loh ya, tidak ada versi sedan seperti yang lainnya. Jika Honda Jazz memiliki versi sedan pada Honda City. Toyota juga punya amunisi dalam Toyota Yaris, yang juga punya versi sedan pada Toyota Vios. Maka bagi Suzuki, untuk versi hatcback saja masih kembang kempis, apalagi pengin meluncurkan versi sedannya. Ngimpi.
Apa yang dilakukan oleh Suzuki dengan melakukan ganti kelamin pada Baleno merupakan sebuah langkah insyaf. Ia tak lagi bersedia bermain-main pada segmen mobil sedan yang pasarnya sudah hancur banget. Maka dari itu, menampilkan Baleno dengan kelamin berbeda yang kental akan aura sporty adalah serealistis-realistisnya pilihan yang dapat dilakukan.
Sebagai pendatang baru, tentunya Baleno Hatcback sadar diri tentang arti dari memikat calon pembeli. Strategi yang dilakukan adalah dengan menawarkan harga yang jauh lebih rendah dari para kompetitornya. Apalagi dengan ditambal embel-embel dapat bonus banyak. Pasti bisa menjadi daya tawar yang menggoda mamah muda untuk langsung meminta suami membelikan produk baru dari Suzuki ini.
Soal harga murah meriah memang menjadi hal yang sangat lumrah digunakan untuk memikat konsumen. Bisa dilihat Baleno Hatcback hanya di jual di kisaran 204,5 – 215 juta. Bandingkan dengan rivalnya macam Honda Jazz RS, Toyota Yaris TRD Sportivo yang sudah berada 270-an juta. Selisih yang cukup banyak ini bisa menjadi salah satu tawaran kepada mereka yang menginginkan mobil Hatcback impiannya.
Ini yang jadi tujuan tersembunyi dari Suzuki, dengan segala upaya mencoba menggoyang sang penguasa Hatcback yaitu secara berganti-gantian di kuasai Honda Jazz dan Toyota Yaris. Tapi ya sekali lagi, Suzuki tetap sadar diri dengan tidak muluk-muluk menggoyangnya. Cukup dengan target menguasai 10% pangsa pasar hatcback di Indonesia melalui Baleno Hatcback.
Tapi seperti istilah “regone semono, entuke mung semono” tetap berlaku pada Baleno Hatcback. Mengusung mesin 1373 cc tanpa tambahan turbo-turboan, yang dicomot dari Suzuki Ertiga. Membuat Baleno merasa inferior dibandingkan kompetitor di kelasnya. Pasalnya ia hanya mampu menyemburkan tenaga 91 Ps, dan Torsi 130 Nm. Padahal kompetitor lainnya sudah punya tenaga di kisaran 110–120 Ps.
Yang jelas, saat mencoba Baleno Hatcback ini, pikiran pertama yang terlintas adalah sadar diri bakal ngos-ngosan saat mencoba mendahului seterunya yaitu Honda Jazz dan Toyota Yaris. Tapi ya itu, berkat Baleno Hatcback kita akan diajarkan bagaimana menjadi manusia yang tahu diri nan santun dalam berkendara. Apalah arti berkendara ugal-ugalan, jika jalanan di kota-kota besar sekarang, sudah terkepung dengan kemacetan.
Bagi mamah muda yang menginginkan kendaraan pribadi untuk menemani dirinya pergi nyalon dan belanja. Tenaga yang hanya 91 Ps itu sudah sangat cukup.
Terlebih jika kita membeli Baleno Hatcback, lantas memiliki sopir pribadi. Semakin jelas, bahwa mobil ini menjadi pilihan yang tepat. Pilihan ini diambil lantaran Baleno Hatchback memiliki ruang yang cukup lega pada barisan kedua. Jadi kita sebagai penumpang di baris kedua memang sangat dimanjakan dengan ruang kaki yang cukup banyak, serta ruang kepala juga tak kalah banyak. Tinggal bersantai ria menikmati setiap sudut jalan yang padat merayap.
Soal yang lainnya juga tidak perlu minder. Pasalnya, fitur yang ditawarkan tak kalah dengan kompetitornya, Misalnya pengaturan stirnya sudah ada tilt dan teleskopik. Soal keselamatan sudah ada airbag, crash sensor, brake assist, dan remnya pun juga sudah ABS.
Kalau bagi saya sih, Baleno Hatcback bisa menjadi salah satu pilihan bagi mamah muda dan para milenial yang ingin merasakan sensasi berkendara Hatchback murah tapi tidak murahan. Selisih harga yang mencapai 70 juta bisa digunakan untuk memoles lagi Hatcback Baleno yang sudah ganti kelamin ini.
Mulai dari memoles kaki-kaki yang masih menggunakan ban Apollo—merek ban lokal di India. Serta modifikasi bagian lainnya. Pasti bakal lebih bersaing dengan Honda Jazz dan Toyota Yaris. Tapi kalau kantong sedang terancam kering, tagihan lagi banyak, penghasilan masih merangkak, jelas lebih baik beli Baleno Sedan bekas. Cuma 50 jutaan aja.