MOJOK.CO – Kalau mau cari motor untuk jangka panjang, Suzuki Address ini opsi menarik. Murah, berkualitas, meski mukanya jelek dan bukan selera orang.
Suzuki Address kepunyaan bapak saya baru dibeli akhir Desember 2020 menggantikan Honda Vario 125 tahun 2014. Vario 125 tersebut sudah menemani hampir tujuh tahun dan kini kondisinya sudah bobrok dan mengenaskan.
Purnatugas Vario 125 harus terjadi juga diakibatkan ongkos penggantian suku cadang yang kalau dihitung lebih dari tiga juta rupiah. Sementara itu, harga jual motornya cuma sembilan juta. Mending nambah duit enam hingga delapan juta sudah dapat motor baru.
Kriteria kami akan motor baru adalah seperti ini: diskonan dealer gede, bagasi motor gede, empuk, dek motor luas, dan tangki gede. Opsi yang muncul adalah Yamaha Gear 125, Honda Vario 125 terbaru, dan Suzuki Address.
Yamaha Gear 125 produk yang benar-benar baru. Sayang, bagasi kecil, dek sempit, tangki cuma 4,2 liter, dan basis mesinnya Mio Series (andai ambil dari Maxi 125 dan 155 kan lebih enak). Selain itu, berhubung produk masih baru, jadi diskonan nggak gede. Ya sudah deh, skip!
Lanjut ke Honda Vario 125. Motor yang ubahannya relatif minor dari generasi sebelumnya (di rumah sudah ada Honda Vario 125 LED dan Honda Vario 125 bohlam. Jadinya mikir kok sudah jadi fanboy Vario nggak dapat privilege dari AHM). Kekurangan Yamaha Gear 125 hampir semuanya tertutupi oleh Honda Vario 125. Sayangnya, beberapa user review nyebutin kalau layarnya suka hilang sendiri dan gredek khas matik Honda belum sembuh. Skip!
Opsi terakhir saya temukan setelah bongkar-bongkar grup Facebook. Di sana, saya nemu grup Suzuki Address Indonesia (SAI). Eh, ternyata Suzuki ngeluarin Address. Kirain matiknya cuma Suzuki Nex II. Baru tahu juga kalau produknya rilis sejak 2014 dan belum ganti model. Selain itu, baru tahu juga kalau produknya diekspor ke puluhan negara.
Setelah membaca ulasannya dari Facebook, saya pindah ke Youtube. Eh, dikit banget yang bahas Suzuki Address. Balik lagi buka grup SAI. Isinya mendewa-dewakan si Suzuki Address ini.
Heran itu orang-orang segitunya fanatik. Ada yang sampai bolak-balik beli motor kepunyaan tetangga hanya untuk jajalin experience-nya. Ujung-ujungnya, balik lagi ke Suzuki Address. Katanya, sih, paling oke.
Saya makin penasaran dong. Cari kontak sales Suzuki yang rajin posting di Facebook dan saya hubungin satu per satu. Kali aja dapat diskon gurih mengingat saat itu udah dekat closing-an.
Tips dapat diskon gede dari saya:
Nggak perlu malu banding-bandingin diskonan dari sales A ke sales B sampai ke sales Z. Selalu bocorin diskonan yang dikasih sama mereka. Biasanya pada berani kasih diskon yang lebih gede daripada temannya. Coba aja.
Saat itu, saya bisa deal diskon satu juta rupiah sama salah satu sales Suzuki Address di dealer Suzuki terbesar di Surabaya. Iya, terbesar, lha wong dealer resmi Suzuki cuma dikit.
Enaknya lagi, saya bisa beli motor secara off the Road dan harga yang dibayar cuma 12,9 juta rupiah (biaya urus surat menyurat cuma 2,1 juta rupiah) daripada on the Road sampai 18 Juta rupiah.
Begitu Suzuki Address sampai di rumah, saya langsung heran dan komplain ke bapak-bapak yang mengantar motor. Kok suara fuel pump-nya kenceng banget kayak speaker hape kang bangunan. First impression-nya, ini motor standar banget. Side stand switch nggak ada (yang bikin mesin langsung mati kalau standar diturunin), lampu masih bohlam, rem lembut tapi kurang pakem, starter masih bunyi krek-krek kayak Honda Beat karbu (untung ada fitur sekali pencet tombol starter, jadinya nggak perlu ditahan) dan ban rawan ranjau paku (sayangnya harus nunggu sebulan kalau pengen dapet versi tubeless).
Namun, semua kekurangannya langsung sirna begitu dicobain. Suzuki Address ini asli empuk banget meski desain motornya jelek, aneh, dan bukan selera orang. Rebound suspensinya nggak seperti suspensi murah yang empuk doang tapi mentul-mentul sampai bikin mual. Tingkat empuk Suzuki Address ngelebihin motor-motor yang lebih mahal juga didukung oleh kulit jok yang elastis dan busanya lunak.
Motor ini 0-60 kpj-nya relatif lemot daripada Honda Beat karbu punya adik saya. Tapi, putaran atasnya enteng setelah lewatin 60 kpj. Makin dikebut, getaran mesinnya yang halus jadi halus banget. Getaran mesin Suzuki Address juga nyaris ada, beda sama Yamaha Lexi yang saya pakai tiap hari, meskipin sudah dikasih balancer Satria FU aja masih berasa kesemutan.
Kapasitas tangki Suzuki Address itu 5,2 liter. Cukup besar, bikin makin jarang mampir pom bensin. Dek motor ini luasnya setara Yamaha Lexi (galon dua ditumpuk ke atas aja muat). Yang terpenting, kapasitas bagasi Suzuki Address itu terbesar di kelasnya (20,6 liter dan cuma beda 3,4 liter daripada Yamaha Nmax). Great deal banget, deh, harga murah tapi hal-hal yang esensial menang banyak.
Keheranan yang kedua adalah waktu servis 2.000 kilometer di bengkel resmi. Ternyata, kapasitas oli Suzuki Address cuma 650ml dan kapasitas oli gardan cuma 90ml. Harga oli gardannya murah banget untuk hitungan harga bengkel resmi yang cuma 9.000 rupiah.
Pelayanan bengkel resmi Suzuki oke banget karena mekaniknya banyak tapi sepi pengunjung. Servis ringan hanya memakan waktu kurang dari 30 menit. Nggak pakai janjian lagi, beda sama motor-motor di rumah yang harus nunggu berjam-jam dan harus janjian servis biar nggak nunggu terlalu lama. Makanya, di grup-grup Facebook, fans motor Suzuki berharap bakal lebih banyak bengkel resmi muncul.
Kesimpulannya, kalau duit tipis dan daripada maksain kredit motor di luar kemampuan, bakal pakai motor dalam jangka waktu panjang, Suzuki Address ini opsi menarik. Lagian harga jual Suzuki nggak terlalu bagus, meski mesinnya super awet. Selama kita nggak terlalu rewel sama kurangnya fitur gimmick dan desain yang nggak banget, Suzuki Address udah oke.
Yah, sebagai pelanggan yang terpuaskan, saya berdoa Suzuki mau bikin produk baru yang akhirnya menarik secara tampilan. Kedua, layanan after sales-nya ditingkatkan biar yang punya dealer nggak perlu nyambi jualan mebel.
Good luck Suzuki! Juara dunia MotoGP harusnya diimbangi sama angka penjualannya dong.
BACA JUGA Kelebihan Sepeda Motor Suzuki yang Membunuh Bengkel Resminya Sendiri dan ulasan kendaraan lainnya di rubrik OTOMOJOK.