Innova Reborn Menolak Mati, Toyota Belum Siap Kehilangan Mobil Kesayangan yang Nggak Pernah Bikin Malu

Innova Reborn Menolak Mati, Toyota Belum Percaya sama Zenix? MOJOK.CO

Ilustrasi Innova Reborn Menolak Mati, Toyota Belum Percaya sama Zenix? (Mojok.co/Ega Fansuri)

MOJOK.COInnova Reborn tak jadi mati. Toyota justru memberinya kesegaran baru. Membuat nyawa mobil ini masih awet hingga sekarang.

Akhir 2025. Banyak orang mengira Toyota Innova Reborn Diesel akan berpamitan. Ia akan meninggalkan kenangan manis, membuat salam perpisahan, lalu pensiun damai sebagai legenda mobil keluarga Indonesia. 

Sudah begitu, penggantinya juga sudah ada. Namanya Zenix, yang lebih ganteng, modern, hemat, dan… lebih mahal pastinya. Tapi ternyata, Innova Reborn berkata: “Belum! Jangan kau kira aku menyerah semudah itu!”

Alih-alih discontinue, Toyota malah memberi refreshment untuk Innova Reborn. Iya, si Reborn yang katanya akan jadi fosil museum, kini justru mendapat skincare baru biar tetap awet muda.

Di bagian depan, grill-nya berubah. Sekarang, Innova Reborn pakai tiga bar yang dipadukan bezel abu-abu dan hitam. Ini bukan facelift radikal yang bikin pangling sampai mikir ini mobil apa, tapi cukup buat bikin tetangga ngomong, “Eh kayak ada yang berubah ya?”

Innova Reborn seperti ingin bilang: “Saya sudah 7 tahun, tapi masih pantas kok mejeng di mall.”

Ubahan garnish hitam di pintu belakang juga menambah aksen sporty. Jadi, kalau dulu Innova Reborn terkesan “bapak-bapak serius” yang kerjaannya cuma mengantar keluarga ke kondangan, kini ia berubah jadi “bapak-bapak yang mulai suka gowes dan beli sepatu lari harga sejuta”. Tetap bapak-bapak, tapi ingin terlihat aktif dan bugar.

Masuk ke interior, Toyota menambahkan fitur yang sangat relevan di zaman sekarang: head unit 9 inci yang sudah mendukung wireless Android Auto dan Apple CarPlay. Akhirnya! Tidak perlu lagi kabel yang kusut seperti hubunganmu dengan mantan. Tinggal duduk, nyalain mesin, konek otomatis. Selesai.

Beberapa aksen warna interior juga dibikin lebih modern. Intinya Toyota tidak ingin kabin Innova Reborn terasa seperti ruang rapat kantor kelurahan. Harus ada touch kekinian biar anak muda yang disuruh nyetir pun tidak terlalu mengeluh.

Reborn menantu idaman para mertua yang nggak pernah bikin malu

Nah, sekarang yang jadi pertanyaan besar: Kenapa Toyota masih ngotot mempertahankan Innova Reborn? Bukannya Zenix sudah datang dengan teknologi hybrid masa depan? Kenapa Reborn tidak dikandangkan saja? Jawaban paling manusiawi adalah pasar masih sangat butuh mobil seperti Innova Reborn. 

Jangan salah. Indonesia itu negara yang unik. Mobil yang lebih canggih bukan berarti lebih diminati. Ada ketakutan-ketakutan nasional yang sudah mengakar, seperti:

“Kalau hybrid-nya rusak gimana?”

“Kalau lagi nanjak jauh di kampung, teknisinya ada nggak?”

“Kalau baterainya minta jajan mahal gimana dompetku?”

Sementara itu, Innova Reborn datang membawa jawaban yang menenangkan hati para kepala keluarga. Sudah diesel bandel, mesin 2GD yang hidupnya panjang kayak sinetron 7 tahun tidak tamat-tamat, dan sasis ladder frame yang cocok untuk jalanan Indonesia yang suka bercanda: aspal rusak, polisi tidur setinggi layangan, dan banjir dadakan.

Ada alasan kenapa mobil ini disebut mobil keluarga besar sesungguhnya. Bukan hanya muat banyak orang, tapi juga muat harapan keluarga besar. Kalau pulang kampung, oleh-oleh sekampung bisa ikut semua. 

Belum lagi citra prestisius tipis-tipis. Nggak high class banget, tapi kalau lewat depan rumah mantan tetap bisa bikin dia mikir: “Hmm… hidupnya lumayan mapan juga ya sekarang.”

Innova Reborn itu seperti suami ideal versi para mertua. Ia kuat kerja banting tulang, nggak rewel, bisa diandalkan bawa banyak orang. Kalau Zenix itu anak muda calon menantu yang potensial, Reborn ini menantu senior yang sudah terbukti kualitasnya.

Di tengah ekonomi yang masih goyang, Reborn tetap jadi pilihan waras

Selain itu, kondisi ekonomi 2025 masih belum benar-benar pulih. Penjualan mobil nasional sempat menurun di awal tahun. Saat situasi serba dihitung matang, konsumen lebih memilih sesuatu yang sudah jelas value-nya, daripada berjudi dengan teknologi anyar.

Toyota paham betul. Fans garis keras Innova Reborn tidak sedikit. Mereka yang percaya bahwa diesel = daya tahan. Mereka yang sudah nyaman dengan ladder frame. Fans garis keras ini yang merasa teknologi terlalu canggih kadang malah bikin takut.

Zaman canggih-canggih, tapi masih banyak yang ngomong: “Mobil kalau rusak, montir kampung harus bisa benerin!”

Dan Innova Reborn menjawab itu dengan elegan: “Tenang Bos, aku disenengin bengkel manapun.”

Toyota: “Fitur belakangan, yang penting kamu tetap cinta.”

Jadi alasan Toyota mempertahankan Innova Reborn bisa dirangkum dalam satu logika sederhana. Daripada kehilangan market besar yang masih sayang mati-matian sama Reborn, ya sudah, kasih update dikit biar mereka tetap cinta.

Ini seperti hubungan LDR dengan pacar yang mulai renggang. Cukup kirim hadiah kecil, chat romantis, atau ganti foto profil bareng. Cinta langsung kembali membara. Toyota jago memainkan strategi itu.

Namun tentu saja, tidak semua orang bisa memaklumi keputusan ini. Ada juga yang nyeletuk: “Toyota kok kayak kurang percaya diri sama masa depan Zenix, sih?”

“Masih butuh bantuan penjualan dari Reborn tuh!”

“Padahal sudah 400 jutaan, tapi spion masih belum retract otomatis? Kok masih puteran AC kayak kompor jadul?”

Nah, ini dia punchline terbesarnya: Toyota masih pelit fitur di kelas harga segini. Panas nggak tuh baca kalimat terakhir tadi?

Sudah refreshment, tapi beberapa hal tetap dibuat jadul. Entah Toyota ingin menjaga DNA kepraktisan, atau memang bagian ini tidak masuk prioritas. Kadang Toyota seperti bapak-bapak yang selalu bilang: “Yang penting fungsinya dulu, nak.” Tapi lama-lama kesannya jadi: “Yang penting Toyota untung dulu, nak.”

Konsumen sebenarnya tidak banyak minta. Cuma ingin spion yang bisa lipat otomatis tanpa memanjat jendela. Dan knob AC yang tidak bikin berasa lagi nyalain kompor buat masak mie instan.

Harga sudah Rp400 juta lewat, tapi masih ada hal-hal kecil yang bikin kita ingin bertanya langsung ke kantor pusat Toyota:

“Pak, ini sebenarnya Innova Reborn facelift atau sekadar Innova Reborn habis make up tipis?”

Innova Reborn bukan sekadar mobil, tapi rasa aman yang dibawa pulang

Meski begitu, mau dicaci, Innova Reborn selalu punya pembela. Mereka bilang:

“Yang penting awet.”

“Mobil itu kuat di jalan jelek.”

Value for money itu harus dipertimbangkan.”

Dan mau tidak mau, Toyota tahu hal itu benar. Masyarakat masih percaya bahwa diesel = ketangguhan. Kita juga masih setia mudik bawa rombongan naik mobil keluarga. Sudah begitu, infrastruktur jalan kita masih suka bercanda. Selama itu pula, Innova Reborn akan tetap hidup.

Jadi kalau kalian pikir 2025 adalah akhir perjalanan Reborn, kalian salah besar. Mobil itu belum selesai. Ia masih ingin menjajah parkiran-parkiran minimarket, menembus jalan pedalaman, dan menjadi primadona mertua.

Toh dunia belum sepenuhnya siap dengan masa depan. Kadang teknologi yang terlalu canggih justru bikin gelisah. Di saat seperti itu, ada satu nama yang selalu memberi rasa aman.

Namanya masih Innova. Dan selama ia memakai mesin diesel dan rangka ladder frame, para fans akan tetap berkata:

“Reborn adalah rumah.”

Penulis: Alan Kurniawan

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Innova Reborn Adalah Raja Jalanan di Indonesia yang (Mungkin) Membuat Toyota Menyesal karena Popularitas Zenix Kalah Jauh dan catatan menarik lainnya di rubrik OTOMOJOK.

Exit mobile version