MOJOK.CO – Honda Vario 125 adalah pilihan paling masuk akal hari ini. Ia pakai rangka tua, tapi kuat. Nggak bikin repot pemilik yang ingin hidup sederhana.
Di tengah gegap gempita motor matic Honda yang makin banyak dan makin futuristik, ada satu yang diam-diam jadi pahlawan tanpa tanda jasa. Ia tidak berteriak-teriak di iklan TV, tidak juga dipamer-pamerkan seperti Genio atau Stylo yang penuh gaya dan attitude.
Ia begitu sederhana dan menjadi pilihan waras buat mereka yang pengin punya matik Honda, tapi malas berjudi dengan rangka ESAF. Kita mengenalnya dengan nama Honda Vario 125.
Ya, kawan-kawan sekalian. Ini 2025, yang katanya era elektrifikasi dan rangka robot, Honda Vario 125 masih setia dengan rangka tubular. Jadi, rangka tubular adalah rangka klasik yang lebih “membumi”. Apalagi jika kita membandingkannya dengan ESAF yang futuristik, tapi penuh drama.
Buat kamu yang nggak ngikutin berita otomotif, ESAF adalah singkatan dari Enhanced Smart Architecture Frame. Rangka ini adalah sebuah inovasi Honda. Katanya, ESAF itu lebih ringan, presisi, dan hemat bahan. Tapi entah kenapa, ESAF juga sering jadi bahan keributan netizen karena isu rangka terlipat, kropos, dan bahkan retak di tengah jalan.
ESAF dan kisah rangka terlipat yang menghantui
Sejak 2022, Honda mulai memasukkan rangka ESAF ke jajaran matik. Mulai dari Genio, lalu Beat, Scoopy, sampai akhirnya Stylo 160 yang baru rilis juga ikut-ikutan. Bahkan Vario 160 juga sudah memakai ESAF. Singkatnya, hampir semua matik Honda sekarang sudah memakai ESAF.
Masalahnya, banyak pengguna motor dengan rangka ESAF ini mengeluh. Ada yang bilang motornya jadi bunyi-bunyi aneh, ada yang bilang rangkanya keropos padahal baru 2 tahun dipakai, dan paling horor, ada yang menunjukkan foto rangka tengah motornya patah seperti terlipat. Mirip kertas origami yang capek ditekuk-tekuk.
Netizen langsung heboh. Kata-kata “ESAF” langsung trending di grup Facebook otomotif. Ia menjadi bahan konten diskusi di YouTube, bahkan sampai diliput media besar. Banyak yang bilang, rangka ESAF ini terlalu tipis dan nggak kuat dipakai harian, apalagi kalau dibawa boncengan sambil ngangkut galon.
Honda sendiri sudah kasih klarifikasi. Mereka bilang itu kasus minor, dan ESAF sudah melalui pengujian yang ketat. Tapi ya gitu, kepercayaan konsumen itu mirip hubungan pacaran. Sekali dikhianati, susah balik lagi.
Baca halaman selanjutnya: Motor yang jadi pahlawan.
Honda Vario 125 sang pahlawan
Di tengah badai keraguan terhadap ESAF, Honda Vario 125 muncul bak jagoan film India yang nggak disangka-sangka. Ia nggak banyak gaya, harganya juga masih masuk akal. Tapi satu hal yang bikin dia jadi incaran. Honda Vario 125 masih pakai rangka tubular!
Iya, tubular. Rangka yang dari dulu dipakai motor-motor Honda, yang teruji waktu, jalan rusak, dan beban ekonomi rumah tangga. Rangka ini bukan yang paling ringan, tapi terbukti tahan banting. Dan yang lebih penting lagi, belum pernah viral karena “patah di tengah jalan”.
Buat pengguna motor di daerah, terutama yang jalannya masih tanah merah, bebatuan, atau aspal setengah jadi, tubular milik Honda Vario 125 itu ibarat jodoh yang bisa diajak susah. Nggak rewel, nggak manja, dan nggak bikin deg-degan tiap lewat polisi tidur.
Sebuah kontra-strategi diam-diam dari Honda?
Ada yang bilang Honda Vario 125 tetap pakai rangka tubular karena memang belum “diperbarui” ke ESAF. Tapi jangan salah, bisa juga ini strategi Honda yang cukup cerdas, lho. Di tengah badai sentimen ESAF, mempertahankan satu varian matik tanpa ESAF justru jadi opsi pelarian bagi konsumen yang skeptis.
Dan ternyata, penjualan Honda Vario 125 tetap stabil, bahkan cenderung meningkat saat isu ESAF makin ramai. Artinya? Banyak orang Indonesia yang masih percaya sama “barang lama yang sudah teruji”, ketimbang teknologi baru yang katanya canggih tapi belum terbukti tahan banting.
Coba saja cek kolom komentar Instagram Honda. Banyak netizen yang bilang, “Untung Honda Vario 125 belum ESAF, aman nih!” atau “Kalau nanti Vario 125 ganti ESAF juga, aku pindah ke merek sebelah.”
Honda Vario 125: Desain kalem, mesin bandel, dan harga masih masuk akal
Secara tampilan, Honda Vario 125 memang nggak neko-neko. Nggak ada aura “wah” kayak Stylo, nggak sok ganteng kayak Vario 160, tapi juga nggak cupu. Desainnya elegan dan rapi. Lampu depan LED, rem CBS, dan bagasi cukup luas buat nyimpen helm atau nasi bungkus buat makan siang.
Mesinnya 125cc, PGM-FI, dengan konsumsi BBM yang bisa tembus 50 km/liter lebih kalau kamu bawa santai. Tarikannya halus, nggak nyentak. Dan suspensinya, ya standar Honda. nNyaman, asal jangan bawa mantan.
Yang paling penting, harganya nggak bikin kamu harus gadai HP. Saat artikel ini ditulis, Honda Vario 125 dibanderol sekitar Rp23 sampai Rp24 jutaan OTR. Bandingkan dengan Vario 160 yang bisa tembus Rp30 juta, atau Stylo 160 yang harganya bisa bikin kamu berpikir ulang antara beli motor baru atau renovasi dapur.
Menjadi waras di tengah arus tren
Di zaman yang serba viral, kadang jadi “biasa aja” justru adalah bentuk perlawanan paling kuat. Honda Vario 125 adalah bentuk ke-warasan itu.
Motor ini tidak ikut tren ESAF, nggak sok gaya, tidak pula mencoba jadi motor serba-bisa. Tapi dalam keterbatasannya, ia menawarkan ketenangan pikiran. Kamu bisa berangkat kerja, mengantar anak sekolah, sampai mudik Lebaran tanpa harus mikir, “Jangan-jangan rangkanya keropos.”
Dan bukankah dalam hidup yang semakin penuh ketidakpastian ini, punya motor yang nggak bikin was-was itu adalah anugerah tersendiri?
Penutup: Honda Vario 125, sang pewaris terakhir
Kalau Honda suatu saat memutuskan mengganti rangka Honda Vario 125 dengan ESAF, maka tamatlah sudah era motor Honda non-ESAF. Vario 125 saat ini ibarat pewaris terakhir kekaisaran tubular, satu-satunya benteng terakhir dari warisan rangka tua yang sederhana tapi kuat.
Jadi kalau kamu termasuk orang yang mikir panjang sebelum beli motor, yang lebih memilih keamanan rangka daripada gaya-gayaan bodi, Vario 125 mungkin adalah pilihan paling masuk akal hari ini.
Dan siapa tahu, di masa depan nanti, saat semua motor sudah ESAF dan kita sudah naik motor listrik semua, orang-orang bakal bilang, “Eh, dulu tuh pernah ada Honda Vario 125 yang terakhir pakai rangka tubular, lho. Bandel banget tuh motor. Legendaris.”
Karena kadang, hal yang paling sederhana justru yang paling dirindukan.
Penulis: Alan Kurniawan
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA 10 Tahun Pakai Honda Vario 125, Motor Lawas yang Siap Menerjang Kesialan dari Surabaya ke Magetan dan catatan menarik lainnya di rubrik OTOMOJOK.
