Gunung Harta Trayek Denpasar-Jogja Sukses Mengobati Rasa Rindu Tidak Naik Bus Selama 10 Tahun

Gunung Harta Obati Rasa Rindu Absen Naik Bus 10 Tahun MOJOK.CO

Ilustrasi Gunung Harta Obati Rasa Rindu Absen Naik Bus 10 Tahun. (Mojok.co/Ega Fansuri)

MOJOK.COSetelah tidak naik bus selama 10 tahun, rasa kangen saya berhasil diobati oleh bus Gunung Harta trayek Denpasar-Jogja. Super nyaman dan cepat.

Latar belakang dari perjalanan ini adalah biaya. Setelah memutuskan destinasi bulan madu ke Denpasar dan Jogja, saya dan istri mencari opsi termurah dan ternyaman untuk melanjutkan perjalanan etape kedua. Dan, pilihan kami jatuh kepada PO Gunung Harta.

Perjalanan etape kedua adalah perjalanan dari Denpasar menuju Jogja. Saya dan istri ingin naik bus dengan kursi rebahan. Setelah riset panjang, membaca ulasan, dan menonton banyak video perjalanan bus mania di YouTube, akhirnya kami menjatuhkan pilihan pada Gunung Harta.

Informasi tambahan. Terakhir kali saya naik bus AKAP adalah 10 tahun lalu. Saya dan keluarga lebih sering bepergian dengan mobil pribadi. Jadi, perjalanan Denpasar ke Jogja dengan Gunung Harta ini menjadi perjalanan pertama saya dengan bus setelah sekian lama.

Sudah lama tidak naik bus AKAP, hal pertama yang saya temukan adalah harga tiket Sleeper Seat ternyata setengah jutaan per orang. Tapi saya dan istri tetap memutuskan ambil itu demi kenyamanan pinggang dan punggung yang sudah memasuki masa remaja jompo. 

Waktu tempuh yang katanya sekitar 18 jam tak kami pikirkan. Toh, kami juga tidak dikejar waktu. Tiket saya pesan via laman web ticketing dan pembayarannya melalui transfer. Bukti pemesanan dikirimkan melalui email yang sudah dicantumkan sebelumnya, yang ternyata bisa berlaku sebagai tiket elektronik.

Baca halaman selanjutnya: Kenyamanan maksimal bersama Gunung Harta.

Penumpang Gunung Harta pantang lapar

Bus yang kami tumpangi punya nama resmi Super Executive Suite Combi. Kami berangkat dari Denpasar, tepatnya di kantor Gunung Harta, yaitu di Jalan Cokroaminoto. Di dalam tiket, waktu keberangkatan tercatat pada pukul 11:30 WIT. Namun, bus kami terlambat 15 menit.

Sebelumnya, saya dan istri sudah menyiapkan perbekalan mie instan dalam cup dan roti. Usaha ini pada akhirnya sia-sia. Setelah bus kami mampir di kantor Jalan Ngurah Rai, petugas menaikkan snack box yang isinya banyak. Kotak tersebut berisi 5 jenis roti, teh kemasan, air mineral ukuran kecil, kacang, dan permen.

Menyeberang ke Pulau Jawa lewat Pelabuhan Ketapang, bus Gunung Harta kami melibas Alas Baluran dan berhenti untuk makan di RM. Sumber Harta Baru. Di sini, penumpang kelas Super Executive Suite Combi mendapat ruang khusus untuk makan, terpisah dari kelas-kelas di bawahnya. Belum sempat lapar karena sudah mengganjal perut dengan roti, kami sudah makan lagi.

Rumah makannya sederhana, penerangannya kurang terang, tapi makanannya enak! Kelas Super Executive Suite Combi dapat 2 jenis nasi, yaitu goreng dan putih, 3 jenis lauk, dan 2 jenis sayur. Kami boleh mengambil dan nambah kalau masih lapar. Saya sudah konfirmasi hal ini ke rumah makan karena ternyata nasi goreng di RM. Sumber Harta Baru itu nagih. 

Untuk minumnya pakai teh dengan pilihan hangat atau dingin. Dan sama seperti makanannya, boleh nambah juga alias free refill. Servis makan di sini hanya 45 menitan kami sudah harus di dalam bus untuk melanjutkan perjalanan. 

Sebelum berangkat, petugas kembali membagikan snack box lagi di dalam bus. Memang, Gunung Harta tidak memberi kami kesempatan untuk lapar. 

Gunung Harta itu singkat, padat, nyaman, dan cepat

Setelah makan kenyang, mata saya begitu berat. Niat hati mau menikmati trip bus pertama setelah 10 tahun absen, nyatanya saya pulas terlelap selepas Situbondo dan terbangun lagi di Surabaya. 

Dari mana saya tahu? Karena saya terbangun saat bus melewati rumah duka terkenal di Surabaya, yang membuat dompet saya sebagai kaum menengah ini “ikut berduka”. Setelah terbangun, saya menjajal toilet Gunung Harta yang masih wangi. Sepertinya saya penumpang pertama yang menggunakan toilet di perjalanan menuju Jogja ini. 

Saya merasa perjalanan dari Denpasar menuju Jogja bersama Gunung Harta ini sangat cepat. Kenapa, ya? Apakah karena bus ini selalu masuk jalan tol? Bus sudah menggunakan suspensi udara yang bikin nyaman? Apakah mungkin karena sleeper seat yang sangat manusiawi bagi saya dengan tinggi badan 175 sentimeter? 

Mungkin juga karena paket selimut, bantal, dan guling yang empuk makanya perjalanan ini terasa cepat dan nyaman. Ah, bisa saja karena semua kelebihan itu. Kamu harus menjajalnya sendiri. 

Pokoknya pinggang dan punggung tidak meronta-ronta minta direnggangkan karena badan saya posisinya lurus hampir rebah penuh. Pembawaan sopir utama dan sopir tengah sama-sama cepat dan enak; tidak ugal-ugalan.

Setelah dari toilet, saya kembali terbuai oleh kenyamanan kursi sleeper seat Gunung Harta. Kembali hilang dalam lelap lepas Mojokerto, sampai tak terasa bus sudah memasuki pertigaan Janti di Jogja. 

Bus Gunung Harta berhenti di Janti untuk menurunkan penumpang. Saya kaget karena ingat tadi siang bertanya estimasi kedatangan di Terminal Jombor. Kru bus bilang sekitar pukul 5 pagi. Saya lihat jam, baru pukul 3:15 WIB dini hari, dan sudah masuk Kota Yogya. “Edan tenan,” pikir saya.

Sekitar 30 menit kemudian, bus tiba di Terminal Jombor. Karena masih pagi, kami melipir ke restoran cepat saji dekat terminal untuk mengumpulkan nyawa. Bagi kami, sleeper seat Gunung Harta itu enaknya kebangetan.  

Kesimpulan

“Kami bangun dengan segar karena kualitas tidur kami baik sekali bersama Gunung Harta.” Banyak penumpang yang mengungkapkan hal yang sama setelah naik dan merasakan kenyamanan Gunung Harta Super Executive Suite Combi.

Akhirnya, dengan harga tiket setengah jutaan untuk kelas sleeper, rasanya kami mendapatkan kenyamanan maksimal. Naik bus, tapi kayak tidur di kasur. Sudah nyaman, pantang lapar, dan cepat sampai tujuan.

Bagi warga Jogja yang mau healing ke Bali, kalian wajib mencoba Gunung Harta. Namun, dengan UMR Jogja, sepertinya harga tiket kelas sleeper seat masih berat. 

Mungkin kamu bisa mempertimbangkan naik kelas super executive di bawahnya. Harganya tiketnya Rp100 ribu lebih murah. Kalau kamu merasa nggak perlu rebahan, ingin lebih hemat, bisa mencoba kelas executive dengan tarif Rp200 ribu lebih murah dibanding sleeper seat.

Pada akhirnya, naik Gunung Harta dari Denpasar menuju Jogja menjadi pengalaman yang menyenangkan. Sangat bisa mengobati rasa kangen tidak baik bus selama 10 tahun.

Penulis: Thomas Adrian Febrianto

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Mengenal PO Gunung Harta yang Bikin ‘Micky Mouse’ Nyantai dalam Bus dan pengalaman menarik lainnya di rubrik OTOMOJOK.

Exit mobile version