Footstep Motor Bikin Honda Beat Lebih Menarik Ketimbang Yamaha NMAX yang (Katanya) Overrated Itu

Selain untuk pijakan kaki, footstep motor itu berguna untuk menjaga keseimbangan ketika berkendara.

Footstep Motor Bikin Honda Beat Lebih Menarik Ketimbang Yamaha NMAX yang (Katanya) Overrated Itu MOJOK.CO

Ilustrasi Honda Beat lebih dipilih ketimbang Yamaha NMAX karena footstep motor. (Mojok.co/Ega Fansuri)

MOJOK.COSebagai perempuan, saya lebih memilih Honda Beat ketimbang Yamaha NMAX. Apalagi kalau udah ngomongin soal footstep motor.

Saya terkekeh puas ketika membaca tulisan Mas Budi di Terminal Mojok. Mas Budi menulis kalau Yamaha NMAX itu overrated. Bisa ditebak, respons pembaca sungguh meriah. Panas. Sebagai pengguna Honda Beat, dan pernah bilang kalau Yamaha NMAX nggak cocok buat perempuan, saya agak setuju.

Sebagai perempuan yang sudah nyaman sama Honda Beat, saya mungkin akan lebih memilih Honda Vario 125 ketimbang NMAX. Tentu saja, sekali lagi, ini preferensi pribadi sebagai perempuan, ya.

Bukan apa-apa. Yamaha NMAX terlalu besar buat saya yang “terhitung mungil” ini. Nah, besarnya bodi NMAX inilah yang membawa saya ke pertimbangan lain kenapa memilih Honda Beat, yaitu bagian footstep motor.

Izinkan saya bercerita….

Memasuki bulan Ramadan, sebagian umat muslim yang masuk dalam kategori wajib berpuasa, akan menjalankan ibadah puasa dan di mana dalam menjalankan puasa, selain tentu saja menahan lapar dan dahaga, kita juga harus menahan amarah. Ini adalah bagian terberat bagi saya, sih, sebenarnya.

Marah bisa disebabkan oleh banyak hal. Marah juga punya banyak jenis. Kesal, misalnya. Nah, kesal juga bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, bukan? Termasuk di jalan raya. Dan ini adalah hal paling lumrah dan sering ditemui para pengendara sepeda motor seperti saya.

Singkat cerita, saat sedang asik naik motor Honda Beat kesayangan sambil ngabuburit keliling kota, tiba-tiba ada bapak-bapak paruh baya mengendarai Yamaha NMAX yang platnya masih putih merah alias masih new itu dengan kondisi footstep motor masih njeprak memepet saya. Footstep motor yang masih njeprak itu tiba-tiba menyenggol saya yang sedang berusaha menahan laju Honda Beat karena ada Trans Jogja yang sedang berusaha putar balik tanpa aba-aba di dari arah Terminal Condong Catur.

Lengkapnya, footstep motor milik bapak itu menyenggol kaki kanan saya yang kebetulan tidak memakai sepatu dan hanya bersandal Swallow karena kondisi Jogja yang tengah gerimis syahdu seharian. Saya kaget, Honda Beat saya limbung.

Kejadian itu membuat kaki saya lecet hingga bagian kuku kaki saya ada yang lepas. Kebayang nggak tuh gimana rasanya. Mantap perih, pokoknya! Untung saja, karena tidak dalam kecepatan tinggi, saya dapat menguasai Honda Beat mungil itu untuk tidak terhuyung jatuh.

Sialnya, alih-alih tanggung jawab, pengendara Yamaha NMAX tersebut malah kabur. Mungkin dia merasa bahwa kejadian yang baru saja saya alami tadi bukanlah hal besar. Di atas Honda Beat, saya cuma bisa menarik napas. Bersabar. Sambil menahan perih di kuku kaki saya.

Baiklah kita lupakan peristiwa menyebalkan tadi. Sebab, itu bukanlah satu-satunya kejadian menyebalkan yang saya alami berkaitan dengan footstep motor. Di lain waktu, saya sempat ditegur seseorang di tempat parkir sebuah minimarket karena motornya lecet. Ternyata, tadi saya memarkirkan Honda Beat saya dengan motornya terlalu mepet.

Saya lihat, footstep motor saya ternyata memang masih terbuka. Lalu saya ingat-ingat lagi. Ternyata kawan saya tidak mengembalikan footstep pada posisi semula setelah tadi sayang tebengi pulang kantor. Duh sial, saya yang kena omel.

Masalah footstep motor ini jika dirasa memang bukan sebuah masalah besar. Namun, “sesuatu yang kecil”, ternyata bisa berdampak besar bagi sebagian orang.

Banyak kecelakaan yang sebenarnya disebabkan oleh benda kecil seperti footstep motor. Terutama ketika ia tidak dikembalikan ke posisi semula. Ya sama seperti sifat manusia yang terkadang sering melupakan hal-hal kecil hingga tidak memperhatikan dampaknya.

Produsen sepeda motor tentu menciptakan footstep motor ini dengan tujuan agar pembonceng lebih nyaman. Namun, ketika bodi makin besar, ketika footstep motor dibuka, luas penampang samping akan bertambah. Ya misalnya, sangat terlihat ketika kamu membandingkan Honda Beat dengan Yamaha NMAX.

Beberapa hal bisa terjadi ketika kita lupa mengembalikan footstep motor ke posisi default. Pertama, risiko kecelakaan ketika bersenggolan. Misalnya saya sebagai pengendara Honda Beat, disenggol pengendara Yamaha NMAX. Sampai kuku kaki saya patah.

Kedua, efisiensi tempat. Saya kok merasa kalau jumlah sepeda motor di Indonesia itu sudah terlalu banyak. Alhasil, tempat parkir jadi semakin sempit. Bisa dibayangkan kalau tren sepeda motor bongsor makin naik. Misalnya, Yamaha NMAX atau Yamaha Aerox. Sudah bongsor, footstep motor bagian belakang selalu lupa dinaikkan.

Sudah makan tempat, merepotkan tukang parkir pula. Padahal tarifnya sama, antara motor kecil dan motor bongsor. Sama-sama bayar Rp2 ribu buat parkir, kalau di Jogja.

Oleh sebab itu, untuk Indonesia, terutama di kota-kota besar, saya merasa kalau motor kecil itu lebih efisien. Mau footstep motor lupa dinaikkan atau tidak, penampang dari samping tetap aman untuk pengendara lain. Makanya, beli Honda Beat aja. Eh maaf, malah iklan.

Oya, selain masalah lupa, salah satu blunder yang sering dilakukan oleh pengendara adalah mengganti footstep motor mereka. Mungkin atas nama “visual”, mereka mengganti yang standar dengan yang “beda”, atau disebut aftermarket. Padahal, biasanya, part motor yang standar itu sudah disesuaikan sama pabrikan supaya motor lebih “terasa pas”.

Tahukah kamu, selain untuk pijakan kaki, footstep motor itu berguna untuk menjaga keseimbangan ketika berkendara? Betul, sekali lagi, hal kecil ternyata punya manfaat besar.

Untuk Honda Beat dan motor saya lainnya, secara pribadi, saya lebih suka menggunakan footstep motor dengan bahan karet di bagian atas. Ya semata biar kaki nggak terpeleset saja ketika membonceng. Untuk penggantian, perhatikan bagian karetnya saja. Kalau sudah tipis dan guratan motifnya hilang, ya saatnya ganti.

Untuk keamanan berkendara, untuk motor yang konsepnya daily driver, sebaiknya pakai yang standar. Tentu saja saya tidak mungkin melarang kamu untuk memakai footstep motor yang underbone, footstep yang dibuat dari bahan besi duralium.

Memang, footstep ini bisa disesuaikan sama posisi kaki pengendara. Cuma, posisi kaki akan lebih mundur ke belakang. Buat sebagian orang, mungkin buat sebagian perempuan di luar sana seperti saya, bakal merasa nggak nyaman. Yah, well, semua kembali ke preferensi pribadi, kan.

Intinya adalah, pilih footstep motor yang aman, nyaman, dan sesuai dengan gayamu ketika berkendara. Mau pakai yang standar atau underbone, sama baiknya. Cuma, kalau motornya bongsor kayak Yamaha NMAX atau Aerox, jangan pernah lupa mengembalikan footstep ke posisi semula. Pikirkan juga pengendara lain, ya.

Untuk itu, makanya saya, sebagai perempuan yang aktif berendara, lebih memilih Honda Beat. Lebih aman untuk tubuh yang mungil. Lebih aman apabila lupa mengembalikan posisi footstep motor. Yah, namanya manusia, tempatnya segala kesalahan.

BACA JUGA NMAX vs PCX, Perdebatan yang Tak Ada Gunanya, karena Pemenangnya Honda Vario 125 dan kisah menarik lainnya di rubrik OTOMOJOK.

Penulis: Dyah Retna Palupi

Editor: Yamadipati Seno

Exit mobile version