Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Video

Dr. Sri Margana: Menelusuri Jejak Literasi, Sejarah, dan Perlawanan Kolonial dalam Sastra Jawa

Redaksi oleh Redaksi
6 Mei 2025
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, melainkan cermin peradaban yang menunjukkan bagaimana masyarakat merekam, merawat, dan mewariskan ingatan kolektif mereka. Di dalamnya tersimpan warisan budaya, serta ketegangan sosial dan politik yang membentuk setiap zaman. Hal ini tercermin jelas dalam tradisi sastra Jawa, yang tak hanya kaya nilai estetika, tetapi juga menyimpan gagasan-gagasan yang menghubungkan dunia batin para penguasa dengan realitas sosial yang dinamis dan sering kali penuh gejolak.

Tradisi sastra Jawa berkembang sejak era keraton, ketika para raja, bangsawan, dan pujangga menulis karya dalam bentuk serat. Karya-karya tersebut tidak hanya menggambarkan kehidupan istana, tetapi juga menjadi wadah untuk menyuarakan keresahan politik. Melalui serat-serat inilah, kegelisahan itu didokumentasikan sekaligus digunakan untuk membangun ulang legitimasi kekuasaan mereka.

Seiring waktu, pengaruh Islam turut memperkaya tradisi literasi. Melalui jaringan pesantren, penulisan kitab-kitab dalam aksara Pegon (aksara Arab dengan bahasa Jawa) menjadi saluran penting penyebaran ilmu keislaman lokal. Penulisan teks agama, tafsir sosial dan politik di pesantren menjadi bentuk perlawanan terhadap dominasi pengetahuan Barat dan kolonialisme.

Sementara itu, kehadiran kolonialisme Belanda membawa dampak besar. Mereka mengintervensi sistem kekuasaan Jawa, memaksakan administrasi modern dan penggunaan bahasa Belanda, serta mengarahkan narasi sejarah melalui proyek orientalisme. Sarjana-sarjana Eropa kerap menafsirkan budaya Jawa dari sudut pandang luar, yang justru sering kali mengaburkan makna asli teks-teks lokal.

Sejarah literasi Jawa, pada akhirnya, adalah sejarah dialog antara tradisi lokal, Islam, dan kolonialisme. Sastra Jawa bukan sekadar refleksi masa lalu, melainkan juga medium perjuangan identitas dan bentuk perlawanan terhadap dominasi luar. Di tengah berbagai tantangan, literasi tetap menjadi sarana penting untuk menjaga ingatan kolektif bangsa.

Simak obrolan seru Kepala Suku Mojok bersama Dr. Sri Margana dalam episode terbaru Putcast untuk mengenal lebih dalam warisan ini, karena belajar sejarah bukan hanya tentang masa lalu, tapi juga memahami akar budaya yang membentuk kita hari ini.

Tags: literasiPutcastSastra JawasejarahWarisan Budaya Jawa

Terpopuler Sepekan

Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
Bagian terberat orang tua baru saat hadapi anak pertama (new born) bukan bergadang, tapi perasaan tak tega MOJOK.CO

Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega

18 Desember 2025
Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat "Suami" bahkan "Nyawa" Mojok.co

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

19 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.