Cerita Seram Pas Syuting Film Horor, Ketika Joko Anwar Dapat ‘Kenang-kenangan’

Cerita Seram Pas Syuting Film Horor, Ketika Joko Anwar Dapat ‘Kenang-kenangan’ MOJOK.CO

Cerita Seram Pas Syuting Film Horor, Ketika Joko Anwar Dapat ‘Kenang-kenangan’ MOJOK.CO

MOJOK.COBerita beberapa cerita seram ketika syuting film horor. Salah satunya ketika Joko Anwar pulang syuting Pengabdi Setan dapat kenang-kenangan.

Sebelum mulai cerita beberapa kisah aneh yang terjadi dalam beberapa film Indonesia berikut, saya mau disclaimer kalau saya hanya mendengar cerita ini. Saya tidak pernah mengalaminya. Saya dengar cerita ini dari orang lain ketika lagi duduk pas saat syuting project lain.

Jadi apakah cerita-cerita ini valid atau tidak, saya kurang tahu. Tapi hampir semua cerita seram yang saya dengar ini selalu membuat saya berkata, “Yakali anjir.”

Kalau kalian sudah paham, mari kita mulai. Siapkan kopi dan bakar kemenyan, mari kita mulai.

Cerita seram pertama: Derita make-up artist.

Keramat, mockumentary horor karya Monty Tiwa yang ternyata semakin bertambah umur malah menjadi semakin asyik untuk dinikmati, adalah sebuah film indie yang syutingnya gerilia. Tidak ada skrip. Itu menjelaskan betapa “organik” dialog dan interaksi karakter-karakternya. Aktor-aktornya hanya tahu intensi adegan, plot, dan karakter mereka. Apa yang mereka katakan di antara action dan cut itu murni karena mereka sangat paham dengan apa yang dimaui sutradara.

Karena itu, tidak heran jika syutingnya agak rock n roll. Dalam artian, tidak ada ruang talent yang mewah atau ruang make-up yang proper. Suatu hari, ketika para kru selesai syuting dan berkumpul di tempat istirahat, si tukang make-up protes kepada departemen casting kenapa ada banyak talent pocong untuk adegan kuburan (kalau Anda menonton filmnya, you’ll know the scene).

Talent yang harus dia dandani untuk adegan kuburan ada tiga. Padahal adegannya singkat sekali. Orang departemen talent tentu saja bingung dengan pernyataan ini mengingat dia hanya punya satu talent untuk adegan kuburan.

Jadi siapakah dua makhluk berkostum pocong yang dia dandani tadi di kuburan?

Cerita seram kedua: Temu kangen.

Cerita seram terkait syuting Keramat tidak berhenti pada proses syuting saja. Cerita seram yang saya dengar dari orang yang sama masih berlanjut. Misalnya ada suara cekikikan perempuan tidak jelas saat Poppy Sovia, salah satu pemainnya, rekaman soundtrack.

Tapi yang paling seram mungkin adalah cerita berikut. Enam bulan setelah syuting selesai, Poppy Sovia datang ke kantor production house Keramat. Dia datang tanpa bicara. Dan karena kelihatan mengantuk, orang kantor yang melihatnya menyuruhnya tidur di lantai 2.

Kemudian orang kantor ini katanya tersadar sesuatu yang aneh. Poppy Sovia datang dengan baju yang sama yang dia pakai untuk syuting film Keramat. Dia cek ke lantai 2 dan tidak ada siapa-siapa di sana. Ketika dia konfirmasi ke manajernya, si manajer bilang Poppy Sovia lagi di luar kota.

Cerita seram ketiga: Figuran yang tak mau pergi.

Lokasi film Perempuan Tanah Jahanam adalah salah satu hal yang paling bikin stres. Film bikinan Joko Anwar tersebut syuting di antah berantah. Cerita ini saya dengar dari Abang Joko Anwar sendiri ketika syuting adegan si Tara Basro keluar dari rumah.

Saat syuting, Joko Anwar kesal dengan adegan tersebut karena berkali-kali dia tidak mendapatkan hasil yang dia mau. Brief yang dia berikan kepada astrada adalah figuran anak kecil harusnya sudah ngumpet atau pergi ketika kamera bergerak. Dia sudah ngobrol ini ke sinematografernya, Ical Tanjung, dan setelah beberapa kali take, tiga anak kecil tidak kunjung ngumpet. Joko Anwar kesal dan menghardik si astrada.

“Gimana, sih? Kan udah aku bilang dari tadi pas kameranya gerak, ngumpet!” Gitu kira-kira kata Joko Anwar. Astradanya tentu saja bingung karena dari tadi dia menjalankan adegan sesuai brief. Figurannya ngumpet setelah kamera gerak. Joko Anwar dan Ical Tanjung mengecek footage dan figuran itu masih ada di sana.

Konon, Joko Anwar membiarkan footage itu ada di hasil akhir filmnya sebagai “kenang-kenangan”.

Cerita seram keempat: Suara orang marah.

Teman saya, Gaby, kebetulan menikah dengan Anhar Moha, sound recordist terkenal pemenang Piala Citra. Saat itu, si Anhar sedang syuting Pengabdi Setan. Dan Gaby waktu itu DM saya dan bilang, “Beb, lo udah lihat Instastory Anhar belum? Ada suara hantu!”

Saya kemudian melihatnya. Instastorynya hanya 15 detik. Isinya cuma pepohonan dan rumah. Sepertinya direkam saat lagi break syuting. Yang aneh adalah ada suara seperti kakek-kakek Sunda marah-marah. Yang lebih aneh lagi, pas Anhar merekam itu, tidak ada suara apa-apa di sana.

Cerita seram kelima: Takdir

Masih dari film Pengabdi Setan, ketika wawancara Joko Anwar tahun 2017, dia pernah cerita tentang susahnya cari rumah untuk keperluan set. Idealnya, untuk film dengan setting rumah spesifik seperti Pengabdi Setan adalah dengan membangun di soundstage. Tapi karena bujetnya mininalis dan ini bukan film Indonesia yang mahal, tim harus scouting untuk cari rumah yang pas.

Mereka pergi ke banyak tempat. Bahkan sampai ke sebuah rumah milik sebuah institusi. Tapi Joko Anwar nggak dapet feel-nya. Sampe akhirnya mereka ke Pengalengan. Tempatnya chaos. Sudah lama tidak terpakai. Jelas nggak terurus sampai ada sarang burung di satu kamar. Atapnya udah jebol dan segala macem.

Tapi akhirnya Joko Anwar milih rumah ini. Karena apa? Karena layout rumah ini exactly seperti layout yang ada di skripnya.

Kebetulan… atau takdir?

BACA JUGA Mitos Cerita Seram Sekolah Angker yang Ada di Jogja dan cerita seram lainnya di rubrik MALAM JUMAT.

Exit mobile version