Dalam hidup yang tak kurang cobaan ini kita seakan dipaksa untuk bisa segalanya. Bisa berprestasi seperti si A, cari duit seperti si B, dan kaya raya seperti si C. Bisa beli rumah di umur 20, bisa beli mobil di umur 18, atau bisa menghajikan kedua orang tua. Namun, saya percaya satu hal: terkadang hidup tak harus selalu mendongak ke atas.
Saat saya masih kecil, dunia yang saya tinggali terasa sangat kecil pula. Saya tinggal di Kabupaten Magelang. Dunia yang saya tahu hanya sebatas rute saya berangkat sekolah saat membonceng Ibu. Selama enam tahun duduk di bangku sekolah dasar, rute kami berangkat dan pulang tak pernah berganti. Pulang sekolah saya dan Ibu sesekali berhenti di pinggir jalan dan mengopek buah kersen di halaman orang. Lalu pada malam hari kami menyempatkan mampir ke rumah Mbah. Itulah dunia yang saya tahu.
Seiring bertumbuh dewasa, saya tak tinggal bersama Ibu. Dunia yang saya tinggali lebih luas. Saya tinggal di Jogja. Pergi ke banyak tempat dan bertemu dengan banyak orang. Dunia terasa terlalu besar untuk jiwa saya yang masih kecil.
Saya bertemu dengan berbagai macam teman. Ada yang pintar dalam pelajaran, ada yang pintar dalam hal berteman, ada yang sangat pintar mengaji, dan ada yang tak terlalu bisa semuanya一saya contohnya.
Di sekolah menengah, dunia terasa berjalan begitu cepat. Saya dipaksa untuk bisa ini dan itu. Semuanya saya lakukan tanpa ditemani oleh Ibu.
Langkah saya terseok-seok untuk mengerjakan segalanya. Walakin, ada kalimat yang sering digaungkan di telinga saya. Kalimat ini juga senantiasa jadi pecutan bagi saya jika sedang lelah dan kehilangan semangat. “Kalau orang lain bisa, kamu juga pasti bisa”. Saya mengamini kalimat tersebut dan berusaha lebih keras dalam segalanya. Namun saat gagal, rasa sakit akibat jatuh itu lebih menyakitkan daripada sebelumnya.
Taek. Belakangan, saya sadar bahwa kalimat motivasi itu adalah omong kosong belaka.
Lha, gimana. Ada orang yang terlahir dengan otak yang nggak pinter-pinter amat. Ada juga yang lahir dihimpit kemiskinan. Bahkan ada yang lahir di dunia, namun kelahirannya tidak diinginkan.
Kita semua tidak sama. Tentu kita juga tidak akan pernah bisa disamakan. Jadi, kalau orang lain bisa, saya belum tentu bisa. Itu fakta yang pelan-pelan saya terima. Pun, memang begitu kenyataannya. Titik.
Sifat minder saya telah tumbuh sedari kecil. Punya kakak yang jadi bahan iren-iren tetangga dan sanak saudara membuat saya tertekan. Kakak selalu peringkat satu di sekolah. Blio juga selalu diterima di sekolah favorit, mendapat beasiswa, dan lain sebagainya.
Sebaliknya, saya biasa saja. Hal itu membuat saya tertekan terutama menjelang hari Lebaran tiba. Namun, kini saya tersadar bahwa kita bukan siapa-siapa. Kita cuma bisa berusaha untuk meraih yang kita mau. Pun, usaha bukan tak mungkin mengkhianati hasil.
Usaha yang mengkhianati hasil bukan berarti usaha tersebut tidak ada gunanya. Hanya saja hasilnya tidak melulu seperti apa yang kita inginkan. Itulah fakta yang tak sesuai dengan ucapan-ucapan para motivator. Saya percaya satu hal: soal hasil itu adalah urusan Tuhan. Dan apa yang merupakan janji Tuhan, tidak seharusnya dijanjikan manusia kepada manusia lainnya.
Untuk menepis rasa minder dan rendah diri yang saya punya, saya rasa sesekali kita boleh-boleh saja menengok ke bawah. Tak pantas memang mengambinghitamkan penderitaan orang lain untuk mensyukuri apa yang kita punya. Namun, kalau kita bisa bersyukur hanya dengan cara seperti itu, ya mau bagaimana? Akui saja kalau iman kita levelnya baru sampai pada taraf itu.
Hal yang harus kita pegang adalah jangan sampai besar kepala ketika kita merasa lebih hebat daripada orang lain. Apalagi lebih beruntung daripada orang lain. Sebab semuanya sudah ada yang mengatur. Kita hanya pion-pion yang sedang dijalankan oleh Tuhan. Hidup memang seperti roda yang berputar: kadang di atas, kadang di bawah. Tapi, jangan lupa bahwa roda juga bisa bocor atau tertusuk paku di jalan sehingga membuat perjalanan kita terhambat sementara.
Getirnya Mahasiswa Kedokteran Hewan yang Menghilangkan Peliharaan Klien
Generasi Permen Karet Menyebalkan di Organisasi Kampus
Bukan LSM atau Start-up, Kerja di Pemerintahan yang Paling Enak
Balada Dinda-Dinda yang Punya Resting Bitch Face
Canlı Sonuçlar Bugünkü Canlı Maç Sonuçları, Dünkü İddaa Sonuçları İddaa Com’d
Official Web-site Do Cassino On-line Pin Up Sign In E Registr
Online Casinos Sydney 2024 » +80 Best Aussia Online Casino Site
Mostbet Türkiye: Resmi Site, Kayıt, Bonus 5 673 Giriş Yapma