Tenaga dalam untuk bertarung di atas gelanggang
Tenaga dalam dipercaya bisa membuat para pesilat lebih kuat baik dalam bertahan maupun melakukan serangan. Lantas, apakah hal itu bisa mereka gunakan di pertandingan-pertandingan kejuaraan resmi antarperguruan pencak silat?
Menjawab hal itu, Ary menjelaskan bahwa pertarungan terbagi menjadi dua kategori yakni untuk atraksi dan tarung jalanan. Tenaga tersebut menurutnya bisa muncul saat sedang kondisi terdesak dan benar-benar membutuhkan. Biasanya, pada kondisi membela diri di jalan.
“Itu ilmu kepepet. Namanya senjata utama itu kan biasanya muncul paling akhir. Kecenderungannya itu memang itu muncul di jalan saat membela diri dan terdesak,” paparnya.
Penggunaan ilmu-ilmu ini juga harus dalam koridor yang benar. Para pesilat yang sudah resmi menjadi anggota tetap Pagar Nusa harus memenuhi sejumlah prasayarat. Mulai dari usia hingga kecakapan mental. Terdapat pengawasan dari Majelis Dewan Pendekar untuk persoalan tersebut.
Setiap pesilat yang hendak menjadi anggota akan melalui proses perjanjian atau munjiz. Pemberian ilmu sejalan dengan adanya amanah-amanah.
“Seperti saya dapat ilmu A, syaratnya saya nggak boleh mencuri, membunuh, hingga merusak rumah tangga orang. Kalau itu dijalankan dengan baik ya insyaallah menjadi manusia yang kamil,” tegasnya.
Regenerasi hingga kekayaan perguruan
Pagar Nusa selain perguruan pencak silat, juga merupakan wadah bagi banyak perguruan yang ada di pesantren NU. Ary misalnya, tumbuh dari lingkungan Pondok Pesantren Tebuireng yang punya perguruan Nurul Huda Perkasa.
Perguruan tersebut masih bernaung di bawah Pagar Nusa meski punya corak dan ciri khasnya tersendiri. Pendirinya Lamro Asyari, yang juga merupakan penggagas Pagar Nusa.
Selain itu ada sejumlah perguruan seperti Pendidikan Olaharaga Silat Indah Garuda Loncat (Porsigal) dan Gerakan Aksi Silat Muslim (Gasmi). Keduanya sama-sama lahir dari rahim pesantren NU. Nilai dan semangat yang mereka bawa pun masih senafas dengan Pagar Nusa.
Di samping geliat keilmuan yang cukup beragam cabangnya, para pesilat NU juga punya perhatian besar pada prestasi pesilatnya di berbagai ajang resmi.
Ketua Umum Pagar Nusa saat ini, Nabil Haroen juga pernah mengungkapkan bahwa prestasi para atlet di perguruan ini menjadi prioritas. Ada sejumlah program khusus bagi para pesilat agar bisa mengharumkan nama NU.
“Pembinaan atlet-atlet untuk prestasi di tingkat nasional dan juga internasional sedang kita persiapkan. Di Pagar Nusa, ada Kejurda dan Kejurnas yang menjadi ruang bertanding para atlet,” ujar sosok populer dengan sapaan Gus Nabil ini.
Reporter: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Alasan Tapak Suci Tinggalkan Tenaga Dalam dan Tak Ingin Punya Banyak Pendekar
Cek berita dan artikel lainnya di Google News