Bagaimana Anies mengenang sosok pencetus kegiatan KKN ini
Saat Prof Koesnadi tutup usia, Anies Baswedan membuat obituari panjang di Majalah Tempo. Anies mengenang sosok rektor UGM tersebut sebagai aktivis, pendidik, peneliti, perwira pejuang revoluasi, pakar hukum, pecinta lingkungan hidup, penari, dan seniman. Kelengkapan atribusi ini jadi salah satu modalnya dekat dengan mahasiswa.
Anies mengenang bagaimana Prof Koesnadi memimpin kegiatan Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM) pada awal 1950-an. Pada 1951, Rektor UGM yang saat itu menjadi Ketua Dewan Mahasiswa UGM mengajar di sekolah lanjutan di Kupang, NTT.
“Pak Koes mengurusi proyek PTM ini selama enam tahun, hingga berhasil mengirim 1.400 mahasiswa mengajar di 161 SMA di seluruh Indonesia,” tulis Anies dalam obituarinya.
Selai PTM yang kemudian menjadi cikal bakal KKN, seperti Marjana, Anies juga mengenang sosok Koesnadi sebagai Rektor UGM yang memberikan dukungan penuh bagi gerakan mahasiswa. Menurutnya, Koesnadi adalah sosok yang justru bersahabat dengan idealisme mahasiswa di saat tekanan Orde Baru terhadap pergerakan mereka begitu kuat.
Atas jasa besarnya terhadap UGM, nama Koesnadi sempat diabadikan menjadi salah satu gedung yakni Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) UGM. Meski gedung itu sudah dirobohkan untuk membangun Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM, nama Prof Koesnadi Hardjosoemantri terus terkenang. Terutama di ingatan para mahasiswa UGM pada eranya menjadi rektor.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News