Memenuhi rasa penasaran pada prostitusi daring atau jasa open booking online (open BO) saya mengggunakan aplikasi pesan untuk memesannya. Di sebuah hotel kelas melati, saya tuntaskan rasa ingin tahu pada sosok perempuan berusia awal tiga puluhan.
***
Waktu di ponsel saya menujuk pukul 16.00 WIB, sore itu Kamis 08 Juni 2023 saya mengaku masygul saat membaca tuliasan Ussy Sara Salim berjudul Penderitaan Mereka yang Fotonya Dicuri Akun Open BO dan Bokep. Akibatnya, saya penasaran bagaimana bisnis ini bekerja dengan sasaran lelaki hidung belang
Saya pun mencari akal untuk bisa membuat tulisan dengan tema yang sama tapi fokusnya berbeda. Saya memutuskan untuk menjadi laki-laki hidung belang itu.
Menggunakan ponsel, saya mencoba instal aplikasi MiChat yang konon sering digunakan untuk memesan jasa wanita open BO. Setelah mengisi nomor ponsel dan alamat email, saya langsung mengklik tulisan pengguna di sekitar.
Benar saja dari semua foto yang tampil rerata menampilkan wanita dengan wajah dan pakaian serba terbuka. Hal itu semakin menggelitik saya, muncul pertanyaan apakah benar mereka mengais rezeki dengan cara beburu pelanggan di lokalisasi daring ini.
Hingga setelah saya mencoba menghubungi lima dari kontak yang ada satu orang sepakat untuk bertemu dengan harga yang sudah disepakati dan tempat yang ditentukan.
Setelah waktu disepakati, saya langsung bergerak menuju ke sebuah hotel yang membutuhkan jarak sekitar 30 menit menggunakan kendaraan sepeda motor. Sesampainya di lokasi, Azalea (bukan nama sebenarnya) yang sebelumnya sudah bertukar nomor WhatsApp langsung mengarahkan saya untuk masuk ke kamar yang sudah ia tunjuk.
Begitu saya memasuki ruang itu, kondisinya memang agak gelap dengan sedikit pencahayaan, saya merasakan kegugupan yang tak terelakkan. Di depan saya, duduk seorang wanita muda dengan tatapan mata yang siap menerkam.
Memilih jadi penyedia jasa open BO
Sebelum ia menerkam, saya menyampaikan maksud dan tujuan saya. Ia sempat menolak awalnya lantaran saya berbohong, dimana saat di layanan pesan saya tidak menyampaikan secara langsung jika saya hanya ingin mewawancarainya saja tanpa berhubungan badan.
Namun, dengan berbagai persyaratan termasuk merahasiakan identitasnya serta tidak memfoto dia, akhirnya Azalea mengiyakan. Toh, saya tetap membayar sesuai perjanjian di awal. Hanya saja servisnya saja berbeda, kebutuhan wawancara untuk sekadar mengulik dunia lokalisasi berbasis daring ini.
Azalea, mengaku baru-baru ini memutuskan untuk beralih ke aplikasi chat online sebagai sarana mencari pelanggan guna menawarkan jasanya untuk open BO.
Saat ia mulai bercerita posisi duduk saya berada di kursi tepat di depannya sementara ia berada di ujung ranjang dengan jaket cokelat membalut tubuhnya. Dia memulai dengan menceritakan hidupnya hingga sampai di titik saat ini.
Azalea mengaku lahir tahun 1991. Itu artinya usianya sekitar 32 tahun. Ia sudah menjadi orang tua saat usianya 19 tahun. “Dulu karena pacarannya kebablasan, anak pertama saya lahir 2010, anak kedua 2012. Saat anak kedua saya usia 1 tahun, suami ke Bali dan nggak pernah balik lagi,” kata Azalea.
Kedua anaknya saat ini masih sekolah di SMP dan SD. Keduanya ikut ibunya. Ia menjadi tulang punggung keluarga satu-satunya.
Untuk diketahui Azalea, tumbuh dalam keluarga yang kurang mampu di salah satu daerah Tapal Kuda. Kondisi finansial yang sulit dan tekanan kehidupan membuatnya memilih jalan yang tidak biasa untuk mencari nafkah.
Namun, seiring berjalannya waktu, Azalea menyadari bahwa dia ingin mengubah hidupnya dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi keluarganya.
“Sejak dulu, saya merasa terjebak dalam situasi tanpa jalan keluar. Tapi, saya tidak ingin terus-terusan seperti ini,” katanya dengan suara yang penuh tekad.
Percaya pada insting
Perubahan dalam kehidupan Azalea dimulai ketika ia menjadi pemandu lagu di salah satu tempat karaoke. Namun, lambat laun pendapatannya menurun hingga tergantikan dengan para pendatang baru yang lebih fresh.
Mendengar beberapa temannya menggunakan aplikasi chat online, membuat Azalea penasaran sekaligus memberikan harapan baru. Ia memutuskan untuk mencobanya sebagai alternatif dari jalur yang selama ini ia tempuh.
“Saya tahu bahwa ini adalah langkah yang berisiko dan kontroversial. Namun, saya juga melihatnya sebagai kesempatan untuk memperbaiki hidup saya,” jelas Azalea tentang pilihannya terjun di dunia prostitusi daring atau open BO.
Pada perjalanan adaptasinya dengan aplikasi chat online, Azalea menghadapi tantangan dan pengalaman yang mengubah pandangannya tentang dirinya sendiri dan pekerjaan yang ia geluti.
Azalea mulai membangun hubungan dengan pelanggan secara lebih personal dan menemukan bahwa banyak dari mereka mencari keintiman yang lebih dari sekadar hubungan fisik.
“Saya belajar bahwa ada banyak orang yang kesepian dan mencari seseorang yang bisa mereka percayai dan berbicara. Saya tidak hanya memberikan layanan fisik, agar tetap ada pelanggan, saya juga mendengarkan mereka dengan penuh perhatian,” cerita Azalea dengan senyuman lembut.
Namun, Azalea juga tidak menutup mata terhadap sisi gelap yang ada dalam industri yang ia geluti saat ini. Dia mengakui bahwa risiko keamanan dan perlindungan menjadi hal yang harus selalu ia waspadai. Tak ia mungkiri, banyak berita tentang pekerja open BO yang dihabisi pemesan, tapi sekali lagi, kebutuhan hidup membuatnya tak banyak memiliki pilihan.
Oleh karena itu, dia berusaha menjaga keamanan dirinya sendiri dengan mengikuti aturan yang ketat dan memilih pelanggan dengan hati-hati.
“Saya belajar untuk mempercayai insting saya. Jika sesuatu terasa tidak aman atau tidak nyaman, saya akan menghindarinya. Keamanan saya adalah prioritas utama,” tegasnya.
Niat keluar dari lingkaran hitam open BO
Azalea mengaku jika ia juga ingin keluar dari lingkaran hitam prostitusi daring dan ingin mencari perubahan positif dalam hidupnya. Dia kadang rindu akan pemahaman dan empati dari masyarakat untuk melihat mereka sebagai manusia secara utuh.
Ia pun berusaha untuk berani dalam menghadapi tantangan hidupnya. Sebab beberapa temannya sudah kembali ke jalan yang benar. Itu menjadi contoh nyata bahwa perubahan dan kemajuan dapat diwujudkan melalui tekad dan keinginan yang kuat. Meski belum tahu kapan perubahan itu akan datang baginya.
Azalea punya keinginan, ia ingin berhenti di dunia prostitusi dan ingin menjadi penyanyi yang melayani pentas hiburan dari panggung ke panggung. Atau paling tidak ia nyanyi di wedding. Jadi penyanyi biasa saya yang bisa mencukupi kebutuhan keluarga.
Ia sadar bakat dan kecintaannya pada musik. Alasannya terjun sebagai pemandu lagu itu selain karena impitan ekonomi juga karena ia merasa punya kemampuan menyanyi.
Azalea mengatakan jika orang sebaiknya tidak terburu-buru dalam memberikan penilaian pada orang-orang sepertinya. Sebab ia juga sebenarnya tidak ingin berada di posisinya saat ini. Baiknya mencari pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan orang.
“Meskipun terdapat stigma negatif terkait profesinya, saya ingin menunjukkan bahwa ada harapan dan peluang bagi setiap individu untuk mengubah hidup mereka menuju arah yang lebih baik pada waktunya,” tandasnya.
Pun Azalea menyebut jika pilihannya terjun ke dunia open BO atau prostitusi online sangatlah kompleks. Setelah ditinggal suaminya yang menjadi tulang punggung keluarga, Azalea harus menghadapi beban tanggung jawab penuh untuk menghidupi kedua anaknya dan orang tuanya.
Sebagai seorang ibu muda ia harus kuat. Azalea berusaha mencari pekerjaan yang dapat memberikan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Berkubang pada situasi prostitusi yang sulit
Ia mencoba peruntungan sebagai pemandu karaoke di beberapa tempat hiburan malam. Namun, persaingan yang ketat dan keterbatasan peluang membuatnya kesulitan mendapatkan penghasilan yang memadai. Di tengah keputusasaan dan tekanan finansial, dia menghadapi pilihan yang sulit pelik dan amat sulit.
Pada saat keadaan yang putus asa, Azalea memutuskan untuk mengambil langkah yang kontroversial dengan memasuki dunia prostitusi daring. Ia sadar ini adalah keputusan yang sulit dan penuh risiko. Namun, Azalea melihatnya sebagai cara yang mungkin menghasilkan uang yang cukup untuk memberikan masa depan yang lebih baik bagi kedua anaknya.
Sebab dalam industri ini, persaingan sangatlah sengit, dan Azalea harus berjuang keras untuk mendapatkan pelanggan. Dia merasakan tekanan dan kekalutan dalam upayanya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Namun, dia terus berjuang dan belajar melalui pengalaman yang sulit ini.
“Tidak ada seorang pun yang ingin berada dalam posisi seperti saya,” ujarnya mulai terisak.
Keputusannya untuk terjun ke dunia prostitusi bukanlah pilihan yang ia inginkan, melainkan hasil dari situasi sulit yang dia hadapi. Hingga menjadi cerminan betapa kompleksnya tantangan yang dihadapi dalam kondisi yang sulit dan serba terbatas.
Tidak cukup itu, Azalea mengingatkan untuk tetap menghormati keberanian dan perjuangan individu yang berusaha bertahan dalam kondisi yang sulit. Sangat penting baginya untuk melihat konteks dan mendengarkan cerita mereka sebelum membuat penilaian atau mengeluarkan pendapat yang sensitif.
Reporter: Fareh Hariyanto
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Penderitaan Mereka yang Fotonya Dicuri Akun Open BO dan Bokep
Cek berita dan artikel lainnya di Google News