Seno Gedhe, Sosok yang Kerap Disebut Guru Politik Jokowi Bantah Prediksi Prabowo-Gibran Akan Menang Satu Putaran

Seno Gedhe, Sosok yang Kerap Disebut Guru Politik Jokowi Bantah Prediksi Prabowo-Gibran Akan Menang Satu Putaran MOJOK.CO

Ilustrasi Seno Gedhe, Sosok yang Kerap Disebut Guru Politik Jokowi Bantah Prediksi Prabowo-Gibran Akan Menang Satu Putaran. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Seno Kusumoarjo, sosok yang punya andil besar membawa Jokowi ke dunia politik sejak 2004 memprediksi Prabowo-Gibran tidak akan menang satu putaran di Pilpres 2024. Lelaki yang menolak julukan guru politik Jokowi ini membeberkan sejumlah alasannya.

***

Jika Jawa Tengah punya julukan “Kandang Banteng”, maka Boyolali boleh disebut pusatnya, karena 35 dari 45 kursi DPRD dipegang oleh kader partai ini. Dewan Kehormatan DPC PDI Perjuangan Boyolali bernama Seno Kusumoarjo merupakan salah satu sosok di balik kesuksesan tersebut.

Ia jarang muncul di media. Bergerak di balik layar namun konon terlibat dalam berbagai keputusan politik penting, termasuk awal mula kiprah politik Jokowi. Mojok berhasil melakukan wawancara langsung di kediamannya pada akhir Oktober 2023 lalu.

Seno Kusumoarjo atau Seno Gedhe merupakan politikus senior PDIP Boyolali. Ia punya adik bernama Seno Samudro yang pernah menjabat sebagai Bupati Boyolali dua periode.

Meski Seno Gede tidak pernah punya jabatan serupa, namanya tetap masyhur di dunia politik Boyolali bahkan nasional. Sosok ini mengaku enggan menduduki jabatan struktural di partai, pemerintahan, bahkan BUMN.

“Saya lebih senang menggeluti cara-cara saya. Sebagai lelaki ya berkewajiban menafkahi keluarga, itu saja,” katanya kepada Puthut EA yang mewawancarainya langsung untuk program PutCast.

Seno bercerita di halaman rumahnya, sejak beberapa tahun terakhir, setiap malam minggu hampir dua ratus orang dari berbagai latar belakang berkumpul di halaman rumahnya yang luas. Namun, ia mengaku sejak Oktober lalu agenda rutin itu ia berhentikan.

“Nanti dikiranya mobilisisasi atau apa. Padahal obrolannya biasa nggak ada arahan politik atau semacamnya,” kelakarnya.

“Nanti ngumpulnya lagi setelah Pilpres 2024 saja,” sambungnya.

Menolak anggapan guru politik Jokowi

Setelah obrolan cair, Seno menjelaskan hubungan dengan Presiden RI saat ini. Sebab, banyak orang menyebutnya sebagai guru politik Jokowi.

Pertemuan Seno dengan Jokowi berawal dari hubungan dua pebisnis daerah. Dulu, Jokowi adalah pengusaha mebel yang cukup sukses di Solo. Ia terkenal sebagai eksportir mebel ke berbagai negara di dunia.

“Saya mengenal beliau di 2004 sebagai orang yang nggak neko-neko. Saat itu anak-anaknya masih kecil. Dia orang kaya lah untuk ukuran Solo. Usahanya berjalan baik,” kenangnya.

Seno Kusumoarjo saat wawancara program PutCast Mojok (Mojok.co)

Saat itu, DPC PDI Perjuangan Solo sedang mencari sosok untuk mendampingi FX Rudyatmo. Sosok FX Rudyatmo, saat itu dirasa belum cukup matang untuk menjadi Walikota. Sebelumnya, FX Rudy juga mengakui hal tersebut saat Mojok mewawancarainya.

Seno kemudian mulai melakukan pendekatan ke Jokowi. Ia mengaku butuh waktu kurang lebih empat bulan sampai akhirnya pengusaha tersebut mau maju sebagai Calon Walikota Solo dari PDI Perjuangan.

“Saya ini lebih ke teman ngobrolnya. Kalau disebut guru politik Jokowi kurang cocok. Mungkin, kalau tokoh politik yang mengajak Pak Jokowi masuk ke dunia politik, lebih enak nyebutnya,” kelakarnya.

Rekomendasi Seno mendapat hasil memuaskan pada Pemilihan Walikota Solo 2005. Jokowi yang berpasangan dengan FX Rudyatmo menang. Pada 2010, sosok tersebut juga kembali terpilih untuk periode kedua.

Bahkan sampai Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 silam, Seno menjadi salah satu sosok yang mendukung Jokowi untuk maju. Saat itu, Seno melihat Jokowi sudah menjadi sosok “media darling” karena kebiasaannya blusukan dan menyapa masyarakat di akar rumput.

“Jadi pers kita ini punya peran besar menjadikan dia seperti yang sekarang ini,” katanya.

Perjalanan karir politik Jokowi langsung terakselerasi cepat. Sampai ke titik menjadi presiden dua periode. Di akhir masa jabatannya yang kedua inilah Seno, seperti halnya PDI Perjuangan, mulai berseberangan dengan kader yang dulu mereka usung.

Prediksi Prabowo-Gibran tak akan menang di Pilpres 2024

Soal Gibran Rakabuming, Seno mengaku awalnya tidak meragukan perjalanan politiknya. Saat maju sebagai calon Walikota Solo pun ia tetap mendukung.

Bahkan ketika Gibran ingin melanjutkan karir politiknya menjadi gubernur, ia pun memberi restu. Namun, saat melanggeng menjadi Cawapres Prabowo setelah mendapatkan lampu hijau dari Putusan MKN, Seno mengaku merasa tidak cocok.

“Terakhir ketemuan sama Mas Wali di Solo, saya tanya ke, ‘Ini lanjut Jawa Tengah atau Jakarta?’ Dia cuma senyum lalu menjawab ‘Gimana baiknya, Jawa Tengah ya siap, DKI ya siap,” jelas Seno.

“Saat itu artinya konteksnya masih Pilgub,” imbuhnya.

Seno berujar, bukan jadi masalah ketika di masa depan Gibran maju sebagai Cawapres. Namun, persoalannya adalah jalan cepat yang ditempuh lewat perubahan aturan MK.

“Saya menolak prosesnya,” tegasnya.

Secara tegas, Seno yakin bahwa Prabowo-Gibran akan sulit menang setelah menempuh langkah-langkah inkonstitusional tersebut. Bahkan, ia menyangsikan survei-survei yang menyebut bahwa pasangan nomor urut dua itu bisa menang satu putaran.

“Ada yang mengasumsikan Pak Prabowo akan menang satu putaran. Menang 60 persen di Jawa Barat, Banten. Lho.. memangnya lawan-lawannya pada tidur?” kelakarnya.

Menurutnya, bahkan Jokowi sendiri pernah beberapa kali mengalami kalah survei sebelum pemilu. Namun, hasil rekapitulasi suara pasca pemilihan ternyata berkata lain.

“Mau survei bagaimana, saya yakin Ganjar-Mahfud yang menang. Entah satu atau dua putaran,” katanya.

Anggap kesuksesan Jokowi berkat tim di lapangan

Selanjutnya, ia menganggap bahwa Jokowi tidak mampu mengorkestrasikan kekuatan seperti yang banyak disampaikan pengamat politik. Sepanjang perjalanan politik Jokowi, menurut Seno, tim di lapangan berperan sangat penting untuk melakukan mobilisasi.

“Analoginya kalau di Jawa ada hajatan mantennya ya diam saja di acara, sementara panitia hajatannya yang bekerja. Itu ya seperti Pak Jokowi di pemilu-pemilu yang sudah ia menangkan,” paparnya.

Terlepas dari hasil Pemilu 2024 nanti, Seno yakin bahwa PDI Perjuangan merupakan partai yang piawai untuk memainkan peran sebagai pemenang maupun oposisi. Hal ini menurutnya sudah terlihat dari sejarah.

Ketahui kisah selengkapnya di program PutCast Mojok:

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA  Ujian Demokrasi Indonesia: Pilpres 2024 Kontestasinya para Elite

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version