Samin Gagal Daftar Haji, Rp50 juta Uang Tabungannya Hancur Dimakan Rayap

Ilustrasi uang (Mojok.co)

Samin (53) telah berjuang selama dua setengah tahun mengumpulkan uang tabungan untuk bisa naik haji sekeluarga. Namun sayang harapannya pupus setelah uang tabungannya di celengan dimakan oleh rayap.

***

Pagi itu mungkin jadi hari yang kelabu buat Samin. Ia duduk lemas di depan warungnya di pojok gedung SD Loji Wetan, Kelurahan Kedung Lumbu, Kecamatan Pasar Kliwon.

Samin termenung. Pandangannya kosong. Di hadapan Samin terdapat tumpukan uang yang hancur terpotong kecil-kecil karena dimakan rayap. Samin yang berprofesi sebagai penjaga sekolah SD Loji Wetan telah dua setengah tahun mengumpulkan uang tersebut untuk modal naik haji bersama istri dan dua anaknya.

Selasa pagi (14/9/2022)—sebelum tahu uang tabungannya amblas—seperti biasa dirinya bersama sang istri hendak menabung di celengan yang ada di rumah. Namun Samin menyadari ada yang janggal setelah ia memasukkan uang dalam celengan.

Menurut penuturannya, setelah diisi, celengan yang biasanya ditempatkan di rak sebelah tempat tidur itu amblong saat dimasukkan uang. Ketika diangkat, celengan pun terasa lebih ringan dari biasanya. Alangkah kagetnya saat ia bongkar celengan tersebut.

”Saya biasanya kan taruh di bufet. Saat saya mau isi uang kok amblong, rasanya tidak sepenuh biasanya. Ternyata benar, saat saya buka banyak rayap keluar dari sana,” katanya.

uang dimakan rayap mojok.co
Penampakan uang milik Samin yang dimakan rayap. (Novita Rahmawati/Mojok.co)

Firasat buruknya betul-betul kejadian, uang yang awalnya penuh itu sudah menjadi potongan kecil-kecil. Banyak rayap keluar dari celengan hijau berbentuk boneka tersebut. Sementara saat celengan ungu dibuka, masih banyak yang bisa terselamatkan. Meskipun ada bagian yang bolong di beberapa sisi.

Samin kemudian mengeluarkan uang-uang itu untuk dijemur. Sebab bufet tempat dia menaruh uang tersebut memang udaranya cenderung lembab. Sembari ia menata dan mengumpulkan uang-uang yang tersisa dan masih utuh.

Samin pun hanya bisa terduduk menatap nasib buruknya. Selama ini ia mengumpulkan uang itu dengan bekerja sepenuh hati bekerja sebagai penjaga sekolah. Sementara istrinya membuka warung di SD Loji Wetan. Dari sinilah sumber pendapatan keduanya.

”Saya ini kan TKPK (tenaga kontrak perjanjian kerja Pemkot Solo), kadang juga ada diberi tambahan dari guru-guru di sini karena tiap hari saya yang bertugas membuatkan minum. Tiap dikasih uang saya masukkan ke situ, terus seperti itu sampai yang hijau [celengan hijau] penuh. Makanya saya beli [celengan lagi] yang ungu,” ungkapnya.

Dari celengan ungu, banyak uang yang terselamatkan. Saat dihitung, total uang yang ada di celengan ungu mencapai Rp 49.800.000.

”Kalau celengan hijau saya kira sudah lebih [uangnya]. Soalnya sudah benar-benar penuh, dulu sampai nggak bisa diisi lagi. Kalau yang ungu juga sudah penuh, tapi masih agak longgar, jadi masih bisa diisi,” katanya.

Samin ikhlas

Hampir setiap hari Samin menabung sekitar Rp100 ribu. Uang ini adalah hasil dari jualan dan uang tambahan dari para guru. Semuanya ia masukkan dalam celengan yang ada di rumah.

“Tiap hari Rp100 ribu, kalau dikasih bu guru ya semua dimasukkan. Kadang dikasihnya Rp300 ribu sampai Rp400 ribu,” ucapnya.

Rencananya uang tersebut akan digunakan untuk mendaftar haji bersama istri dan kedua anaknya. Uang ini sudah dikumpulkannya selama dua setengah tahun sejak sebelum pandemi Covid-19.

“Sudah dua tahunan saya kumpulkan. Soalnya saya pengen berangkat haji sama anak-anak dan istri. Katanya kalau haji kan mendaftarnya Rp25 juta per orang. Makanya kalau kira-kira saya butuhnya Rp100 juta,” katanya.

Namun dengan adanya kejadian ini, ia mendapat pembelajaran yang sangat berharga. Dengan wajah yang sangat terpukul ia berusaha menguatkan diri dan berikhtiar datang ke Bank Indonesia Kantor Perwakilan (KPw) Solo untuk menukarkan uangnya yang sudah hancur dimakan rayap.

Meskipun ia sadar tidak bisa semua uangnya ditukarkan. Namun ia tetap mencoba untuk menyelamatkan berapapun uang tabungannya yang bisa diselamatkan.

Beberapa jam setelah kejadian, Samin datang ke BI KPw Solo. Ia berusaha untuk menukarkan uangnya. Ia langsung ditemui oleh Kepala BI KPw Solo Nugroho Joko Prastowo. Dalam kesempatan itu, BI sekaligus memberikan edukasi bagi masyarakat agar tidak menabung uangnya di celengan atau metode tradisional lainnya. Sebab banyak risiko yang didapat.

BI Kantor Perwakilan Solo saat menerima uang milik Samin yang dimakan rayap. (Novita Rahmawati/Mojok.co)

”Kalau uangnya rusak bisa diganti, tapi kalau uang palsu atau hilang, BI tidak bisa menggantinya. Kalau punya Pak Samin ini kategorinya hilang, bukan rusak. Sebab ada bagian-bagian yang dimakan rayap,” kata Nugroho Joko Prastowo.

Sesuai dengan ketentuan, BI bisa menukar uang tersebut dengan ketentuan 2/3 bagian uang masih utuh atau 68 persen. Ada alat ukur yang disediakan oleh BI untuk mengganti uang ini.

”Ketentuannya harus 2/3 atau lebih. Supaya menghindari double klaim. Tapi di kasus ini silahkan kalau misalnya ada bagian-bagian yang tidak utuh, bisa ditambahkan. Nggak apa-apa, apalagi ini kasus kerusakan uang dengan nominal terbesar selama ini,” katanya.

Namun untuk penyusunan uang, Samin diminta melakukannya sendiri. Ia pun kemudian diajari oleh petugas dari BI untuk membuat uang-uang yang sudah berbentuk seperti remahan roti ini menjadi utuh atau minimal 2/3 bagian.

Sayangnya Samin sudah sangat terpukul dengan kejadian ini. Apalagi dengan menyusun kembali uang yang sudah tercacah kecil-kecil ini akan sangat sulit. Namun dia berusaha menerima nasib buruknya ini dengan ikhlas.

”Saya terima, lillahi ta’ala. Pembelajaran ke depannya jangan nabung seperti saya. Kalau dapat uang langsung ditabung (di bank). Jangan seperti saya di omplong,” katanya.

Belakangan uang yang bisa ditukar di BI hanya Rp9 juta saja. Sementara uang lainnya tidak bisa tertukar karena potongannya sudah sangat kecil-kecil.

”Diikhlaskan, nggak mungkin nambal satu-satu. Insyaallah Allah bisa mengganti yang lebih baik,” katanya.

Bantuan Gibran

Sementara itu, mengatahui viralnya kejadian ini, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menyatakan siap membantu mengumrahkan penjaga sekolah SDN Lojiwetan Solo. Menurutnya orang yang niatnya baik pasti banyak yang akan bantu.

“Keputusan di bapaknya, kalau belum siap ya silakan. Namun banyak yang mau bantu,” katanya di Solo, Rabu (14/9/2022), dikutip dari Antara.

Samin dan tabungan hajinya. (Novita Rahmawati/Mojok.co)

Meski demikian, Gibran memastikan tidak mengganti dalam bentuk uang. Ia hanya akan membantu memberangkatkan umrah atau haji sesuai dengan tujuannya menabung.

Tenang wae [tenang saja], memberangkatkan umrah lho ya. Ora ngijoli duite [tidak mengganti uangnya]. Yang penting kan mau berangkat to,” katanya.

“Nanti saya juga koordinasi dengan Pak Joko (Kepala BI Surakarta). Duit yang masih bisa terselamatkan berapa juta, tapi biar dihitung Pak Joko sik (dulu).”

Sementara itu, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat agar menabung di bank dan bukan di celengan. Selain mengantisipasi uang rusak juga untuk meminimalisasi risiko keamanan.

“Apalagi kalau jumlahnya sampai ratusan juta,” katanya.

Reporter: Novita Rahmawati
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Wayang Orang Sriwedari: Seni Pertunjukkan Paling Komplit yang Tak Pernah Absen Selama 100 Tahun

 

Exit mobile version