Sebagai anak yang lahir dari keluarga aktivis Muhammadiyah, saya menyambut baik kehadiran Zendo–layanan ojek online berbasis WhatsApp. Layanan ini menawarkan jasa serba bisa dan menjamin penggunanya untuk lebih mudah memesan, cepat, dan nyaman. Namun, setelah mencobanya sendiri saya merasa ada banyak layanan Zendo di Jogja yang masih perlu dievaluasi.
***
Saat mendengar tag line Zendo: Apa Aja. Dimana Aja, jujur respons pertama saya adalah mendukung. Saya berharap layanan ojek online (ojol) yang diinisiasi oleh Serikat Usaha Muhammadiyah (Sumu) itu bisa membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya.
Tak hanya bermanfaat bagi para pekerja, tapi juga berguna untuk para pengguna yang memakai jasa mereka. Sebab melansir dari laman maupun akun media sosial Zendo, ia menjamin pelanggannya untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat.
Mulai dari antar jemput penumpang, jasa membeli dan antar makanan, belanja, antar barang, cleaning service, laundry, pijat, servis laptop dan komputer, pemasangan CCTV dan IT, beli gas dan galon, memperbaiki rumah dan perabot, hingga jasa teman kondangan atau nongkrong juga tersedia di sana.
“Dengan fokus pada kemudahan, kecepatan, dan kenyamanan, kami menyediakan berbagai layanan on-demand yang dapat diakses dengan mudah melalui WhatsApp,” tulis Zendo melalui laman resminya, dikutip pada Rabu (22/1/2025).
Bagi saya yang merupakan perantau dan tinggal di kosan Jogja, jaminan tersebut tampak menarik. Saya merasa terbantu untuk melakukan hal-hal sederhana. Misalnya, membeli gas, galon, laundry atau sekadar mencari teman nongkrong.
Sayangnya, setelah saya coba Zendo Jogja, rasa-rasanya kok tidak begitu cocok bagi saya yang punya kesabaran setipis tisu.
Waktu operasional Zendo yang terbatas
Didorong oleh rasa penasaran yang membuncah ketika mengetahui manfaat dan jaminan dari Zendo, saya langsung mencari informasi soal jasa layanan tersebut. Dari Instagram Zendo Jogja, saya tahu nomor Whatsapp yang bisa dihubungi.
Zendo memang tidak menggunakan aplikasi, melainkan berbasis WhatsApp. Setelah menyimpan nomor WA yang tertera, pengguna dapat mengirim pesan template. Kemudian, admin atau customer service (CS) akan membalas.
“Assalamualaikum, saya ingin pesan layanan Produk Zendo mohon arahannya,” isi pesan saya kepada Zendo pada Minggu, (19/1/2025).
Lalu, saya akan mendapat balasan otomatis berupa jam operasional Zendo yang ternyata hanya buka dari Senin sampai Sabtu pukul 05.30 WIB – 21.00 WIB. Driver juga punya waktu break untuk salat selama 4 kali, sehingga pengguna diharapkan menghindari waktu tersebut.
Saya pun batal memesan jasa antar makanan, sebab mereka tidak menerima permintaan di hari Minggu dan tanggal merah. Karena masih penasaran, saya memutuskan mencobanya di hari biasa.
WhatsApp kurang efektif untuk Zendo
Senin pagi, (20/1/2025) saya mendapat tugas meliput acara menanam 100 pohon langka bersama Sri Sultan Hamengkubuwono X di Nawang Jagad, Kaliurang, Sleman, Jogja. Saat saya cek di peta Google, lokasinya tak jauh dari Gunung Merapi.
Saya yang was-was dengan motor saya, yang kemungkinan mati di tengah jalan menanjak, akhirnya memesan Zendo Jogja. Berharap ia bisa mengantar saya ke lokasi dengan mudah, cepat, dan nyaman–sesuai tag line-nya.
Saya pun mengirim pesan lewat WA ke Zendo pukul 07.23 WIB, sementara agenda saya dimulai pukul 08.30 WIB. Tak perlu waktu lama bagi Zendo untuk membalas pesan saya. Admin meminta saya untuk mengetikkan alamat lengkap beserta G-maps soal posisi penjemputan dan lokasi tujuan saya.
Namun, bagi saya yang suka buru-buru, pemesanan lewat WhatsApp rasanya tak cukup efektif. Saya harus menyalin link di G-maps satu per satu. Saya juga dikejar waktu karena setelah mengirim alamat, admin masih mengecek dulu tarif yang harus saya bayar. Ia pun masih bertanya metode pembayaran yang saya pilih, seperti transfer, tunai, atau QRIS. Barulah mencarikan driver terdekat untuk saya.